Featured Products

Vestibulum urna ipsum

product

Price: $180

Detail | Add to cart

Aliquam sollicitudin

product

Price: $240

Detail | Add to cart

Pellentesque habitant

product

Price: $120

Detail | Add to cart

LAPORAN PEMBIAKAN VEGETATIF DENGAN CARA SETEK (CUTTAGE)



LABORATURIUM PRODUKSI TANAMAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
ACARA                                     : PEMBIAKAN VEGETATIF DENGAN
                                                      CARA SETEK (CUTTAGE)






BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

 
Perkembangbiakan tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu secara generatif dan secara vegetatif. Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tak kawin dengan menggunakan organ tubuh tanaman. Perbanyakan secara vegetatif ini sangatlah menguntungkan karena kita dapat memperoleh sifat yang spesifik dengan induknya.
Perkembangbiakan atau perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan cara perkembangbiakan tanaman dengan memanfaatkan bagian tanaman, seperti batang, cabang, pucuk daun, umbi, dan akar. Tujuannya untuk menghasilkan tanaman baru dengan spesifikasi tanaman yang persis sama dengan induknya. Perbanyakan secara vegetatif yang disengaja oleh manusia dapat dilakukan dengan beberapa cara. Di antaranya, stek tanaman.
Perbanyakan tanaman dengan cara stek tidak memerlukan teknik yang rumit. Hanya dengan memotong dan menancapkan bagian yang di potong. Stek tanaman mempunyai beberapa kelebihan, di antaranya dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah banyak. Ini sangat menguntungkan. Apalagi, bahan tanaman induk yang unggul dan ingin diperbanyak tersedia amat terbatas.
Ada dua cara stek tanaman air yang bisa digunakan, yaitu stek batang dan stek daun.
1. Stek Batang
Stek batang tanaman air identik dengan stek batang pada tanaman darat. Perbedaannya terletak pada media tanam. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk melakukan stek batang ini, yaitu potongan batang sebaiknya berukuran antara 15-20cm. Diusahakan potongan batang ini memiliki tiga atau lebih bakal tunas cabang.
2. Stek Daun
Stek tanaman air ini dilakukan dengan cara memotong daun tanaman yang sudah tua dan dibiarkan dalam wadah terbuka berair. Wadah tersebut harus diletakkan di tempat yang cukup teduh. Beberapa hari kemudian, potongan daun akan mengeluarkan akar dan tunas.
            Dalam praktikum ini kita dapat mengetahui teknik stek tumbuhan dan bagaimana cara mengaplikasikan perbanyakan secara vegetative ini.

1.2  Tujuan
1.    Untuk mengetahui dan mempelajari cara – cara penyetekan.
2.    Untuk mengetahui pengaruh media tanam terhadap keberhasilan pembentukan system perakaran pada setek batang.
















BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Sebagai alternarif perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih ekonomis, lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus dan cepat dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya. Cara perbanyakan dengan metode stek akan kurang menguntungkan jika bertemu dengan kondisi tanaman yang sukar berakar, akar yang baru terbentuk tidak tahan stres lingkungan dan adanya sifat plagiotrop tanaman yang masih bertahan (Dwidjoseputro, 1990).
Bagian tanaman yang digunakan untuk stek adalah bagian akar tanaman induk. Tanaman yang bisa diperbanyak dengan stek akar adalah tanaman sukun (Artocarpus communis Forst.), cemara (Casuarina equisetifolia), jambu buji (Psidium guajava L.), jeruk keprok (Citrus nobilis Lour.), dan kesemek (Diospyros kaki Thumb.). Tanaman-tanaman tersebut dapat diperbanyak dengan stek akar karena akarnya diperkaya dengan kuntum adventif yang setiap saat dapat tumbuh. Contohnya, sebagian akar berada di atas permukaan tanah (Sumiasrih, 2005).
Penyiapan bibit stek tanaman meliputi langkah-langkah pemilihan pohon induk dan pengambilan akar tanaman. Secara terperinci kegitan-kegiatan tersebut adalah sebagai  berikut. Untuk memperoleh yang baik dan produktif, diperlukan bibit tanaman yang baik pula. Bibit tanaman yang baik hanya dihasilkan tanaman induk yang baik.  dapun syarat-syarat tanaman yang dapat digunakan sebagai pohon induk adalah sebagai berikut:
a. Umur tanaman sudah mencapai 6-10 tahun
b. Tanaman tumbuh sehat tahan terhadap serangan hama dan penyakit
c. Tanaman berbuah lebat setiap tahun dan memiliki mutu buah yang baik

d. Berasal dari varietas yang dibutuhkan
e. Tanaman ditanam pada tanah yang gembur
f. Tanaman memiliki perakaran yang sehat dan banyak, serta dipilih akar permukaan
g. Pohon sedang tidak dalam keadaan berbunga atau berbuah (Aliadi, 1990).
Hampir semua bagian tanaman dapat dipakai sebagai stek, tetapi yang sering dipakai adalah batang muda yang subur. Mudahnya stek berakar tergantung kepada spesiesnya. Ada yang mudah sekali berakar cukup dengan medium air saja. Tetapi banyak pula yang sukar berakar, bahkan tidak berakar walaupun dengan perlakuan khusus. Kesuburan dan banyaknya akar yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh asal bahan steknya yaitu bagian tanaman yang dipergunakan, keadaan tanaman yang diambil steknya, dan keadaan luar waktu pengambilan (Hasanah, 2007).
Terbentuknya akar pada stek merupakan indikasi keberhasilan dari stek. Adapun hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan stek adalah faktor lingkungan dan faktor dari dalam tanaman (Huik, 2004).
Suatu percobaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan Zat
Pengatur Tumbuh (Rootone-F) dan media terhadap cangkokan.
Realitanya bahwa cangkokan dengan perlakuan media tanah dengan
pemberian Rootone-F menyebabkan akar lebih cepat keluar dan jumlahnya lebih
banyak, kondisi yang sama juga dapat dilihat pada media tanah + kompos dengan
Rootone-F. Kondisi sebaliknya terjadi pada kedua media tanpa Rootone-F akar
akan lebih lambat keluar dan jumlahnya sedikit. Hal ini dapat dijelaskan bahwa
Rootone-F merupakan salah satu zat pengatur tumbuh untuk induksi perakaran. (Abidin
Z, 1983)
           









BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1  Tempat dan waktu
Acara praktikum Pembiakan Vegetatif dengan Cara Setek (Cuttage) dilakukan pada hari Senin tanggal 18 Maret 2011 pukul 14.00 WIB sampai dengan selesai bertempat di Laboratorium Produksi Tanaman Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2  Bahan dan alat
3.2.1   Bahan
1.    Tanaman Melati
2.    Media pasir, kompos, arang sekam
3.    kompos
4.    Arang Sekam

3.3.1   Alat
1.     Cutter
2.     Timba
3.     Botol Semprot

3.3  Cara Kerja
1)              

 
Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan.
2)               Membuat perlakuan media tanam menjadi beberapa komposisi sebagai berikut
a)      Mencampur pasir, kompos , arang sekam perbandingan 3:1:1
b)      Mencampur pasir, kompos , arang sekam perbandingan 1:3:1
c)      Mencampur pasir, kompos , arang sekam perbandingan 1:1:3
3)   Memilih bahan setek dengan memotong bagian batang melati yang agak muda miring 45 o  ukuran +- 10 cm
4)  

 
Menanam bahan stek tersebut kedalam polibag yang telah diisi dengan komposisi media tanam hingga 1/3 bagian.
5)               Menjaga kelembapan tanah dengan melakukan penyiraman menggunakan hand sprayer.















BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1    Hasil

PERLAKUAN

ULANGAN
PARAMETER PENGAMATAN
Jumlah akar
Pnjang akar (cm)
Serabut
Kompos
1
2
3
4
5
6
Rata-rata
3
-
2
6
-
6
3
0,25
-
0.1
1
-
0.5
0.38
Kandang
1
2
3
4
5
6
Rata-rata
-
-
4
-
2
11
3
-
-
0.33
-
0.5
0.7
0.338
Plastid
Kompos
1
2
3
4
5
6
Rata-rata
-
1
1
-
11
3
3
-
0.5
0.7
-
2.14
0.2
0.59
Kandang
1
2
3
4
5
6
Rata-rata
1
2
1
-
2
6
2
0.1
0.75
0.3
-
5.6
2.5
1.541
4.2 Pembahasan
Dari data hasil diatas perlakuan yang paling baik yaitu media perlakuan serabut  kompos, karena kompos merupakan bahan organik yang dapat berfungsi sebagai pupuk dan dapat memperbaiki sifat fisik oleh karena itu tanah menjadi remah dan mikroba-mikroba tanah yang bermanfaat dapat hidup lebih subur. Dalam penggunaannya kompos sebagai media cangkok umumnya di campur dengan tanah yang remah (1 : 1). Untuk penggunaan kompos sisi positifnya dapat memperbaiaki sifat fisik tanah, dan juga hara yang dikandungnya sangat tinggi. Penggunaan kompos ini menyebabkan pertumbuhan akar sangat subur. Sisi negative yang disebabkan oleh penggunaan kompos ini yaitu pertumbuhan akarnya sangat pendek sehingga dapat memperlambat proses penyerapan unsure hara dalam tanah. Pada media kompos ini, pembalut yang digunakan juga sama dengan pembalut pada media pupuk kandang, yaitu plastik hitam dan serabut kelapa. Pertumbuhan akar yang terjadi pada cangkok yang diberi kompos dan dilapisi plastik hitam kemungkinan penyerapan nutrisi dan penyebarannya sangat merata. Dan juga panjang akar yang menggunakan kompos dan dibalut dengan menggunakan plastik hitam juga sangat panjang. Panjang akar pada media ini sangat pendek - pendek kemungkinan terjadi persaingan dalam perolehan nutrisi dari tiap - tiap akar tanaman.
Untuk yang menggunakan dengan media kompos akar yang tumbuh sangat banyak dan juga panjang yang dihasilkan oleh tanaman sangat beraneka ragam. Jumlah akar yang didapat sangat banyak tergantung dari besar kecilnya tanaman dan juga perlakuan oleh praktikan dalam merawat tanaman tersebut. Sebagai tambahan bahwa cangkokan dengan perlakuan media tanah dengan pemberian Rootone-F menyebabkan akar lebih cepat keluar dan jumlahnya lebih banyak. Hal ini dapat dijelaskan bahwa Rootone-F merupakan salah satu zat pengatur tumbuh untuk induksi perakaran. Selanjutnya kita dapat mengetahui bahwa salah satu hormon yang berperan dalam pertumbuhan adalah hormon auksin. Kecepatan tumbuh tanaman dipengaruhi oleh konsentrasi auksin. Auksin ini berfungsi untuk mengembangkan sel-sel tanaman. Hormon auksin bertindak sebagai pendorong awal proses inisiasi atau terjadinya akar. Sesungguhnya tanaman sendiri menghasilkan hormon, yaitu auksin endogen.Akan tetapi banyaknya auksin yang dihasilkan belum cukup memadai untuk mendorong pembentukan akar.Pada konsentrasi auksin tinggi sel-sel menjadi panjang dan banyak mengandung air. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya etiolasi pada tanaman. Konsentrasi auksin dipengaruhi oleh sinar dimana pada daerah kurang sinar konsentrasi lebih tinggi dibandingkan dengan daerah yang cukup sinar. Dengan demikian di daerah yang kurang sinar pemanjangan selnya akan lebih cepat.
Dalam proses terbentuknya akar pencangkokan yaitu kambium batang di hilangkan, kambium ini berperan besar membentuk pembuluh - pembuluh tapis (phoem) sekunder ke arah sebelah luar dan membentuk pembuluh kayu (xilem) sekunder ke arah dalam. Dengan dibuangnya lapisan kambium pada waktu penyayatan dan pengelupasan kulit batang, maka zat-zat makanan ataupun segala sesuatu yang berasal dari daun - daun yang berfungsi sebagai fotosintesis berada di atas sayatan tidak dapat mengalirkan ke bawah sayatan atau menuju ke akar. Dengan demikian za t- zat makanan yang brgerak dari atas akan terbendung di bagian atas sayatan, sehingga di bagian tersebut kulit batang akan mengembung (membentuk kalus). Pada bagian yang mengembung ini sebenarnya terjadi penumpukan auksin serta karbohidrat, dengan media tanah, auksin dan karbohidrat tersebut akan menstimulur timbulnya akar pada batang di atas sayatan.
Pencangkokan yang  baik yaitu melakukan dengan menyayat dan mengupas kulit sekeliling batang,dan lebar sayatan tergantung pada jenis tanaman yang dicangkok. Penyayatan dilakukan sedemikian rupa sehingga lapisan kambiumnya dapat dihilangkan (dengan cara dikikis). Setelah luka yang dibuat cukup kering, akan  diberikan sebagai perlakuan agar bahan cangkokan cepat berakar. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan akar meliputi media yang baik. Pengaruh media terhadap keberhasilan cangkokan Proses perbanyakan tanaman dengan cara mencangkok, media juga menentukan terhadap keberhasilan cangkokan untuk itu dalam meilih media haruslah berhati-hati. Dalam mencampur media untuk cangkokan harus merata (hmogen) karena apabila tidak merata akan mengganggu pertumbuhan akar. Pencampuran media untuk cangkokan biasanya menggunakan berbandingan. 1 : 1 misalnya kompos dengan tanah yang remah sehingga media yang dipergunakan untuk mencangkok benarbenar sesuai dengan persyaratan yang di butuhkan untuk tumbuhnya akar baru. Penggunaan media yang salah ataupun dalam pencampuran tidak merata, maka akan mengakibatkan kegagalan di dalam pembiakan dengan cara mencangkokan. Selain itu yang perlu diperhatikan adalah pohon nampak kuat dan subur, serta tidak terserang hama penyakit yang akan dapat menggagalkan hasil cangkokan. Syarat terakhir adalah pohon harus bercabang banyak atau rimbun sehingga setelah dicangkok, pohon tidak akan kehabisan cabang. Dengan telah diketahui dan dipilih pohon induk yang bermutu baik diharapkan bibit hasil cangkokan nantinya akan mempunyai sifat persis atau sama dengan pohon induknya. Keuntungan dari mencangkok yaitu ; sifat tanaman baru persis seperti induknya. Selain itu apabila nanti hasil cangkokan di tanam pada tanah yang permukaan air tanahnya tinggi, cangkokan dapat tumbuh baik, karena tanaman cangkokan pada umunya memiliki perakaran dangkal. Selain keuntungan, ternyata ada juga kekurangan yang sulit dihindari. Cangkok tidak dapat dilakukan secar besar-besaran, karena jumlah dahan yang dapat dicangkok dari sebuah pohon terbatas. Produksi buah/bunganya dapat berkurang banyak, karena dahan yang baik telah dipotong. Kematian pada cangkokan tinggi . apabila cangkokan ini di tanam pada daerah yang tanahnya rendah , bibit ini banyak mengalami kematian karena perakaran pendek yang dimiliki. Kemudian dari faktor waktu yang diperlukan untuk mencangkok sangat lama.
Pada pembiakan tanaman cangkok kita memerlukan media untuk pembentukan akar. Media-media cangkok yang sering digunakn adalah serabut kelapa dan plastic ini digunakan untuk menutupi atau melapisi permukaan batang yang telah dilukai kemudian beri perlakuan seperti kompos dan kandang. Dari praktikum kali ini digunakan perlakuan serabut kemudian diisi dengan 2 perlakuan berbeda yaitu kandan dan kompos kemudian plastic dan juga diberi 2 perlakuan berbeda yaitu kompos dan kandang. Pada praktikum ini pelakuan plastic merupakan media yang sangat banyak menghasilkan jumlah akar dan juga panjang akar lebih cepat tumbuh dimedia ini. Pada serabut memiliki jumlah akar yang sedikit. Dan juga mempunyai panjang yang pendek. Pada serabut pada perlakuan kompos yang memiliki ulangan sebanyak 6 kali memilki jumlah akar 3, 0, 2, 6, 0, 6, rata -  rata 3. Dan panjang akarnya 0,25 cm, 0 cm, 0,1 cm, 1 cm, 0 cm , 0,5 cm, rata - rata 0,38 cm. Sedangkan pada perlakuan kandang sedikit mengalami pertumbuhan akar jumlah akar 0, 0, 4, 0, 2, 11, rata - rata 3. Dan panjang akar 0 cm, 0 cm, 0,33 cm, 0 cm, 0,5 cm, 0,7 cm,  rata - rata o,338. Kemudian pada plastic, pada perlakuan kompos memilki jumlah akar yang dihitung dalam ulangan perlakuan sebanyak 6 kali memiliki jumlah akar 0, 1, 1, 0, 11, 3, rata -  rata 3. Dan panjang akarnya 0 cm, 0,5 cm, 0,7 cm, 0 cm, 2,14 cm, 0,2 cm, , rata -  rata 0.59. Sedangkan pada perlakuan kandang jumlah akarnya 1, 2, 1, 0, 2, 6, , rata -  rata 2. Dan panjang akarnya 0,1 cm, 0,75 cm, 0,3 cm, 0 cm, 5,6 cm, 2,5 cm, , rata -  rata 1.541. Jadi jelas pada data yang sudah tertera, bahwa plastic pada perlakuan menggunakan pupuk kandang jumlah akarnya lebih sedikt dibandingkan dengan kompos, tetapi panjang akarnya lebih panjang menggunakan akar plastic perlakuan kandang. Pada perlakuan ini diperkirakan para praktikan salah dalam melakukan pencangkokan ,sehingga tidak dapat mengahasilkan cagkokan yang benar.
Data grafik hasil praktikum

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Ksimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Pembiakan Vegetatif dengan Cara Mencangkok yang sudah dilakukan, antara lain:
1.    Mencangkok adalah kegiatan perbanyakan tanaman secara aseksual atau vegetatif. Proses mencangkok hanya dapat dilakukan padatumbuhan berkayu karena mempunyai kambium.
2.    Media pupuk kandang lebih cocok daripada kompos karena  mempunyai sifat ringan, dapat menyimpan air dengan lama, mudah ditembus akar, banyak mengandung unsur hara dan mudah di dapat. Selain itu akar cangkokan yang dihasilkan pada media kompos lebih pendek dan cenderung tumbuh ke samping sehingga daya jangkau akar dalam menyerap makanan dan air lebih dangkal.
3.    Pembalut media serabut kelapa lebih cocok daripada plastik hitam karena memiliki aerasi  dan drainase yang baik, tetapi juga memerlukan penyiraman intensif dikarenakan penguapan yang tinggi.



 
 
5.2 Saran
Berikut beberapa saran yang mungkin bisa membantu kelancaran dari praktikum:
1.    Pemahaman terhadap prosedur mencangkok sangat diperlukan supaya dapat mengetahui ciri-cirinya dan dapat menerapkannya dengan baik.
2.    Pemberian tanah yang cukup akan memberikan hasil yang optimal pada perakaran cangkokan dan tidak lupa proses mulai dari penyayatan sampai perawatan dilakukan dengan baik.
3.    Sebaiknya pengamatan dan penyiraman dilakukan secara teratur dan tepat waktu supaya mendapatkan akar cangkokan yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
Aliadi, A., et al. 1990. Kemungkinan Penangkapan Edeilweis (Anaphalis javanica (BI.) Boerl.) dengan Stek Batang. Media Konservasi Vol. 3(1) : 37 – 45.
Hasanah, F. N,. 2007. Pembentukan Akar pada Stek Batang Nilam (Pogostemon cablin Benth.) setelah direndam Iba (Indol Butyric Acid) pada Konsentrasi Berbeda.  Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol 15 (2) : 1-5.

Huik, E.M. 2004. Pengaruh Rootone – F dan Ukuran Diameter Stek terhadap Pertumbuhan dari Stek Batang Jati (Tectona Grandis L.F). Agronomy Journal Vol. 3(1) : 12-15.


Susriasi, N. Tingkat Pencemaran Tanah oleh Pestisida di Daerah Pertanian Sayuran. Makalah yang disajikan dalam seminar Nasional Pencemaran Tanah Akibat Pupuk yang diselenggarakan oleh UNDIP, di Universitas Diponegoro, Semarang: 29 Oktober 2004.

 Widodo.  Pencemaran air raksa (Hg) sebagai dampak pengolahan bijih emas di Sungai Ciliunggunung, Waluran, Kabupaten Sukabumi. Jurnal Geologi  Vol. 131 (1-3): 475 – 487.


No Response to "LAPORAN PEMBIAKAN VEGETATIF DENGAN CARA SETEK (CUTTAGE)"

Posting Komentar