UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS
PERTANIAN
JURUSAN
BUDIDAYA PERTANIAN
LABORATORIUM PRODUKSI TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA : BAYU GUSTI SAPUTRA
NIM : 111510501152
GOLONGAN/KELOMPOK : SENIN/3
ANGGOTA : 1. SITI NURHIDAYATI 111510501023
2. BUDI REZQY N 111510501128
3. FAISHAL IRFANDI 111510501147
4. DWI HARTATIK 111510501150 5. ANGGI RAHAYU W 111510501153
6. YULI ARISTA 111510501154
JUDUL ACARA
:
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH PEPAYA
TANGGAL PRAKTIKUM : 19 MARET 2012
TANGGAL PENYERAHAN :
ASISTEN : 1. DEDY
EKO S
2. FRENGKY HERMAWAN
3. MEIDA WULANDARI
4. NOVITA FRIDA SAFATA
5.
HAIKAL WAHONO
6.
IFTITAH FIKA F
7.
AHMAD NUR H G A
8.
AHMAD TAUFIQUL H
9. DIYAH
AYU S
10. FIKA
AYU S
11. HERLINA PUTRI
12. RAAF LUQMAN SYAH
13. KIKI ULFANIAH
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Buah
pepaya adalah buah asli Indonesia yang populer dan banyak digemari banyak
orang. Alasan banyak orang suka dengan buah pepaya adalah buahnya memiliki
daging buah yang lunak dengan warna merah atau kuning yang menarik. Rasanya
manis dan menyegarkan karena mengandung banyak air. Nilai gizi buah ini cukup
tinggi karena mengandung banyak provitamin A dan vitamin C, juga mineral
kalsium. Tanaman pepaya termasuk tanaman dengan tipe pengembangbiakan secara generatif,
yaitu memanfaatkan atau menggunakan biji sebagai alat perkembangbiakannya. Oleh
karena itu dalam praktikum ini akan membahas tentang faktor yang berpengaruh
terhadap perkecambahan benih pepaya.
Pepaya
merupakan spesies tanaman yang budidayanya menggunakan bahan tanam benih, maka
dalam proses awal tumbuhnya bergantung dari perkecambahan benih. Biji atau benih
setelah ditanam pada kondisi lingkungan yang menguntungkan akan berkecambah.
Bila biji dikecambahkan pada media tanam akan muncul bibit. Umumnya struktur
yang pertama yang kemudian di ikuti dengan keluarnya calon pucuk dan alon akar
yang pada pertumbuhan menjadi akar primer dan kemudian tumbuh akar sekunder.
Sementara pucuk atau titik tumbuh tanaman yang tertutup oleh daun, sel-sel
meristem akan membentuk batang muda, daun kecil dan cabang.
Benih
pepaya memiliki perbedaan dengan benih lain, yaitu sewaktu masih berada dalam
buah, kulit benihnya dilapisi oleh zat berwarna keputihan lunak dan agak bening
yang disebut dengan aril. Aril ini mengandung protein kasar dan abu yang
ternyata berpengaruh negatif terhadap perkecambahan benih. Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen
biji yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tanaman baru.
Komponen biji pepaya yang lain
diantaranya seperti
calon akar (radicle), colon daun/batang (plumule) dan sebagainya. Sebelum embrio
memulai aktivitasnya, selalu didahului dengan proses fisiologis hormon dan
enzim. Dengan demikian, ada dua jenis aktivitas di sini, yaitu aktivitas
mor-fologi dan aktivitas kimiawi. Aktivitas morfologi ditandai dengan
pemunculan organ-organ tanaman seperti calon akar dan calon batang Sedangkan aktivitas kimiawi diawali dengan
aktivitas hormon dan enzim yang menyebabkan terjadinya perombakan zat cadangan
makanan didalam biji pepaya seperti karbohidrat, protein, lemak dan sebagainya. Proses kimiawi
berperanan sebagai penyedia energi yang akan digunakan dalam proses morfologi,
dengan demikian kandungan bahan kimia yang terdapat dalam biji merupakan faktor
yang sangat menentukan dalam perkecambahan biji pepaya.
Bagian benih pepaya berupa selubung
yang menutupinya kemungkinan bersifat impermiable atau kedap terhadap air dan
udara yang dibutuhkan untuk perkecambahan. Oleh karena itu praktikum ini akan
menganalisa tentang apakah perkecambahan benih pepaya dipengaruhi oleh kulit
biji atau kemungkinan akibat keterkaitan terhadap kebutuhan cahaya.
1.2 Tujuan
1.
Mahasiswa
mempelajari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkecambahan benih.
2.
Mahasiswa
dapat mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkecambahan benih
pepaya.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Pepaya
merupakan salah satu buah tropika unggulan yang sangat potensial untuk
dikembangkan di Indonesia. Hingga saat benih tetap merupakan bahan utama dalam
perbanyakan pepaya. Pengembangan pepaya memerlukan ketersediaan benih secara
berkesinambungan, sebab peremajaan tanaman selalu diperlukan untuk mendapaykan
produksi yang baik. Selain itu kepentingan komersial, penanganan benih pepaya
juga sangat penting untuk pengelolaan plasma nutfah yang sampai selama ini
lebih banyak dikelola secara in situ, karena daya simpan benih pepaya yang
relatif singkat. Upaya memperpanjang daya simpan benih pepaya merupakan salah
satu permasalahan yang perlu dipecahkan
(Maryati dkk, 2005).
Beberapa peneliti lainnya
mengelompokkan benih pepaya ke dalam tipe intermediet, karena adanya indikasi
stress akibat desikasi pada tingkat kadar air kurang dari 8%. Menurut Wallters
dan Tomwill berpendapat benih pepaya dapat disimpan selama 3-6 tahun, pada
ruang penyimpanan dengan suhu 5ºC RH 40-60% dan KA simpan 9-11%, namun
kehilangan viabilitas pada suhu simpan 0ºC. Berdasarkan hasil penelitian
tentang benih pepaya yang dilakukan sebelumnya terdapat hasil yang menunjukkan ketahanan
benih pepaya terhadap desikasi hingga kadar air 5% tanpa kehilangan viabilitas
(Magill, 2000), buah tersebut adalah genotipe IPB 1 untuk mewakili buah
tipekecil dengan ukuran buah dibawah 1 kg. Diharapkan genotipe ini diperoleh
informasi awal tentang perbedaan sifatbenih dalam penyimpanan yang mungkin
terdapat antar tipe buah pepaya (Wulandari,2000).
Pepaya
yang diperbanyak dengan biji biasanya biji yang digunakan adalah biji yang
berwarna hitam dan biji yang putih dibuang karena bersifat abortus, yakni tidak
mempunyai embrio dan mati sejak buah pentil. Untuk menghasikan tanaman pepaya
yang sempurna sebanyak-banyaknya maka biji yang akan dibiakan diambil dari
bagian ujung buah pepaya yang telah matang pohon
(Sunarjono, 2000).
Ada
beberapa faktor internal yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain:
tingkat kematangan benih, ukuran benih, berat benih, kondisi persediaan makanan
dalam benih, ketidak mampuan embrio, daya tembus air dan oksigen terhadap kulit
biji. Disamping faktor internal, faktor eksternal seperti suhu, air, oksigen
dan cahaya juga mempengaruhi perkecambahan benih. Perkecambahan benih tidak dapat
terjadi jika benih tidak dapat menyerap air dari lingkungan (Ardian,2008).
Senyawa-senyawa
fenolik yang terdapat pada pelapis benih (testa) berperan sebagai penghambat
difusi air dan oksigen sehingga tidak tersedia untuk metabolisme embrio. Proses
difusi yang terhambat menyebabkan metabolisme embrio menjadi terganggu dalam
pertumbuhan radikel dan hipokotil. Pelapis biji yang meliputi testa menyebabkan
resistensi mekani terhadap pertumbuhan radikal dan hipokotil. Dengan
terhambatnya proses difusi maka aktivitas enzim-enzim juga akan tehambat dalam
proses metabolisme didalam benih, sehingga penguraian bahan-bahan yang digunakn
tumbuh benih yang berasal dari endosperma menjadi kurang tersedia dan kurang
aktif sehingga pembesaran sel dan perpanjangan sel menjadi terhambat (Ardian,2008).
Menjaga kelangsungan pertumbuhan kecambah setelah redikel tumbuh menembus
kulit benih diperlukan mobilasi bahan makan yang tersimpan didalam kotiledon
menuju titik tumbuh. Tanaman muda dalam pertumbuhannya tergantung pada cadangan
makanan dalam benih (Ardian,2008).
Untuk berkecambah, benih pepaya memer1ukan cahaya. Kebutuhan cahaya
ini dapat diberikan sebe1um benih ditanam, me1a1ui penjemuran. pengeringan
benih dengan oven 40°C tidak mendorong perkecambahan benih da1am kondisi ge1ap.
Penyerapan air pada kondisi ge1ap sama dengan pada kondisi terang. Ini
menunjukkan bahwa tidak berkecambahnya benih pada kondisi ge1ap bukan
disebabkan impermeabi1itas kulit benih (Suwarno,2004).
Perkecambahan
benih dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari benih itu sendiri
maupun faktor 1ingkungan. Ari1 benih pepaya yang mengandung protein kasar,
serat kasar dan abu ternyata berpengaruh negatif terhadap perkecambahan benih tersebut.
Pembuangan aril dapat menghasilkan perkecambahan yang lebih cepat dan lebih
serempak.Oleh
karena itu dianjurkan agar benih pepaya yang akan ditanam dibuang arilnya,
dicuci dan dikeringkan. Ari1 benih pepaya ternyata tidak hanya menghambat
perkecambahan benih pepaya saja, tetapi juga menghambat perkecambahan benih
1ainnya, di antaranya yaitu slada, lobak, tomat dan worte1 (Suwarno,2004).
Penelitian mengenai kulit benih pepaya yang banyak di1akukan
se1ama ini, hanya ditujukan terhadap arilnya (sarco testa), dan be1um ada yang
mencoba mempe1ajari pengaruh kulit benih bagian da1am yang disebut endotesta.
Perkecambahan benih pepaya ternyata juga dipengaruhi cahaya dan suhu. (Suwarno,2004)
mengatakan bahwa benih pepaya memerlukan cahaya untuk berkecambah. Di Sanping
itu peneliti lain menyarankan agar penan aman benih pepaya dilakukan pada tempat
yang terkena cahaya matahari. pengaruh cahaya tersebut ternyata berhubungan
dengan suhu (Suwarno,2004).
Pengaruh
sterilitas media terhadap daya berkecambah benih tidak nyata. Meskipun
demikian, terlihat bahwa benih yang dikupas kulitnya, baik sebagian maupun
seluruhnya
menunjukkan daya berkecambah yang cenderung lebih tinggi pada media steril bila
dibandingkan dengan pada media yang tidak steril. Ini dapat disebabkan oleh
microorganisme yang menyerang langsung bagian dalam benih yang telah terbuka akibat
pengupasan kulit benihnya (Suwarno,2004).
Tanaman pepaya (Carica
papaya L.) termasuk dalam famili Caricaceae, diduga berasal dari kawasan
sekitar Meksiko dan Costa Rica, Amerika Tengah. Buah pepaya memiliki nilai gizi
dengan kandungan fosfor, kalium, vitamin A dan C yang tinggi, serta lemak yang
rendah. Selain dikonsumsi sebagai buah segar, pepaya juga dapat diolah menjadi
saus, selai, manisan buah dan produk turunan yang memanfaatkan khasiat dari
enzim pemecah protein atau enzim proteolitik yang disebut papain. Papain
umumnya digunakan dalam industri makanan dan minuman, farmasi, tekstil, kosmetik
dan penyamak (Kalie, 2005).
Buah
pepaya yang akan diambil bijinya untuk bakal benih harus memenuhi persyaratan
yaitu: berasal dari jenis atau varietas unggul, buahnya matang dipohon, dan
bebas dari serangan hama ataupun akibat pemeraman, tidak dianjurkan untuk
diambil bijinya sebagai benih karena akan menghasilkan turunan yang kurang baik
(Rukmana, 2003).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
perkecambahan benih pepaya diantaranya ialah cahaya, suhu, ketersediaan air dan
angin. Cahaya matahari bagi pepaya merupakan suatu energi kehidupan. Dengan
adanya cahaya matahari akan berlangsung proses fotosintesis yang menghasilkan
karbohirat sebagai energi kehidupan. Tanaman buah-buahan, termasuk pepaya yang
mendapat sinar matahari dalam jumlah banyak akan lebih cepat tumbuhnya. Faktor
lainnya yaitu suhu. Suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman pepaya berkisar
anara 22°-26°C, suhu minimum 15°C dan suhu maksimum 43°C. Perkecambahan biji
pepaya akan berlangsung cepat bula suhu siang hari 35°C dan malam hari 26°C.
Biji akan berkecambah dan tumbuh setelah 12-14 hari (Sadjad,2001).
BAB
3. METODOLOGI
3.1
Tempat dan Waktu
Praktikum pembiakan tanama 1 dengan judul acara Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Perkecambahan Benih Pepaya yang dilakukan di
laboratorium produksi tanaman
Fakultas Pertanian Universitas Jember pada hari kamis jam 14:00 WIB tanggal 19 Maret 2012.
3.2
Bahan dan Alat
3.2.1
Bahan
1. Buah pepaya yang telah masak
2. Abu dapur
3. Subrat kertas merang
4. Kapas gulung
5. Kertas karbon
3 lembar
3.2.2
Alat
1. Alat pengecambah
2. Pinset
3. Cawan petri
3.3
Metode Pelaksanaan
1. Mempersiapkan benih pepaya yang diambil dari
bagian tengan buah pepaya (lebih kurang ⅓ bagian).
2. Membuang air dari benih pepaya dengan abu dapur,
kemudian dicuci bersih dan ditiriskan.
3. Membuat Perlakuan benih pepaya sebagai berikut :
a. Benih tidak dikupas kulitnya/endotestanya.
b. Benih kulitnya dikupas sebagian.
c. Benih kulitnya dikupas seluruhnya.
Setelah itu benih
dikering-anginkan sampai kering atau dikeringkan dengan sinar matahari selama 1
hari, kemudian dikecambahkan pada kondisi terang dan gelap.
4. Membuat media perkecambahan dengan substrat kertas
merang yang dilapisi kapas dalam cawan petri sebanyak enam kombinasi perlakuan
dalam dua ulangan.
5. Menanam benih pepaya yang telah diperlakukan dalam
substrat yang terlebih dahulu dibasahi dengan air, masing-masing sebanyak 25
butir.
6. Melakukan perkecambahan benih dengan kondisi gelap
dan terang. Untuk kondisi gelap cawan petri ditutup kertas karbon hitam,
sedangkan kondisi terang pertridis tanpa tutup, kemudian masing-masing
perlakuan letakkan pada alat pengecambahan.
7. Menjaga kelembapan substrat perkecambahan dengan
memberikan air secukupnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ardian. 2008. Pengaruh Perlakuan
Suhu dan Waktu Pemanasan Benih terhadap Perkecambahan Kopi Arabika. Jurnal Akta Agrosia. Vol.11(1):25-23.
Kalie, M. B. 2005. Bertanam Pepaya. Jakarta. Penebar Swadaya.
Rukmana, R.2003. Pepaya Budidaya dan
Pasca panen. Kanisius. Yogyakarta
Sadjad, S. 2001. Dari Benih Kepada Benih. Gramedia.
Jakarta.
Sari, Maryati dkk. 2005. Pengaruh
Sarcotesta Dan Pengeringan Benih Serta Perlakuan Pendahuluan Terhadap
Viabilitas Dan Dormansi Benih Pepaya (Carica
papaya). Jurnal Buletin Agronomi.
Vol.33 (2): 23-30.
Sunarjono, H. H. 2000. Prospek
Berkebun Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suwarno, Faiza. 2004. Pengaruh Cahaya dan Perlakuan
Benih Terhadap Perkecambahan Benih Pepaya (Carica papaya L.). Jurnal Buletin Agronomi. Vol.15
(3):49-60.
Wulandari,Rika dkk. 2000.
Pengujian Sifat Benih Pepaya (Carica
papaya L.) dengan Penyimpanan Temperatur Dingin. Jurnal Agronomi dan Hortikultura. Vol.1(5):1-6.
No Response to "(TP) FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH PEPAYA"
Posting Komentar