Featured Products

Vestibulum urna ipsum

product

Price: $180

Detail | Add to cart

Aliquam sollicitudin

product

Price: $240

Detail | Add to cart

Pellentesque habitant

product

Price: $120

Detail | Add to cart

ISOLASI JAMUR DAN BAKTERI DARI DALAM TANAH









LAPORAN
ISOLASI JAMUR DAN BAKTERI DARI DALAM TANAH


                DISUSUN OLEH
                    Bayu Gusti Saputra              (111510501152)






JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012



BAB 1. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur atau biakan murni. Ada beberapa cara umum yang dapat dilakukan dengan cara goresan (steak plate), cara taburan atau tuang (pour plate), serta mikromanipulator (the micromanipulator methods). Secara alami, bakteri di alam ditemukan dalam populasi campuran. Hanya dalam keadaan tertentu saja populasi ini ditemukan dalam dalam keadaan murni . Untuk dapat mempelajari sifat biakan, morfologi, dan analisis lain, maka organisme yang akan diteliti harus dapat dipisahkan. Ini berarti bahwa harus ada biakan murni yang hanya mengandung satu jenis bakteri. Latar belakang diadakannya percobaan isolasi ini adalah untuk memelihara suatu mikroorganisme yaitu bakteri dan jamur media yang ada serta membedakan bahwa setiap mikroorganisme memiliki peranan yang berbeda dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan..Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan dan tidak memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan yang dilakukan dalam percobaan ini, dan tingkat pembiakannya relatif cepat saat inkubasi.
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Pada praktikum ini, media yang digunakan untuk mengisolasi jamur dan bakteri tidak sama. Media yang digunakan untuk mengisolasi jamur adalah medium PDA dan media yang digunakan untuk mengisolasi bakteri adalah media NA. Dalam melakukan pengamatan bakteri dan jamur dalam tanah, dapat dilakukan di dalam laboratorium. Prinsip dasar dari teknik isolasi ini adalah untuk memisahkan mikrobia untuk mendapatkan biakan murni yang akan diamati. Dalam praktikum ini, medium tumbuh jamur dan bakteri yang digunakan adalah medium PDA (Potato Dextros Agar) dan medium NA (Nutien Agar). Medium PDA biasanya digunakan untuk mengisolasi jamur dan NA biasanya digunakan untuk mengisolasi bakteri.
Prinsip pada metode isolasi jamur dan bakteri hampir sama, yaitu pengenceran yang dilakukan pada praktikum ini adalah pengenceran 103. Hal tersebut bertujuan untuk memperoleh suspensi jenis mikroorganisme spesies tertentu dan dalam jumlah koloni yang cukup. Oleh karena itu, pentingnya praktikum pada kegiatan kali ini dimaksudkan agar praktikan dapat memahami pemurnian mikrobia dalam kehidupan yang lebih kompleks.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui dan mempelajari isolasi bakteri dan jamur yang dapat menimbulkan penyakit.
















BAB 2. TINJUAN PUSTAKA
Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentudari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Isolasi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode cawan tuang dan metode cawan gores. Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentudari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni yaitu, cara pengenceran, cara penuangan, cara penggesekan atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan (Waluyo, 2007).
Delapan bakteri yang telah diuji dan dipilih untuk dilakukan karakterisasi pertumbuhannya dengan membandingkan kecepatan pertumbuhan bakteri tersebut pada media ekstrak tanah yang mengandung sikloheksimid dengan media NA. Waktu yang dibutuhkan untuk tumbuh pada kedua media berbeda, pada media ekstrak tanah membutuhkan waktu dua hari, sedangkan pada media NA hanya 1 hari, hal ini karena media NA adalah media yang kaya nutrisi, sedangkan media ekstrak tanah media yang selektif untuk pertumbuhannya. Isolat bakteri yang diduga dan diharapkan tumbuh pada media ekstrak tanah ini adalah Actinomycetes yaitu kelompok bakteri bakteri Gram-positif yang memiliki kandungan tinggi G+C. Umumnya bakteri ini dibagi dua kelompok yaitu kelompok Streptomyces dan non strepmyces atau actonomycetes. Bakteri kelompok ini umum dan berlimpah di alam seperti bahan-bahan organic. Actinomycetes juga penting sebagai sumber bakteri penghasil antibiotika (Panagan,2011).
Beberapa cara umum yang dapat dilakukan untuk mengisolasi mikroba antara lain untuk mengisolasi bakteri dapat dilakukan dengan cara goresan (streak plate), cara taburan atau tuang (pour palte), cara sebar (spread plate), cara pengenceran (dilution method), serta manipulator (the micro manipulator method). Metode pengenceranbertujuan untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan, dengan cara melakukan pengenceran bertingkat terhadap sampel air.Sedangkan metode tuang adalah suatu metode yang dilakukan dengan caramemasukkan sampel yang telah diencerkan terlebih dahulu ke dalam cawan petri, dan dituangi dengan medium (Lay W, 1992).
Kesuburan tanah dapat diprediksi dari jumlah populasi mikroba yang hidup di dalamnya. Tingginya jumlah mikroba merupakan pertanda tingginya tingkat kesuburan tanah, karena mikroba berfungsi sebagai perombak senyawa organik menjadi nutrien yang tersedia bagi tanaman dan di dalam tanah terkandung cukup bahan organik dan senyawa lainnya untuk pertumbuhan mikroba. Kelembaban tanah berpengaruh pada aerasi, suhu dan reaksi di dalam tanah, namun masih sedikit peneliti yang mempertimbangkan secara akurat perilaku mikroba tanah terhadap setiap faktor lingkungan tanah (Purwaningsih,2005).
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, suubstrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, dan sebagainya. Populasi dari mikrobia yang ada di linkungan ini sangatlah beraneka ragam sehinga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk menngisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten terhadap suatu antibiotik. Atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ferdiaz, 1992).
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni dengan cara disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit (Fathir et al., 2009).
Banyaknya isolat Streptomyces yang ditemukan dalam tanah karena genus ini mampu tumbuh lebih cepat dan jumlah jenis yang tinggi. Sampai saat ini sudah ditemukan sekitar 500 jenis Streptomyces dari seluruh dunia. Disamping itu streptomices tersebar di semua tipe habitat terutama tanah. Genus ini memiliki rantai spora pada hifa aerial dan memiliki miselium yang lengkap. Kelimpahan miselium yang tinggi dan rantai sporanya panjang. Spora tersusun dalam bentuk kumparan yang menggulung atau berpilin. Ada juga yang berbentuk untaian panjang melengkung. Rantai spora Streptomyces sangat jelas terlihat pada pengamatan mikroskopik, karena memiliki bentuk yang khas. Hifa vegetatif memproduksi miselium bercabang sangat banyak dan jarang yang berfragmen dengan diameter 0,5 – 2 um. Miselium aereal saat dewasa membentuk rantai spora berjumlah tiga atau lebih dan memiliki spora nonmotil (Nurkanto, 2007).
Isolasi jamur menggunakan medium PDA (Potato Dextrose Agar) yang dibuat sendiri. Sebanyak 200 g kentang yang telah dikupas dan dibersihkan kemudian diiris tipis-tipis. Kentang direbus selama 15-20 menit dengan aquades secukupnya, kemudian disaring dengan kain. Filtrat yang dihasilkan kemudian ditambahkan 20 g dekstrosa dan volumenya dijadikan satu liter. Medium padat dibuat dengan menambahkan 20 g agar. Medium disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 1200C dan tekanan 15 psi selama 15 menit (Saryono et al.,2002)



BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Teknik Media Tanam dengan acara Isolasi Jamur dan bakteri dari dalam tanah dilaksanakan pada hari kamis, 21 April 2012 pada pukul 14.00 WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Jember.

3.2 Alat  dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Tabung reaksi
2. Cawan petri
3. Jarum ose
4. Pipet
5. Vortex
6. Laminary air flow
7. Lampu Bunsen
8. Hand counter
9. Colony counter
3.2.2 Bahan
1. Sampel tanah
2. Air steril
3. Medium PDA dan NA
4. Alkohol 95 %
3.3 Cara Kerja
1. Menimbang 1 gram tanah dan memasukkan ke dalam erlenmeyer berisi 100 ml air steril kemudain menggojog sampai terbentuk suspensi yang homogen. Selanjutnya mendiamkan dan mengambil 1 ml bagian yang jernih dan memasukkan ke dalam tabung reaksi berisi 9 ml air steril. Melakukan hal tersebut berulang – ulang sampai pengenceran 103.
2. Untuk mengisolasi jamur, pada pengenceran 103 (1:1000) mengambil 100 µml dan menuang ke dalam cawan petri steril yang telah berisi asam asetat tiga tetes. Selanjutnya medium PDA dengan suhu 45 – 500C menuagkannya ke dalam cawan petri tersebut.
3. Untuk mengisolasi bakteri pada pengenceran 103 (1:1000) mengambil 100 µml dan menuang ke dalam cawan petri steril yang telah berisi asam asetat tiga tetes. Selanjutnya medium NA dengan suhu 45 – 500C menuagkannya ke dalam cawan petri tersebut.
4. Menggoyang – goyangkan cawan petri dengan harapan agar tercampur rata dan menginkubasikan pada suhu ruang selama 24 jam untuk bakteri dan untuk jamur selama 24 – 96 jam.
5. Melakukan pengamatan dan menghitung jumlah koloni yang tumbuh dengan colony counter.
















BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
            Berdasarkan praktikum acara Isolasi Jamur dan Bakteri dari Dalam Tanah, maka diperoleh tabel data golongan sebagai berikut.
No
Media
Bakteri
Jamur
Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-2
Hari ke-4
Hari ke-6
1
KNO
2701
2257
1
1
1
2
SNO
908
859
187
176
153
3
BNO
480
474
5
10
13
4
Kcng Tanah
461
330
0
1
1

4.2 Pembahasan
Isolasi suatu mikrobia adalah memisahkan mikrobia dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium. Pada praktikum kali ini teknik isolasi dilakukan pada isolasi jamur dan bakteri. Bakteri dan jamur pada media tanah ada yang menjadi pathogen untuk tanaman maka dari itu dilakukan pengisolasian agar dapat dengan udah elakukan identifikasi dan mengetahui spesies bakteri atau jamur yang dapat menjadi pathogen.
Jamur dan bakteri merupakan mikroorganisme yang memeiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup tanaman. Jenis jamur dan bakteri sangat bervariasi, tergantung pada kondisi tanah dan ketersediaan sumber makanan. Jamur merupakan jenis mikroorganisme yang sering bersimbiosis dengan tanaman. contoh dari jamur yang bersimbiosis dengan akar tanaman inang adalah jamur mikoriza. Biasanya dalam hubungan simbiosis ini dapat memberikan keuntungan khusus bagi kedua organisme yang melakukan. Bagi tanaman inang, mereka mendapatkan asupan air dan unsur hara yang lebih banyak dari pada asupan yang diberikan oleh bulu akar biasa. Dan bagi cendawan yang bersimbiosis, mereka mendapatkan sumber makanan dari tanaman inang tersebut. Tetapi tidak semua jamur menguntungkan bagi tanaman tapi ada juga yang merugikan tanaman. Bakteri dalam tanah terdapat dalam dua jenis yaitu bakteri aerob dan bakteri anaerob. Bakteri aerob merupakan bakteri yang banyak ditemui di permukaan tanah. Bakteri ini hidup dengan menggunakan oksigen. Dan bakteri anaerob merupakan bakteri yang dominan didalam tanah dan tidak membutuhkan oksigen.
Pada saat isolasi mikrobia perlu dilakukan inokulasi mikrobia. Sebelum dan sesudah menginokulasikan mikrobia jarum ose yang digunakan harus dipanaskan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar jarum ose yang digunakan bersifat steril dan bebas dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. Sedangkan pada cawan petri, setelah sampel dimasukan kedalam cawan petri setiap membuka dan menutup cawan petri harus terlebih dahulu dipanaskan untuk meminimalkan terkontaminasinya sampel. Wadah media yang menggunakan cawan petri, pada saat inkubasi mikrobia pada cawan petri selalu dalam posisi terbalik. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah mikrobia terkena uap air yang dihasilkan pada saat inkubasi. Sehingga kualitas mikroba tidak rusak atau mengalami gangguan.
Pengamatan bakteri itu dapat kita lakukan secara individual, satu per satu, maupun secara kelompok dalam bentuk koloni bakteri. Besar kecilnya koloni, mengkilat tidaknya, halus kasarnya permukaan, dan warna koloni merupakan sifat-sifat yang diperlukan dalam menentukan identifikasi spesies. Warna bakteri baru tampak jelas, jika bakteri itu diamati dalam kelompok atau koloni. Kebanyakan bakteri mempunyai warna yang keputih-putihan, kelabu, kekuning-kuningan, atau hampir bening, akan tetapi ada juga beberapa spesies yang mempunyai pigmen warna yang lebih tegas. Sedangkan jamur memiliki warna lebih gelap deibandingkan bakteri.
Pada praktikum kali ini, sample tanah yang akan diamati untuk menghitung banyak koloni jamur dan bakteri adalah pada semple tanah KNO (tanah saja), sample tanah SNO (tanah+sekam), sample tanah BNO (tanah+bahan organik) dan sample tanah yang terakhir adalah tanah sawah atau tanah tanaman kaang tanah. Setalah melakukan inkubasi terhadap biakan murni jamur dan bakteri tersebut selama waktu yang ditentukan. Maka didapatkan hasil sebagai berikut, koloni bakteri selama 1 hari pada masing-masing media yaitu KNO terdapat 2701 koloni, pada SNO terdapat 908 koloni, pada BNO terdapat 480 koloni, dan pada tanah kaang tanah terdapat 461 koloni. Sedangkan pada hari pertama tidak dilakukan pengamatan terhadap koloni jamur.
Pada  hari ke-2 pada masing-masing media yaitu KNO terdapat 2257 koloni bakteri, pada SNO terdapat 859 koloni bakteri, pada BNO terdapat 474 koloni bakteri, dan pada tanah kacang tanah terdapat 330 koloni. Pengamatan terhadap koloni bakteri hanya hari pertama dan ke-2, sedangkan pengamatan koloni jamur masih terus dilakukan hingga hari ke-6. Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa pada komposisi sample tanah tersebut, media yang paling banyak ditumbuhi dengan bakteri adalah media KNO. Hal ini dikarenakan KNO merupakan media yang terdiri dari beberapa macam substrat yang didalamnya banyak terkandung mikroorganisme dan bakteri tanah. Sehingga pada pengamatan ini sample tanah KNO memiliki jumlah koloni terbanyak jika dibandingkan dengan semple lainnya.
Pengamatan isolasi jamur dilakukan pada hari ke-2, 4, dan 6 didapatkan koloni jamur setelah dilakukan perhitungan menggunakan koloni counter. Pada pengamatan hari ke-2 diperoleh jumlah koloni KNO terdapat 1 koloni, pada SNO terdapat 187 koloni, BNO terdapat 5 koloni, dan pada tanah kacang tanah masih belum terlihat jumlah koloni jamur yang tumbuh. Pada hari ke 4 masing-masing media yaitu KNO terdapat 1 koloni, pada SNO terdapat 176 koloni, pada BNO terdapat 10 koloni, sedangkan pada tanah kacang tanah terlihat 1 koloni jamur. Pada hari ke 6 didapat data masing-masing media yaitu KNO terdapat 1 koloni, SNO terdapat 153 koloni, BNO terdapat 13 koloni, dan tanah kacang tanah tetap terdapat 1 koloni.
 Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui, rata-rata jumlah koloni dari seluruh data pengamatan baik jamur dan bakteri pada masing-masing media. Rata-rata media KNO terdapat 2479 koloni bakteri dan 1 koloni jamur, pada SNO terdapat 883 koloni bakteri dan 172 koloni jamur. Pada media BNO terdapat 477 koloni bakteri dan 9,3 koloni jamur. Sedangkan pada tanah kacang tanah 395,5 koloni bakteri dan terdapat rata-rata koloni jamur pada media kacang tanah kurang dari satu koloni jamur, karena koloni jamur terbentuk pada pengamatan hari ke-2. Apabila data menunjukkan jumlah koloni jamur dan bakteri berkurang dikarenakan koloni-koloni tersebut bergabung dan membentuk struktur secara bertahap, tetapi terdapat pula peningkatan jumlah koloni, hal tersebut dapat diartikan bahwa mulai tumbuhnya koloni baru yang membutuhkan waktu tertentu dan berbeda dengan koloni lain. Pada pengamatan biakan jamur ini dapat diketahui bahwa media tanah yang mengandung paling banyak koloni bakteri adalah pada  media KNO. Hal ini dapat disebabkan dari keanekaragaman mikroorganisme dalam media tanah saja (KNO) lebih banyak dibanding media lain. Sedangkan media yang paling banyak ditumbuhi koloni jamur adalah media adalah media SNO, hal ini dapat disebabkan komposisi media SNO adalah sekam dan tanah, pada media tersebut sebelumnya telah mengandung banyak mikroorganisme khusunya jamur.
Apabila dibandingkan antara pertumbuhan koloni jamur dan bakteri dalam tanah dapat diketahui bahwa pertumbuhan bakteri dalam tanah lebih cepat jika dibandingkan dengan jamur. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan. Untuk lebih jelasnya berikut grafik dari jumlah koloni jamur dan baketri berdasarkan hasil pengamatan
 Grafik 1. Data rata-rata pertumbuhan isolasi jamur dan bakteri.
Berdasarkan data tersebut media yang dapat menumbuhkan paling banyak koloni bakteri adalah media KNO seperti yang telah dijelaskan diatas, tetapi pada media KNO koloni jamur yang terbentuk sangat sedikit. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa media KNO lebih sesuai dengan pertumbuhan mikroorganisme, khususnya bakteri-bakteri. Komposisi media KNO sendiri berbahan utama tanah top soil, telah diketahui bahwa tanah top soil merupakan lapisan tanah yang paling banyak mengandung unsur hara dan diantaranya pula pasti banyak mikrorganisme yang tinggal dilapisan tanah top soil. Oleh karena itu ditemukan kurang lebih 2500 koloni bakteri didalam media KNO.
Di dalam suatu koloni bakteri dan jamur, tidak semua sel mampu bertahan hidup terus. Sehingga jika jumlah koloni bertambah atau justru mengalami penurunan, hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri, disamping itu kondisi lingkungan juga dapat membuat bakteri dan mikroorganisme lain tidak dapat bertahan hidup. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembapan, dan cahaya. Selain faktor lingkungan, pada praktikum ini faktor sterilisasi juga sangat diperhatikan, karena media yang digunakan untuk tumbuh bakteri dan jamur harus steril dari  mikroorganisme yang dapat merusak media tersebut. Dalam penanaman eksplan kedalam media  memerlukan tempat atau ruang yang steril dan bebas mikroorganisme, oleh karena itu tahap in dilakukan diruangan aseptik didalam Laminar Air Flow.








BAB 5. PENUTUP
Berdasarkan praktikum acara Isolasi Jamur Dan Bakteri Dari Dalam Tanah dapat diperoleh beberapa kesimpulan diantaranya
1.             Mikroorganisme banyak tersebar diberbagai tempat dan salah satunya adalah di tanah. Mikroorganisme tersebut dapat diidentifikasi jenis, jumlah koloni spesies dan sifat-sifatnya dengan melakukan isolasi.
2.             Media yang digunakna untuk mengisolasi bakteri dan jamur tidak sama, bakteri harus diisolasi pada media NA sedangkan jamur diisolasi pada media PDA.
3.             Sampel Media tanah (KNO) mengandung lebih banyak mikroorganisme khususnya bakteri dibandingkan jumlah bakteri dalam media lain. Hal tersebut membuktikan bahwa didalam tanah terdapat banyak sekali kehidupan baik bakteri, jamur dan mikroorgansme lain.















DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. PAU Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.

Fathir, dkk. 2009. Mikrobiologi Dasar. Jakarta:  Erlangga.

Lay, W. 1992. Mikrobiologi . Jakarta : Rajawali Pers.

Nurkanto, Arif. 2007. Identifikasi Aktinomisetes Tanah Hutan Pasca Kebakaran Bukit Bangkirai Kalimantan Timur Dan Potensinya Sebagai Pendegradasi Selulosa Dan Pelarut Fosfat. Jurnal Biodiversitas. Vol.8(4):314-319.

Panagan, Almundy. 2011. Isolasi Mikroba Penghasil Antibiotika dari Tanah Kampus Unsri Indralaya Menggunakan Media Ekstrak Tanah. Jurnal Penelitian Sains. Vol.14(3).27-30.

Purwaningsih, Sri. 2005. Isolasi, Enumerasi, dan Karakterisasi Bakteri Rhizobium dari Tanah Kebun Biologi Wamena, Papua. Jurnal Biodiversitas.Vol.6(2)82-84.

Saryono, dkk. 2002. Isolasi Dan Karakterisasi Jamur Penghasil Inulinase Yang Tumbuh Pada Umbi Dahlia (Dahlia Variabilis). Jurnal Natur Indonesia.Vol.4(2):171-177.

Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum . Malang : UMM Press.






No Response to "ISOLASI JAMUR DAN BAKTERI DARI DALAM TANAH"

Posting Komentar