LAPORAN
ISOLASI
JAMUR DAN BAKTERI DARI DALAM TANAH
DISUSUN OLEH
Bayu
Gusti Saputra (111510501152)
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2012
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Isolasi
bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu
dari lingkungan sehingga diperoleh kultur atau biakan murni. Ada beberapa cara
umum yang dapat dilakukan dengan cara goresan (steak plate), cara taburan atau
tuang (pour plate), serta mikromanipulator (the micromanipulator methods). Secara
alami, bakteri di alam ditemukan dalam populasi campuran. Hanya dalam keadaan
tertentu saja populasi ini ditemukan dalam dalam keadaan murni . Untuk dapat
mempelajari sifat biakan, morfologi, dan analisis lain, maka organisme yang
akan diteliti harus dapat dipisahkan. Ini berarti bahwa harus ada biakan murni
yang hanya mengandung satu jenis bakteri. Latar belakang
diadakannya percobaan isolasi ini adalah untuk memelihara suatu mikroorganisme
yaitu bakteri dan jamur media yang ada serta membedakan bahwa setiap
mikroorganisme memiliki peranan yang berbeda dalam kehidupan, baik yang
merugikan maupun yang menguntungkan..Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki
kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan dan tidak memerlukan tempat
yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan yang dilakukan dalam percobaan
ini, dan tingkat pembiakannya relatif cepat saat inkubasi.
Media berfungsi untuk
menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat
fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya
harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi
pada media. Pada praktikum ini, media yang digunakan untuk mengisolasi jamur
dan bakteri tidak sama. Media yang digunakan untuk mengisolasi jamur adalah
medium PDA dan media yang digunakan untuk mengisolasi bakteri adalah media NA. Dalam
melakukan pengamatan bakteri dan jamur dalam tanah, dapat dilakukan di dalam
laboratorium. Prinsip dasar dari teknik isolasi ini adalah untuk memisahkan
mikrobia untuk mendapatkan biakan murni yang akan diamati. Dalam praktikum ini,
medium tumbuh jamur dan bakteri yang digunakan adalah medium PDA (Potato
Dextros Agar) dan medium NA (Nutien Agar). Medium PDA biasanya digunakan untuk
mengisolasi jamur dan NA biasanya digunakan untuk mengisolasi bakteri.
Prinsip pada metode isolasi jamur dan bakteri hampir sama,
yaitu pengenceran yang dilakukan pada praktikum ini adalah pengenceran 103.
Hal tersebut bertujuan untuk memperoleh suspensi jenis mikroorganisme spesies
tertentu dan dalam jumlah koloni yang cukup. Oleh karena itu, pentingnya
praktikum pada kegiatan kali ini dimaksudkan agar praktikan dapat memahami
pemurnian mikrobia dalam kehidupan yang lebih kompleks.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui dan
mempelajari isolasi bakteri dan jamur yang dapat menimbulkan penyakit.
BAB 2. TINJUAN PUSTAKA
Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau
memindahkan mikroba tertentudari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni
atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal
dari pembelahan dari satu sel tunggal. Isolasi dapat dilakukan dengan dua
metode yaitu metode cawan tuang dan metode cawan gores. Isolasi adalah cara
untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentudari lingkungannya, sehingga
diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang
sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Ada berbagai
cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni yaitu, cara pengenceran, cara
penuangan, cara penggesekan atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan
1 sel, dan cara inokulasi pada hewan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan (Waluyo, 2007).
Delapan bakteri yang telah
diuji dan dipilih untuk dilakukan karakterisasi pertumbuhannya dengan
membandingkan kecepatan pertumbuhan bakteri tersebut pada media ekstrak tanah
yang mengandung sikloheksimid dengan media NA. Waktu yang dibutuhkan untuk
tumbuh pada kedua media berbeda, pada media ekstrak tanah membutuhkan waktu dua
hari, sedangkan pada media NA hanya 1 hari, hal ini karena media NA adalah
media yang kaya nutrisi, sedangkan media ekstrak tanah media yang selektif
untuk pertumbuhannya. Isolat bakteri yang diduga dan diharapkan tumbuh pada
media ekstrak tanah ini adalah Actinomycetes yaitu kelompok bakteri bakteri
Gram-positif yang memiliki kandungan tinggi G+C. Umumnya bakteri ini dibagi dua
kelompok yaitu kelompok Streptomyces dan non strepmyces atau actonomycetes.
Bakteri kelompok ini umum dan berlimpah di alam seperti bahan-bahan organic.
Actinomycetes juga penting sebagai sumber bakteri penghasil antibiotika
(Panagan,2011).
Beberapa
cara umum yang dapat dilakukan untuk mengisolasi mikroba antara lain untuk
mengisolasi bakteri dapat dilakukan dengan cara goresan (streak plate), cara
taburan atau tuang (pour palte), cara sebar (spread plate), cara pengenceran
(dilution method), serta manipulator (the micro manipulator method). Metode
pengenceranbertujuan untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang
tersuspensi dalam cairan, dengan cara melakukan pengenceran bertingkat terhadap
sampel air.Sedangkan metode tuang adalah suatu metode yang dilakukan dengan
caramemasukkan sampel yang telah diencerkan terlebih dahulu ke dalam cawan
petri, dan dituangi dengan medium (Lay W, 1992).
Kesuburan tanah dapat
diprediksi dari jumlah populasi mikroba yang hidup di dalamnya. Tingginya
jumlah mikroba merupakan pertanda tingginya tingkat kesuburan tanah, karena
mikroba berfungsi sebagai perombak senyawa organik menjadi nutrien yang
tersedia bagi tanaman dan di dalam tanah terkandung cukup bahan organik dan
senyawa lainnya untuk pertumbuhan mikroba. Kelembaban tanah berpengaruh pada
aerasi, suhu dan reaksi di dalam tanah, namun masih sedikit peneliti yang
mempertimbangkan secara akurat perilaku mikroba tanah terhadap setiap faktor lingkungan
tanah (Purwaningsih,2005).
Mikroorganisme
dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, suubstrat yang berupa bahan
pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri,
khamir, dan sebagainya. Populasi dari mikrobia yang ada di linkungan ini
sangatlah beraneka ragam sehinga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap
penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal
ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk
menngisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten
terhadap suatu antibiotik. Atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk
bioremediasi holokarbon (Ferdiaz, 1992).
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah,
menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam
proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk
menghindari kontaminasi pada media. Nutrien agar adalah medium umum untuk uji
air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari
mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof.
Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan
agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur
bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa
stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi
organisme dalam kultur murni dengan cara disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C
selama 15 menit (Fathir et al., 2009).
Banyaknya isolat Streptomyces yang ditemukan dalam tanah karena genus ini mampu
tumbuh lebih cepat dan jumlah jenis yang tinggi. Sampai saat ini sudah
ditemukan sekitar 500 jenis Streptomyces
dari seluruh dunia. Disamping itu streptomices tersebar di semua tipe
habitat terutama tanah. Genus ini memiliki rantai spora pada hifa aerial dan
memiliki miselium yang lengkap. Kelimpahan miselium yang tinggi dan rantai
sporanya panjang. Spora tersusun dalam bentuk kumparan yang menggulung atau
berpilin. Ada juga yang berbentuk untaian panjang melengkung. Rantai spora Streptomyces sangat jelas terlihat
pada pengamatan mikroskopik, karena memiliki bentuk yang khas. Hifa vegetatif
memproduksi miselium bercabang sangat banyak dan jarang yang berfragmen dengan
diameter 0,5 – 2 um. Miselium aereal saat dewasa membentuk rantai spora
berjumlah tiga atau lebih dan memiliki spora nonmotil (Nurkanto, 2007).
Isolasi jamur menggunakan
medium PDA (Potato Dextrose Agar) yang dibuat sendiri. Sebanyak 200 g
kentang yang telah dikupas dan dibersihkan kemudian diiris tipis-tipis. Kentang
direbus selama 15-20 menit dengan aquades secukupnya, kemudian disaring dengan
kain. Filtrat yang dihasilkan kemudian ditambahkan 20 g dekstrosa dan volumenya
dijadikan satu liter. Medium padat dibuat dengan menambahkan 20 g agar. Medium
disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 1200C dan tekanan 15 psi selama 15 menit
(Saryono et al.,2002)
BAB
3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Teknik Media
Tanam dengan acara Isolasi Jamur dan bakteri dari dalam tanah dilaksanakan pada
hari kamis, 21 April 2012 pada pukul 14.00 WIB sampai dengan selesai di
Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas
Jember.
3.2
Alat dan Bahan
3.2.1
Alat
1. Tabung reaksi
2. Cawan petri
3. Jarum ose
4. Pipet
5. Vortex
6. Laminary air flow
7. Lampu Bunsen
8. Hand counter
9. Colony counter
3.2.2
Bahan
1. Sampel tanah
2. Air steril
3. Medium PDA dan NA
4. Alkohol 95 %
3.3
Cara Kerja
1. Menimbang 1 gram tanah dan memasukkan ke dalam
erlenmeyer berisi 100 ml air steril kemudain menggojog sampai terbentuk
suspensi yang homogen. Selanjutnya mendiamkan dan mengambil 1 ml bagian yang
jernih dan memasukkan ke dalam tabung reaksi berisi 9 ml air steril. Melakukan
hal tersebut berulang – ulang sampai pengenceran 103.
2. Untuk mengisolasi jamur, pada pengenceran 103
(1:1000) mengambil 100 µml dan menuang ke dalam cawan petri steril yang telah
berisi asam asetat tiga tetes. Selanjutnya medium PDA dengan suhu 45 – 500C
menuagkannya ke dalam cawan petri tersebut.
3. Untuk mengisolasi bakteri pada pengenceran 103
(1:1000) mengambil 100 µml dan menuang ke dalam cawan petri steril yang telah
berisi asam asetat tiga tetes. Selanjutnya medium NA dengan suhu 45 – 500C
menuagkannya ke dalam cawan petri tersebut.
4.
Menggoyang – goyangkan cawan petri dengan harapan agar tercampur rata dan
menginkubasikan pada suhu ruang selama 24 jam untuk bakteri dan untuk jamur
selama 24 – 96 jam.
5.
Melakukan pengamatan dan menghitung jumlah koloni yang tumbuh dengan colony
counter.
BAB
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Berdasarkan
praktikum acara Isolasi Jamur dan Bakteri dari Dalam Tanah, maka diperoleh
tabel data golongan sebagai berikut.
No
|
Media
|
Bakteri
|
Jamur
|
|||
Hari ke-1
|
Hari ke-2
|
Hari ke-2
|
Hari ke-4
|
Hari ke-6
|
||
1
|
KNO
|
2701
|
2257
|
1
|
1
|
1
|
2
|
SNO
|
908
|
859
|
187
|
176
|
153
|
3
|
BNO
|
480
|
474
|
5
|
10
|
13
|
4
|
Kcng Tanah
|
461
|
330
|
0
|
1
|
1
|
4.2
Pembahasan
Isolasi suatu mikrobia
adalah memisahkan mikrobia dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam
medium. Pada praktikum kali ini teknik isolasi dilakukan pada isolasi jamur dan
bakteri. Bakteri dan jamur pada media tanah ada yang menjadi pathogen untuk
tanaman maka dari itu dilakukan pengisolasian agar dapat dengan udah elakukan
identifikasi dan mengetahui spesies bakteri atau jamur yang dapat menjadi
pathogen.
Jamur dan bakteri
merupakan mikroorganisme yang memeiliki peranan penting bagi keberlangsungan
hidup tanaman. Jenis jamur dan bakteri sangat bervariasi, tergantung pada
kondisi tanah dan ketersediaan sumber makanan. Jamur merupakan jenis
mikroorganisme yang sering bersimbiosis dengan tanaman. contoh dari jamur yang
bersimbiosis dengan akar tanaman inang adalah jamur mikoriza. Biasanya dalam
hubungan simbiosis ini dapat memberikan keuntungan khusus bagi kedua organisme
yang melakukan. Bagi tanaman inang, mereka mendapatkan asupan air dan unsur
hara yang lebih banyak dari pada asupan yang diberikan oleh bulu akar biasa.
Dan bagi cendawan yang bersimbiosis, mereka mendapatkan sumber makanan dari
tanaman inang tersebut. Tetapi tidak semua jamur menguntungkan bagi tanaman
tapi ada juga yang merugikan tanaman. Bakteri dalam tanah terdapat dalam dua
jenis yaitu bakteri aerob dan bakteri anaerob. Bakteri aerob merupakan bakteri
yang banyak ditemui di permukaan tanah. Bakteri ini hidup dengan menggunakan
oksigen. Dan bakteri anaerob merupakan bakteri yang dominan didalam tanah dan
tidak membutuhkan oksigen.
Pada saat isolasi
mikrobia perlu dilakukan inokulasi mikrobia. Sebelum dan sesudah
menginokulasikan mikrobia jarum ose yang digunakan harus dipanaskan terlebih
dahulu. Hal ini bertujuan agar jarum ose yang digunakan bersifat steril dan
bebas dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. Sedangkan pada cawan petri,
setelah sampel dimasukan kedalam cawan petri setiap membuka dan menutup cawan
petri harus terlebih dahulu dipanaskan untuk meminimalkan terkontaminasinya
sampel. Wadah media yang menggunakan cawan petri, pada saat inkubasi mikrobia
pada cawan petri selalu dalam posisi terbalik. Hal ini dimaksudkan untuk
mencegah mikrobia terkena uap air yang dihasilkan pada saat inkubasi. Sehingga
kualitas mikroba tidak rusak atau mengalami gangguan.
Pengamatan bakteri itu dapat kita
lakukan secara individual, satu per satu, maupun secara kelompok dalam bentuk
koloni bakteri. Besar kecilnya koloni, mengkilat tidaknya, halus kasarnya
permukaan, dan warna koloni merupakan sifat-sifat yang diperlukan dalam
menentukan identifikasi spesies. Warna bakteri baru tampak jelas, jika bakteri
itu diamati dalam kelompok atau koloni. Kebanyakan bakteri mempunyai warna yang
keputih-putihan, kelabu, kekuning-kuningan, atau hampir bening, akan tetapi ada
juga beberapa spesies yang mempunyai pigmen warna yang lebih tegas. Sedangkan
jamur memiliki warna lebih gelap deibandingkan bakteri.
Pada praktikum kali
ini, sample tanah yang akan diamati untuk menghitung banyak koloni jamur dan
bakteri adalah pada semple tanah KNO (tanah saja), sample tanah SNO
(tanah+sekam), sample tanah BNO (tanah+bahan organik) dan sample tanah yang
terakhir adalah tanah sawah atau tanah tanaman kaang tanah. Setalah melakukan
inkubasi terhadap biakan murni jamur dan bakteri tersebut selama waktu yang
ditentukan. Maka didapatkan hasil sebagai berikut, koloni bakteri selama 1 hari
pada masing-masing media yaitu KNO terdapat 2701 koloni, pada SNO terdapat 908
koloni, pada BNO terdapat 480 koloni, dan pada tanah kaang tanah terdapat 461
koloni. Sedangkan pada hari pertama tidak dilakukan pengamatan terhadap koloni
jamur.
Pada hari ke-2 pada masing-masing media yaitu KNO
terdapat 2257 koloni bakteri, pada SNO terdapat 859 koloni bakteri, pada BNO
terdapat 474 koloni bakteri, dan pada tanah kacang tanah terdapat 330 koloni.
Pengamatan terhadap koloni bakteri hanya hari pertama dan ke-2, sedangkan
pengamatan koloni jamur masih terus dilakukan hingga hari ke-6. Dari hasil
diatas dapat diketahui bahwa pada komposisi sample tanah tersebut, media yang
paling banyak ditumbuhi dengan bakteri adalah media KNO. Hal ini dikarenakan
KNO merupakan media yang terdiri dari beberapa macam substrat yang didalamnya
banyak terkandung mikroorganisme dan bakteri tanah. Sehingga pada pengamatan
ini sample tanah KNO memiliki jumlah koloni terbanyak jika dibandingkan dengan
semple lainnya.
Pengamatan isolasi
jamur dilakukan pada hari ke-2, 4, dan 6 didapatkan koloni jamur setelah dilakukan
perhitungan menggunakan koloni counter. Pada pengamatan hari ke-2 diperoleh
jumlah koloni KNO terdapat 1 koloni, pada SNO terdapat 187 koloni, BNO terdapat
5 koloni, dan pada tanah kacang tanah masih belum terlihat jumlah koloni jamur yang
tumbuh. Pada hari ke 4 masing-masing media yaitu KNO terdapat 1 koloni, pada
SNO terdapat 176 koloni, pada BNO terdapat 10 koloni, sedangkan pada tanah
kacang tanah terlihat 1 koloni jamur. Pada hari ke 6 didapat data masing-masing
media yaitu KNO terdapat 1 koloni, SNO terdapat 153 koloni, BNO terdapat 13
koloni, dan tanah kacang tanah tetap terdapat 1 koloni.
Berdasarkan data tersebut maka dapat
diketahui, rata-rata jumlah koloni dari seluruh data pengamatan baik jamur dan
bakteri pada masing-masing media. Rata-rata media KNO terdapat 2479 koloni
bakteri dan 1 koloni jamur, pada SNO terdapat 883 koloni bakteri dan 172 koloni
jamur. Pada media BNO terdapat 477 koloni bakteri dan 9,3 koloni jamur.
Sedangkan pada tanah kacang tanah 395,5 koloni bakteri dan terdapat rata-rata koloni
jamur pada media kacang tanah kurang dari satu koloni jamur, karena koloni
jamur terbentuk pada pengamatan hari ke-2. Apabila data menunjukkan jumlah
koloni jamur dan bakteri berkurang dikarenakan koloni-koloni tersebut bergabung
dan membentuk struktur secara bertahap, tetapi terdapat pula peningkatan jumlah
koloni, hal tersebut dapat diartikan bahwa mulai tumbuhnya koloni baru yang
membutuhkan waktu tertentu dan berbeda dengan koloni lain. Pada pengamatan
biakan jamur ini dapat diketahui bahwa media tanah yang mengandung paling
banyak koloni bakteri adalah pada media
KNO. Hal ini dapat disebabkan dari keanekaragaman mikroorganisme dalam media
tanah saja (KNO) lebih banyak dibanding media lain. Sedangkan media yang paling
banyak ditumbuhi koloni jamur adalah media adalah media SNO, hal ini dapat
disebabkan komposisi media SNO adalah sekam dan tanah, pada media tersebut
sebelumnya telah mengandung banyak mikroorganisme khusunya jamur.
Apabila dibandingkan
antara pertumbuhan koloni jamur dan bakteri dalam tanah dapat diketahui bahwa
pertumbuhan bakteri dalam tanah lebih cepat jika dibandingkan dengan jamur. Hal
tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan. Untuk lebih jelasnya
berikut grafik dari jumlah koloni jamur dan baketri berdasarkan hasil
pengamatan
Grafik
1. Data rata-rata pertumbuhan isolasi jamur dan bakteri.
Berdasarkan data
tersebut media yang dapat menumbuhkan paling banyak koloni bakteri adalah media
KNO seperti yang telah dijelaskan diatas, tetapi pada media KNO koloni jamur
yang terbentuk sangat sedikit. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa media
KNO lebih sesuai dengan pertumbuhan mikroorganisme, khususnya bakteri-bakteri.
Komposisi media KNO sendiri berbahan utama tanah top soil, telah diketahui
bahwa tanah top soil merupakan lapisan tanah yang paling banyak mengandung
unsur hara dan diantaranya pula pasti banyak mikrorganisme yang tinggal dilapisan
tanah top soil. Oleh karena itu ditemukan kurang lebih 2500 koloni bakteri
didalam media KNO.
Di dalam
suatu koloni bakteri dan jamur, tidak semua sel mampu bertahan hidup terus.
Sehingga jika jumlah koloni bertambah atau justru mengalami penurunan, hal
tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Kondisi
lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan reproduksi
bakteri, disamping itu kondisi lingkungan juga dapat membuat bakteri dan
mikroorganisme lain tidak dapat bertahan hidup. Faktor-faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembapan,
dan cahaya.
Selain faktor lingkungan, pada praktikum ini faktor sterilisasi juga sangat
diperhatikan, karena media yang digunakan untuk tumbuh bakteri dan jamur harus
steril dari mikroorganisme yang dapat
merusak media tersebut. Dalam penanaman eksplan kedalam media memerlukan tempat atau ruang yang steril dan
bebas mikroorganisme, oleh karena itu tahap in dilakukan diruangan aseptik
didalam Laminar Air Flow.
BAB
5. PENUTUP
Berdasarkan
praktikum acara Isolasi Jamur Dan
Bakteri Dari Dalam Tanah dapat diperoleh beberapa kesimpulan diantaranya
1.
Mikroorganisme banyak tersebar
diberbagai tempat dan salah satunya adalah di tanah. Mikroorganisme tersebut
dapat diidentifikasi jenis, jumlah koloni spesies dan sifat-sifatnya dengan
melakukan isolasi.
2.
Media yang digunakna untuk mengisolasi
bakteri dan jamur tidak sama, bakteri harus diisolasi pada media NA sedangkan
jamur diisolasi pada media PDA.
3.
Sampel Media tanah (KNO) mengandung
lebih banyak mikroorganisme khususnya bakteri dibandingkan jumlah bakteri dalam
media lain. Hal tersebut membuktikan bahwa didalam tanah terdapat banyak sekali
kehidupan baik bakteri, jamur dan mikroorgansme lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Fardiaz,
Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. PAU Pangan dan Gizi. Institut Pertanian
Bogor.
Fathir,
dkk. 2009. Mikrobiologi Dasar.
Jakarta: Erlangga.
Lay,
W. 1992. Mikrobiologi . Jakarta : Rajawali Pers.
Nurkanto, Arif. 2007. Identifikasi Aktinomisetes Tanah Hutan Pasca
Kebakaran Bukit Bangkirai Kalimantan Timur Dan Potensinya Sebagai Pendegradasi
Selulosa Dan Pelarut Fosfat. Jurnal
Biodiversitas. Vol.8(4):314-319.
Panagan, Almundy. 2011. Isolasi Mikroba Penghasil Antibiotika dari Tanah
Kampus Unsri Indralaya Menggunakan Media Ekstrak Tanah. Jurnal Penelitian Sains. Vol.14(3).27-30.
Purwaningsih,
Sri. 2005. Isolasi, Enumerasi, dan
Karakterisasi Bakteri Rhizobium dari Tanah Kebun Biologi Wamena, Papua. Jurnal Biodiversitas.Vol.6(2)82-84.
Saryono, dkk. 2002. Isolasi Dan Karakterisasi
Jamur Penghasil Inulinase Yang Tumbuh Pada Umbi Dahlia (Dahlia Variabilis).
Jurnal Natur Indonesia.Vol.4(2):171-177.
Waluyo, L. 2007.
Mikrobiologi Umum . Malang : UMM Press.
No Response to "ISOLASI JAMUR DAN BAKTERI DARI DALAM TANAH"
Posting Komentar