Featured Products

Vestibulum urna ipsum

product

Price: $180

Detail | Add to cart

Aliquam sollicitudin

product

Price: $240

Detail | Add to cart

Pellentesque habitant

product

Price: $120

Detail | Add to cart

LAYANAN KLINIK TANAMAN IDENTIFIKASI OPT TANAMAN TOMAT DIWILAYAH JEMBER


LAPORAN
LAYANAN KLINIK TANAMAN
IDENTIFIKASI OPT TANAMAN TOMAT DIWILAYAH JEMBER BARAT


(Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Praktikum Layanan Klinik Tanaman)


Disusun Oleh :
Kelompok : 4
Golongan : D
Bayu Gusti Saputra 111510501152




PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
                                                               2013                         

BAB 1.  PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Tanaman tomat termasuk tanaman hortiktultura yang tergolong kedalam kelompok sayuran buah, sayuran buah ini umumnya sangat disukai oleh masyarakat, baik dalam bentuk segar maupun yang telah mengalami proses, seperti dijadikan saus tomat, minuman atau sirup. Tanaman ini hampir dapat ditanam diseluruh wilayah Indonesia. Tanaman tomat  (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan tanaman yang secara lengkap diklasifikasikan ke dalam golongan sebagai berikut :
Divisio             : Spermatophyta
Subdivisi         : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledoneae
Ordo                : Tubiflorae
Famili              : Solanaceae
Genus              : Lycopersicum
Spesies            : Lycopersicum esculentum Mill
(Widya almaida. 2010)
Menurut Hermanto (2012) tomat adalah salah satu tanaman yang rentan terkena penyakit yang diakibatkan oleh serangan virus. Karenanya virus termasuk salah satu penyakit penting atau utama yang menyerang tanaman tomat. Hampir semua tomat yang ada saat ini belum ada yang memiliki daya tahan kuat bila sudah terserang. Selama ini, penyakit virus yang dominan dan seringkali menyerang tanaman tomat adalah TMV (Tobacco Mozaic Virus). Namun, ternyata tidak hanya TMV saja yang menyerang melainkan ada lebih dari 18 jenis virus yang kini menyerang tanaman tomat. Bahkan mungkin jumlah itu bisa bertambah. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kerusakan yang ditimbulkan penyakit virus dapat menyebabkan kehilangan produksi . Kehadiran TMV yang berat dapat menekan produktifitas hingga 0,2 sampai 50% tergantung varietas (Duriat,1979). Sedangkan di Jepang, mampu menekan produktifitas hingga 20 – 50% (Oshima,1979). Serangan terparah terjadi di lembah Alsace Perancis oleh CMV yang menghancurkan sebagian pertanaman tomat yang ada.
Menurut Nur Frisca (2012), sedikitpun bentuk pengolahan tanaman tomat yang kurang tepat, akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara signifikan. Misalnya pembusukan buah karena hama penyakit atau  kelembaban tanah yang terlau basah.  Karenanya, perlu penangangan secara serius untuk pencegahan ataupun penanggulangannya. Seperti melakukan pemupukan secara teratur dan tidak berlebihan dan atau irigasi yang cukup agar tidak terjadi pembusukan  atau bahkan kekeringan. Dengan demikian, hasil yang diperoleh akan baik. Ada beberapa langkah untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman tomat, yaitu: mengetahui jenis hama dan penyakitnya, tingkat serangan, memilih perlakuan yang tepat untuk mengendalikannya. Berikut adalah hama yang sering menyerang  tanaman tomat bahkan bisa menyebabkan kegagalan panen:
a. Ulat buah (Hiliothis armigera)
Ulat ini menyerang tomat yang masih muda sehingga buah sudah tua tampak berlubang–lubang dan biasanya busuk karena infeksi, ulat ini dapat dibrantas denagn inteksida.
b. Nematoda (Helodogyama sP)
Cacing ini menyebabkan akar–akar tomat berbintil–bintil, biasanya hanya timbul pada tanah–tanah  ringan yang terlalu asam ( PH 4 – 5). Pemberantasan dengan nematisida
c. Lalat buah (Dacus durcalis)
Lalat ini umumnya menyerang dengan cara menyuntikan telur–telurnya kedalam kulit buah tomat, dan telur tersebut akan menjadi larva yang  menggerogoti buah tomat dari dalam sehinga buah tersebut menjadi busuk dan rontok. Lalat buah dapat dikendalikan  dengan cara menyemprotkan inteksida sistemik sejak buah berumur 1 minggu.
e. Kutu putih (Pseudococus SP)
Kutu putih menyerang tomat dengan cara menghisap cairan daun. Hama ini juga mambawa penyakit embun jelaga. Akibatnya daun menjadi keriting dan bunga/buah mengalami kerontokan pemberontakan gunakan insektisida.
            Selain OPT berupa hama, menurut budidaya tomat tidak akan lepas dari serangan bakteri dan virus penyebab tomat. Bakteri penyebab layu tanaman tomat adalah Pseudomonas sp. Penyakit ini sering menggagalkan tanaman, tanaman tomat terserang mengalami kelayuan daun, diawali dari daun-daun muda. Upaya pengendalian antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman tomat terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan bakterisida (Novik Kurnianti, 2012).
Tanaman yang sengaja ditanam atau dibudidayakan tidak akan lepas dengan tumbuhnya tanaman pengganggu atau gulma. Menurut Ari Wijayani dan Wahyu Widodo (2005) gulma adalah sebagai tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki tumbuh pada areal pertanaman. Gulma secara langsung maupun tidak langsung merugikan tanaman budidaya. Pengenalan suatu jenis gulma dapat dilakukan dengan melihat keadaan morfologinya, habitatnya, dan bentuk pertumbuhanya. Berdasarkan keadaan morfologinya, dikenal gulma rerumputan (grasses), teki-tekian (sedges), dan berdaun lebar (board leaf).
Berdasarkan konsep praktikum Layanan Klinik Tanaman maka setiap kelompok mendapat tugas melakukan observasi di berbagai tempat khususnya di wilayah Jember. Wilayah tersebut meliputi bagian timur, selatan, utara dan barat.  Tomat terbukti dapat hidup dan dibudidayakan di wilayah-wilayah tersebut. Setelah mendapatkan hasil observasi lapang maka langkah identifikasi dilanjutkan dengan mengisolasi bakteri dan jamur dalam media NA dan PDA. Diharapkan dengan mengetahui jenis koloni yang menyerang tomat, maka dapat dipilih pula pengendalian yang tepat

1.2 Tujuan
Tujuan dilakukan praktikum ini adalah:
1.    Mampu mengidentifikasi gejala yang timbul pada tanaman tomat akibat serangan OPT.
2.    Mampu membedakan gejala serangan yang ditimbulkan oleh hama, penyakit, dan gulma.

3. Mampu memberikan solusi sebagi perwujudan meguasai konsep klinik terhadap tanaman tomat

1.3 Manfaat
Manfaat dilakukan praktikum ini praktikan diharapkan lebih mampu mengidentifikasi gejala serangan akibat OPT sejak dini, sehingga kerusakan tanaman akibat serangan OPT dapat ditekan dengan pecegahan. Memberikan sedikit bantuan rekomendasi kepada para klien untuk perbaikan penanaman tomat berikutnya.


BAB 2. METODOLOGI

2.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum Klinik Tanaman acara “Observasi Lapang, Identifikasi Hama Dan Gulma, Isolasi Jamur Dan Bakteri serta Prnghitungan Gulma”  dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 21 Februari, 28 Februari, 7 Maret, 14 Maret  2013 Pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Hama Jurusan Hama Dan Penyakit Tumbuhan  Fakultas Pertanian, Universitas Jember serta di Lapang.
3.2 Alat Dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Pinset
2. Cawan Petri
3. Cutter
4. Bunsen
5. Pipet tetes
6. Coloni counter
7. Mikroskop
8. Tabung reaksi
9. Jarum ose
10. Selotip
11. Object glass
12. Pensil
13. Bolpoint
14. Penggaris
15. Penghapus

3.2.2 Bahan
1. Bagian tanaman tomat yang terserang penyakit
2. Bibit jeruk
3. Alcohol
4. KOH
5. Media PDA
6. Media NA
7. Kertas A4

3.3 Cara Kerja
2.3.1 Cara Kerja Observasi ke Petani
1. Membuat quisioner berisi pertanyaan- pertanyaan yang akan ditanyakan kepada petani
2. Memilih lokasi lahan pertanian yang sedang ditanami tomat
3. Menemui petani tomat dan melakukan tanya jawab kepada petani sesuai dengan quisioner yang sudah dibuat

2.3.2 Cara Kerja Identifikasi Hama
1. Mendatangi lokasi lahan pertanian yang sedang ditanami tomat.
2. Mengamati hama yang ada pada lahan tersebut.
3. Membuat dokumentasi foto hama yang ditemukan.
4. Mencocokkan species hama yang ditemukan menggunakan fungsi determinan.

2.3.3 Cara Kerja Identifikasi Gulma
1. Membuat kotak atau persegi dari kawat yang dipotong sepanjang 50 cm
2. Dilemparkan ke lahan pada petak pertama dan seterusnya untuk mendapatkan sample gulma.
3. Identifikasi gulma apa saja yang terdapat dalam kotak yang telah dilempar.
4. Ulangi sampai seluruh species gulma teridentifkasi.
5. Setelah itu hitung frekuesni, kepadatan populasi dan dominasi dari gulma yang telah ditemukan.

2.3.4 Cara Kerja Identifikasi Penyakit
2.3.4.1 Isolasi Jamur
1. Menyiapkan bagian tanaman tomat yang terserang penyakit.
2. Mengoleskan alkohol pada bagian tanaman yang akan diisolasi.
3. Memotong daun tomat yang terserang menjadi 8 bagian kecil- kecil.
4. Merendam potongan daun tersebut pada cawan petri yang berisi aquadest selama 10 menit.
5. Membawa cawan petri yang berisi potongan daun ke dalam ruang isolasi.
6. Menyemprot tangan dengan alkohol sebelum melakukan aktivitas di dalam autoclave.
7. Menstreilkan alat- alat yang akan digunakan untuk isolasi menggunakan alkohol dan bunsen.
8. Mengambil 4 potongan daun unuk diletakkan pada cawan petri yang telah berisi PDA.
9. Menutup rapat cawan petri serta memberi selotip mengelilingi tutup cawan petri.
10. Bungkus cawan petri dengan kertas kemudian memberi kertas label di atasnya.
11. Menyimpan cawan petri ke dalam ruang penyimpanan inkubasi.
12. Melakukan pengamatan 2x24 jam

2.3.4.2 Isolasi bakteri
1. Menyiapkan bagian tanaman tomat yang terserang penyakit.
2. Mengoleskan alkohol pada bagian tanaman yang akan di isolasi.
3. Memotong daun tomat yang terserang menjadi 8 bagian kecil- kecil.
4. Merendam potongan daun tersebut pada cawan petri yang berisi aquadest selama 10 menit.
5. Membawa cawan petri yang berisi potongan daun ke dalam ruang isolasi.
6. Menyemprot tangan dengan alkohol sebelum melakukan aktivitas di dalam autoclave.
7. Menstreilkan alat- alat yang akan digunakan untuk isolasi menggunakan alkohol dan bunsen.
8. Mengambil 4 potongan daun unuk diletakkan pada cawan petri yang telah berisi media NA.
9. Menutup rapat cawan petri serta memberi selotip mengelilingi tutup cawan petri.
10. Bungkus cawan petri dengan kertas kemudian memberi kertas label di atasnya.
11. Menyimpan cawan petri ke dalam ruang penyimpanan inkubasi.
12. Melakukan pengamatan 1x24 jam.

2.3.5 Cara Kerja Identifikasi Nematoda
1. Mengambil bagian akar tanaman jeruk yang akan diamati.
2. Bersihkan akar dari tanah dan kotoran-kotoran lain.
3. Memotong akar sepanjang 1cm sebanyak 1gram.
4. Mengamati pototangan akar di bawah mikroskop untuk mengidentifikasi  nematoda.
5. Mengamati bentuk stilet serta bentuk tubuh nematoda.



BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
A.      Data Kuisioner/Observasi ke Petani Per Individu
OBSERVASI LAPANG
A.
Klien :


Nama Klien
 Bapak Mahfud

Tempat, tanggal lahir
 Jember, 6 Januari 1961

Pendidikan terakhir
 SD

Alamat
 Dusun Curah Suko, Desa Kaliwining,    Kecamatan Rambipuji

Kursus yang pernah diikuti
 Penyuluhan dari Sinder

Pengalaman bertani
 Pengalaman bertani hampir 30 tahun namun baru 1 tahun berpengalaman bertani tomat.

Jenis tanaman
 Tomat

Luas tanam
 Bapak Mahfud tidak memiliki lahan sendiri, sehingga beliau harus menyewa tanah dari petani lain. Beliau menyewa 1 hektar tanah dengan harga sewa Rp 6.000.000 untuk sekali tanam.

Tanaman sebelumnya
 Padi

Tanaman sekitar
 Padi

Pupuk yang dipakai

a. organik
 Tidak menggunakan pupuk organik, melainkan selalu menggunakan pupuk kimia.
b. an-organik
Pupuk kimia yang digunakan hanya pupuk kimia dengan merk dagang Super Brown.

Dosis pupuk
Dosis pupuk Super Brown adalah
  kg / hektar.

Pengairan
Tidak pernah disiram karena mengandalkan air hujan.

Pengendalian OPT
 Pengendalian dilakukan dengan menggunakan pestisida kimia dan pestisida nabati.

Jenis pestisida

a.  Nabati
Pestisida nabati yang digunakan berasal dari air kencing kambing, sedangkan
b. Kimia
pestisida kimia yang digunakan berupa pestisida dengan merk dagang Kipro.

Jadwal penyemprotan
 Satu minggu 1x, dengan dosis 3 sendok dalam setiap 1 tangki alat penyemrotan.
DOKUMENTASI


A.    Foto Klien
Bapak Mahfud
 







Gambar 1. Kegiatan wawancara dengan Bapak Mahfud di kediamannya Dusun Curah Suko, Desa Kaliwining,    Kecamatan Rambipuji. Pada hari Senin pukul 13:00 WIB tanggal 25 Februari 2013.


















Foto Lahan







 












Gambar 2. Foto 1 hektar lahan tomat milik Pak Mahfud di Dusun Curah Suko, Desa Kaliwining,    Kecamatan Rambipuji.




 Foto Gejala Serangan







1.      Daun Tanaman Tomat































2.    Batang Tanaman Tomat






























3.      Akar Tanaman Tomat



































4.      Buah Tomat











Gambar 3. Gejala serangan karat daun oleh cendawan Phakospora pachyrhizi pada daun tanaman tomat Bapak Mahfud.

Keterangan : Berdasarkan hasil keterangan Bapak Mahfud tanaman tomatnya banyak terserang oleh virus. Beliau berkata demikian karena jarang dijumpai hama atau OPT lain yang menempel dan menyerang tanaman tomatnya. Namun daun-daun tanaman tomatnya terlihat menguning ditepinya, keesokan harinya timbul bercak karat coklat secara tiba-tiba dan menyebar keseluruh permukaan daun. Setelah diamati dan dilakukan identifikasi gejala kerusakan tanaman akibat serangan penyakit karat seperti terdapatnya bintik-bintik kecil kuning yang kemudian berubah menjadi bercak-bercak berwarna coklat pada bagian bawah daun dan bercak karat terlihat sebelum bisul- bisul (pustule) pecah. Maka sementara sebelum dilakukan uji selanjutnya ditetapkan hal tersebut adalah penyakit karat daun yang disebabkan oleh cendawan Phakospora pachyrhizi.



 













Gambar 4. Foto batang tanaman tomat Bapak Mahfud yang terlihat sehat dan tidak terserang OPT.

Keterangan : Berdasarkan keterangan Bapak Mahfud, batang tanaman tomatnya tidak terserang oleh hama ataupun OPT lain. Setelah dilakukan kunjungan lapang langsung pada tanaman tomatnya maka diketahui bahwa batang tanaman tomat sehat dan tidak diketahui adanya OPT yang menyerang batang tanaman tomat. Jika diketahui ada tanaman tomat yang layu dan mati hal tersebut disebabkan oleh daun-daunnya yang terlebih dahulu rusak diserang oleh ulat grayak atau thrips ataupun belalang.

 













Gambar 5. Foto gejala akar tanaman tomat yang diidentifikasi terserang nematoda.

Keterangan  : Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Mahfud, beliau tidak mengetahui adanya OPT yang menyerang akar-akar tanaman tomatnya. Setelah kunjungan lapang dan mencabut tanaman tomat yang layu, maka diketahui  akar tanaman tomat pendek dan terdapat sedikit puru pada akarnya. Maka sementara sebelum dilakukan uji selanjutnya ditetapkan hal tersebut adalah disebabkan oleh serangan nematoda.
 












Gambar 6. Foto gejala buah tomat yang terserang ulat grayak (Spodoptera litura)


Keterangan : Berdasarkan hasil wawancara denga Bapak Mahfud, ulat yang menyerang tanaman tomat milik Bapak tidak hanya menyerang daun tanaman tomat namun juga buah tomatnya. Ulat ini biasanya menyerang di malam hari dengan cara memakan buah tomat. Gejala pada daun berupa bekas-bekas gigitan berlubang, sedangkan buahnya ditandai adanya lubang tidak beraturan di setiap permukaan buah. Setelah dilakukan kunjungan lapang, maka benar terdapat ulat yang sedang memakan buah tomat. Bahkan ulat tersebut dapat masuk dan menghabiskan buah tomat dari dalam. Berdasarkan kunjungan lapang juga diketahui ulat menyerang buah tomat pada semua fase, baik bua muda maupun siap panen.




B. Hasil Hama
Golongan Hama
1.      Ulat Grayak
Spodoptera litura




























2.      Belalang
(Valanga nigricornis)













































3.      Thrips
Thrips sp




























































Gambar 7. Foto ulat grayak (Spodoptera litura) yang menyerang tanaman tomat.

Keterangan : Ulat yang menyerang tanaman tomat milik Bapak Mahfud adalah Spodoptera litura. Ulat grayak menyerang daun tanaman tomat dan buah tomatnya. Ulat ini biasanya menyerang di malam hari dengan cara memakan daun dan buah tomat. Gejala pada daun berupa bekas-bekas gigitan berlubang, sedangkan buahnya ditandai adanya lubang tidak beraturan di setiap permukaan buah. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. 


 










Gambar 8. Foto belalang yang menyerang tanaman tomat Bapak Mahfud
Keterangan : Belalang (Valanga nigricornis) adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera. Pada umumnya ukuran belalang betina lebih besar dari pada ukuran belalang jantan. 
  Struktur Tubuh: Kepala belalang (oseli (mata tunggal), antenna, mata majemuk, mandibula, maksila (rahang atas), hipofaring, mandibula, labium, jenis mulut tipe penggigit dilengkapi dengan rahang atas dan bawah yang kuat), thorax (tympanum & spiracle), abdomen (sayap depan, sayap belakang, ovipositor &spiracles), Femur belakang berukuran panjang dan kuat yang digunakan untuk melompat. Berdasarkan keterangan dari Bapak Mahfud, belalang yang menyerang tanaman tomatnya merupakan hama dari tanaman padi disekitarnya. Serangan belalang tidak begitu berarti melihat jumlahnyapun yang sedikit. Namun tetap dilakukan penyemprotan pestisida sebagai tindakan pengendalian







 




Gambar 9. Gejala serangan (kiri) dan hama Thrips yang menyerang tanaman tomat Bapak Mahfud
Keterangan :Ukuran hama ini memang sangat kecil, kurang lebih sekitar 1mm, namun masih bisa dilihat  secara kasat mata.  Selain menyerang daun yang tua ada kecenderungan hama thrips lebih menyukai daun muda/ tunas.  Hama jenis ini, mudah diamati di sekitar kelopak bunga, karena kontrasnya warna dasar kelopak yang putih dengan warna tubuh hama yang cenderung “gelap”.  Gejala serangan hama thrips ini adalah adanya strip-strip pada  bagian bawah daun dan berwarna keperakan. Warna keperakan itu tidak lain akibat adanya luka  akibat dari cara makan hama thrips, yang menusuk mengisap. Warna  keperakan tersebut akan berubah  menjadi warna menjadi coklat muda.

C. Hasil gulma






1.      Teki
Cyperus rotundus

























2. Rumput-Rumputan
Cynodon dactylon

Description: D:\-fapertha-\---SEMESTER 4---\;PRAKTIKUM\KLINTAN HPT\Foto klintan\Bayu\DSCN4716.JPG




Gambar 10. Gulma rumput teki Cyperus rotundus yang diambil dari lahan tanaman tomat Bapak Mahfud
Keterangan : Gulma yang pertama terlihat adalah gulma Cyperus rotundus . Gulma ini termasuk jenis Teki, dengan ciri-ciri batang segitiga dan daun tersusun dalam tiga deretan.






Description: D:\-fapertha-\---SEMESTER 4---\;PRAKTIKUM\KLINTAN HPT\Foto klintan\Bayu\DSCN4725.JPG

Description: D:\-fapertha-\---SEMESTER 4---\;PRAKTIKUM\KLINTAN HPT\Foto klintan\Bayu\DSCN4727.JPG
 






Gambar 11. Foto gulma rumput-rumputan  Cynodon dactylon yang berada di lahan tomat Bapak Mahfud.
 Keterangan : Gulma ini termasuk jenis Rumput, dengan ciri-ciri batang berbuku-buku dan tumbuh menjalar diatas tanah. Berdasarkan keterangan dari Bapak Mahfud, gulma ini tidak banyak berpengaruh karena hidup di parit dan disekitar guludan yang tertutupi mulsa.

3.
Imperata cylindrical (alang-alang)
Description: http://suluhkoe.files.wordpress.com/2011/08/imperata-cylindrica1.jpg?w=300
Perawakan: herba, rumput, merayap, tinggi 30-180 cm. Batang: rimpang, merayap di bawah tanah, batang tegak membentuk satu perbungaan, padat, pada bukunya berambut jarang. Daun: tunggal, pangkal saling menutup, helaian; berbentuk pita, ujung runcing tajam, tegak, kasar, berambut jarang, ukuran 12-80 cm. x 35-18 cm. Bunga: susunan majemuk bulir majemuk, agak menguncup, panjang 6-28 cm, setiap cabang memiliki 2 bulir, cabang 2,5-5 cm, tangkai bunga 1-3 mm, gluma 1; ujung bersilia, 3-6 urat, Lemma 1 (sekam); bulat telur melebar, silia pendek 1,5-2,5 mm. Lemma 2 (sekam); memanjang, runcing 0,5-2,5 mm. Palea (sekam); 0,75-2 mm. Benang sari: kepala sari 2,5-3,5 mm, putih kekuningan atau ungu. Putik: kepala putik berbentuk bulu ayam. Buah: tipe padi. Biji: berbentuk jorong, panjang 1 mm lebih. Waktu berbunga : Januari - Desember. Tumbuhan ini dapat mempengaruhi tanaman kultivasi lain, karena kebutuhan natrium yang relatif tinggi. Perbanyakan: berkembang biak dengan sendirinya. Setiap saat rimpang dipanen dari tumbuhan yang telah matang. Rimpang yang baik berwarna pucat, berasa manis dan sejuk. Alang-alang dapat menuyebabkan penurunan pH tanah. Besarnya penurunan pH dan hambatan terhadap proses nitrifikasi menunjukkan adanya korelasi positif dengan pertumbuhan alang-alang.
4.
Borreria laevis
Description: http://www.tramil.net/fototeca/images/Borreria_laevisLS.jpg
 Batang : Sering berwarna ungu, tegak agak menggeletak dengan panjang 3-10 dm
Daun : berwarna ungu, bulat panjang yang memanah seperti tombak
Bunga : berjumlah banyak yang terletak secara axilari dan terminal. Bunga sekitar 1,3 cm, kelopak berbulu, corolla sekitar 3 mm, putih, sering diwarnai dengan ungu atau merah muda. Berbulu pendek pada sudut.

5.
Krokot (Portulaca oleracea)
Description: http://www.survivalplantsmemorycourse.com/wp-content/uploads/2012/08/plant9.jpg
Krokot merupakan gulma yang: Sukulen. Batangnya penuh berdaging lunak dan tumbuh tegak atau merata tergantung cahaya. Batang terbentang dan  10 – 50 cm, di mana ruas±berwarna kemerahan, berbentuk bulat, panjang  tua tak berambut. Tergolong tumbuhan semusim, yang berasosiasi dengan 45 jenis pertanaman. Berkembangbiak dengan biji dan dapat pula dari bagian batang bila tumbuh pada tanah yang lembab. Daunnya sebagian tersebar, berhadapan, bertangkai pendek, ujung daun melekuk ek dalam, bulat, atau tumpul (0.2 – 4 cm). Biji (0.5 mm) berbentuk oval warna hitam mengkilat, permukaannya tertutup kulit yang agak mengekerut. Bunganya terbentuk sepanjang musim di daerah tropis (daur hidupnya 3 – 5 bulan) di bawah kondisi ternaung akan tumbuh membentang dan tegak, serta membentuk bunga. Membutuhkan suhu optimal antara 150 – 350C di mana bunga dan biji dihasilkan dengan baik sekali.Di bawah intensitas cahaya yang tinggi dapat layu.
6.
Ageratum Conyzoides L.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiied0aAufA0_k93b8AaZowWMNc7jGk-FSVwT08gc-mQyoS49_527R3LVcxOO13FoG6Lgu90-OtKCvcAk3oOdri4tDMnhlDlOro9ezDX2e9BUcZrmi4CJED1cEMYdoJoEEiVEvpjyn2pqA/s400/tanaman+obat+Bandotan+(Ageratum+conyzoides+L.).jpg
Akar : tanaman ini mempunyai akar tunggang.
Batang : batangnya berbentuk bulat bercabang, tumbuh tegak, dapat mencapai ketinggian 60-120 cm. berbulu pada buku-bukunya dan bagian rendah
Daun : pada daun, berbentuk bulat telur dimana pada bagian tepinya bergerigi dan berbulu. Daun bertangkai cukup panjang. Duduk daun bawah berhadapan, sedangkan bagian atas bertangkai pendek
Bunga : bunga pada tanaman ini berkelompok seperti cawan, warna biru muda, putih dan violet, mahkota bergantung sempit seperti lonceng terbalik berbentuk lima.
Buah : buah yang terdapat pada tanaman ini berwarna putih, keras, bergerigi lima, runcing dan rambut sisik ada lima.
Habitat : pada daerah tropis berada pada tempat yang tak tergenang air dan pada daerah subtropis berada pada ketinggian 1-1200 m dpl. Suhu optimal untuk tumbuh 16-24 ˚C. intensitas cahaya tinggi yang dibituhkan gulma ini sehingga pertumbuhan direduksi bila ternaungi.
Perbanyakan : perbanyakan tanaman ini secara generatif dengan biji dan akar.








3.2 Pembahasan
            Berdasarkan konsep praktikum Layanan Klinik Tanaman maka setiap kelompok mendapat tugas melakukan observasi di berbagai tempat khususnya di wilayah Jember. Wilayah tersebut meliputi Jember bagian Timur, Jember Selatan, Jember Utara dan Jember Barat. Setiap daerah dapat ditemukan petani yang membudidayakan tomat di lahan sawahnya. Meskipun jarang dan sulit ditemukan, tetapi tetap ada kemungkinan petani yang menanam tomat. Kelompok saya mendapat lokasi observasi Jember Barat dan saya berhasil mendapatkan data melalui kegiatan interview dengan Bapak Mahfud.
            Bapak Mahfud adalah seorang buruh tani yang menyewa tanah seluas 1 ha untuk ditanami tanaman tomat. Beliau kelahiran Jember, 6 Januari 1961 tepatnya di Dusun Curah Suko, Desa Kaliwining, Kecamatan Rambipuji. Beliau telah berpengalaman sebagai seorang petani hampir 30 tahun, namun baru 1 tahun berpengalaman bertani tomat. Bapak Mahfud tidak memiliki lahan sendiri, sehingga beliau harus menyewa tanah dari petani lain. Beliau menyewa 1 hektar tanah dengan harga sewa Rp 6.000.000 untuk sekali tanam. Dalam sistem budiaya tomatnya beliau tidak pernah menggunakan pupuk organik, melainkan selalu menggunakan pupuk kimia dan  pupuk kimia yang digunakan adalah pupuk daun degan dengan merk dagang Super Brown. Untuk dosis pupuknya aalah Super Brown adalah   kg / hektar.  
Pengairan        tidak pernah dilakukan karena mengandalkan air hujan yang melimpah. Sedangkan pengendalian OPT dilakukan dengan menggunakan pestisida kimia dan pestisida nabati. Untuk jenis pestisida Pestisida nabati yang digunakan berasal dari air kencing kambing, sedangkan Pestisida kimia yang digunakan berupa pestisida dengan merk dagang Kipro. Jadwal penyemprotannya adalah satu minggu 1x, dengan dosis 3 sendok dalam setiap 1 tangki alat penyemrotan.
            Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Mahfud dan observasi di lahan beliau dapat diketahui jenis hama yang sering muncul pada lahan tomat tersebut yaitu:
a.      Ulat grayak
Berdasarkan keterangan dari Bapak Mahfud hama yang merusak buah-buah tomat adalah ulat. Ulat melubangi buah tomat dalam semua fase baik buah muda maupun yang siap panen. Ulat ini biasanya menyerang di malam hari dengan cara memakan daun dan buah tomat. Gejala pada daun berupa bekas-bekas gigitan berlubang, sedangkan buahnya ditandai adanya lubang tidak beraturan di setiap permukaan buah.
Telur berbentuk hampir bulat dengan bagian datar melekat pada daun (kadang tersusun 2 lapis), warna coklat kekuning-kuningan, berkelompok (masing-masing berisi 25 – 500 butir) yang bentuknya bermacam-macam pada daun atau bagian tanaman lainnya, tertutup bulu seperti beludru. Larva mempunyai warna yang bervariasi, mempunyai kalung / bulan sabit warna hitam pada segmen abdomen keempat dan kesepuluh. Pada sisi lateral dan dorsal terdapat garis kuning. Ulat yang baru menetas berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklatan dan hidup berkelompok. Pupa. Ulat berkepompong dalam tanah, membentuk pupa tanpa rumah pupa (kokon) berwana coklat kemerahan dengan panjang sekitar 1,6 cm. Untuk siklus hidup berkisar antara 30 – 60 hari (lama stadium telur 2 – 4 hari, larva yang terdiri dari 5 instar : 20 – 46 hari, pupa 8 – 11 hari). Seekor ngengat betina dapat meletakkan telur 2.000 – 3.000 telur.
b.      Thrips
Ukuran hama ini memang sangat kecil, kurang lebih sekitar 1mm, namun masih bisa dilihat  secara kasat mata.  Selain menyerang daun yang tua ada kecenderungan hama thrips lebih menyukai daun muda/ tunas.  Hama jenis ini, mudah diamati di sekitar kelopak bunga, karena kontrasnya warna dasar kelopak yang putih dengan warna tubuh hama yang cenderung “gelap”.  Gejala serangan hama thrips ini adalah adanya strip-strip pada  bagian bawah daun dan berwarna keperakan. Warna keperakan itu tidak lain akibat adanya luka  akibat dari cara makan hama thrips, yang menusuk mengisap. Warna  keperakan tersebut akan berubah  menjadi warna menjadi coklat muda.
Ukuran Trips dewasa berukuran + 1 mm, berwarna kuning pucat, coklat atau hitam.  Biasanya thrips lebih gelap warnanya apabila kondisi lingkungan rendah , dan Semakin rendah suhu suatu lingkungan warna trips biasanya lebih gelap.- Trips jantan tidak bersayap, sedangkan yang betina mempunyai dua pasang sayap yang halus dan berumbai. Berkembang biak secara partenogenesis atau dapat menghasilkan telur tanpa melalui kawin terlebih dahulu. Telur trips berbentuk oval.  Telur diletakkan secara terpisah-pisah di permukaan bagian tanaman atau ditusukkan ke dalam jaringan tanaman oleh alat peletak telur. Nimfa berwarna keputih-putihan atau kekuning-kuningan, tidak bisa terbang tetapi hanya meloncat-loncat saja.  Penyebaran dari satu tanaman ke tanaman lain berlangsung sangat cepat
c. Belalang (Valanga nigricornis)
Hama selanjutnya yang menyerang daun-daun muda tanaman tomat adalah belalang. Nama latin belalng adalah Valanga nigricornis, kelas: INSECTA Ordo: Orthoptera Family: Accididae Genus: Valanga dan Spesies: Valanga nigricornis. Morfologi belalang memiliki 2 pasang tungkai, tubuhnya umumnya berwarna coklat, memiliki sepasang antenna, bersegmen, memiliki 2 pasang sayap (sayap depan teksturnya lebih keras), kaki belakang lebih besar yang berfungsi untuk melompat. Tipe alat mulut belalang adalah penggigit penguyah, sehingga serangga ini sangat terlihat gejala saat menyerang daun-daun.
Belalang (Valanga nigricornis) adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera. Pada umumnya ukuran belalang betina lebih besar dari pada ukuran belalang jantan.   Struktur Tubuh: Kepala belalang (oseli (mata tunggal), antenna, mata majemuk, mandibula, maksila (rahang atas), hipofaring, mandibula, labium, jenis mulut tipe penggigit dilengkapi dengan rahang atas dan bawah yang kuat), thorax (tympanum & spiracle), abdomen (sayap depan, sayap belakang, ovipositor &spiracles), Femur belakang berukuran panjang dan kuat yang digunakan untuk melompat. Berdasarkan keterangan dari Bapak Mahfud, belalang yang menyerang tanaman tomatnya merupakan hama dari tanaman padi disekitarnya. Serangan belalang tidak begitu berarti melihat jumlahnyapun yang sedikit.

Sedangkan golongan gulma yang paling banyak terliat adalah gulma teki  spesies Cyperus rotundus, Cynodon dactylon dan krokot.
1.  Cyperus rotundus
Gulma yang pertama terlihat adalah gulma Cyperus rotundus . Kingdom           :
Divisi: Magnoliophyta,  Kelas : Liliopsida Sub Kelas :Commelinidae Ordo: Cyperales Famili: Cyperaceae Genus : Cyperus Spesies: Cyperus rotundus L. Gulma ini termasuk jenis Teki, dengan ciri-ciri batang segitiga dan daun tersusun dalam tiga deretan. Cyperus rotundus adalah gulma pertanian yang biasa dijumpai di lahan terbuka. Apabila orang menyebut "teki", biasanya yang dimaksud adalah jenis ini, walaupun ada banyak jenis Cyperus lainnya yang berpenampilan mirip. Teki sangat adaptif dan karena itu menjadi gulma yang sangat sulit dikendalikan. Ia membentuk umbi (sebenarnya adalah tuber, modifikasi dari batang) dan geragih (stolon) yang mampu mencapai kedalaman satu meter, sehingga mampu menghindar dari kedalaman olah tanah (30 cm). Teki menyebar di seluruh penjuru dunia, tumbuh baik bila tersedia air cukup, toleran terhadap genangan, mampu bertahan pada kondisi kekeringan.
Ciri morfologinya, antara lain berakar serabut yang tumbuh menyamping dengan membentuk umbi yang banyak, tiap umbi mempunyai mata tunas, batang tumbuh tegak dan berbentuk tumpul atau segitiga, memiliki ciri bentuk pita dengan pertulangan daun sejajar tidak mempunyai ligula atau aurikula, arah daun tersebar merata mengelilingi batang, serta penampang daun berbentuk huruf V. Gulma ini hampir selalu ada di sekitar tanaman budidaya karena dapat berkembangbiak melalui biji, umbi akar dan rhizoma yang sangat sulit untuk dikendalikan secara mekanis. Dalam persaingan dengan tanaman budidaya, gulma menghasilkan zat allelopati yang dapat meracuni atau menekan pertumbuhan tanaman budidaya.Akar teki atau Rumput palsu (batang segitiga) hidup sepanjang tahun dengan ketinggian mencapai 10 sampai 75 cm. Biasanya tanaman liar ini tumbuh di kebun, di ladang dan di tempat lain sampai pada ketinggian 1000m dari permukaan laut. Tanaman ini mudah dikenali karena bunga-bunganya berwarna hijau kecoklatan, terletak di ujung tangkai dengan tiga tunas helm benang sari berwarna kuning jernih, membentuk bunga-bunga berbulir, mengelompok menjadi satu berupa payung. Ciri khasnya terletak pada buah-buahnya yang berbentuk kerucut besar pada pangkalnya, kadang-kadang melekuk berwarna coklat, dengan panjang 1,5 - 4,5 cm engan diameter 5 - 10 mm.
Daunnya berbentuk pita, berwarna mengkilat dan terdiri dari 4-10 helai, terdapat pada pangkal batang membentuk rozel akar, dengan pelepah daun tertutup tanah. Pada rimpangnya yang sudah tua terdapat banyak tunas yang menjadi umbi berwarna coklat atau hitam. Rasanya sepat kepahit-pahitan dan baunya wangi. Umbi-umbi ini biasanya mengumpul berupa rumpun.
2. Cynodon dactylon
 Gulma ini termasuk jenis Rumput, dengan ciri-ciri batang berbuku-buku dan tumbuh menjalar diatas tanah. Berdasarkan keterangan dari Bapak Mahfud, gulma ini tidak banyak berpengaruh karena hidup di parit dan disekitar guludan yang tertutupi mulsa.
Terutama di daerah dengan musim kemarau yang tegas, di daerah cerah matahari < 1 - 1650 m. Rumput menahun dengan tunas menjalar yang keras, tinggi 0.1 – 0.4 m. Morfologi Batang : langsing, sedikit pipih, yang tua dengan rongga kecil. Daun   :  daun sempit kerapkali jelas 2 baris. Lidah sangat pendek. Helaian daun bentuk garis, tepi kasar, hijau kebiuran, berambut atau gundul, 2.5 – 15 kali 0.2 – 0.7 cm. Bulir 3 – 9, mengumpul, panjang 1.5 – 6 cm. Poros bulir berlunas. Anak bulir berdiri sendiri, berseling kiri kanan lunas, menghadap ke satu sisi, menutup satu dengan yang lain secara genting, duduk, ellips memanjang, panjang kurang lebih 2 mm, kerapkali keungu-unguan. Sekam 1 – 2 yang terbawah tetap tinggal. Jumlah benang sari 3, tangkai putik 2, kepala putik ungu, muncul di tengah-tengah anak bulir. Bunga tegak,seperti tandan. Bijinya membulat telur, kuning sampai kemerahan.
3. Krokot (Portulaca quadrifida L)
       Gulma ini berada diparit antara guludan dan tumbuh menjalar diatas tanah. Tanaman krokot atau portulaka termasuk genus/marga Portulaca dari suku Portulaceae. Terdapat sekitar 40-100 spesies (2 diantaranya adalah Portulaca oleracea dan Portulaca grandiflora) yang ditemukan di daerah tropis dan daerah bermusim empat. Krokot juga tumbuh liar ditempat-tempat terbuka yang terkena sinar matahari. Tanaman ini diperkirakan berasal dari daratan Amerika tropis di Brazil yang dapat tumbuh dari dataran rendah sampai ketinggian 1.800 m dpl. Batang krokot berbentuk bulat yang tumbuh tegak atau sebagian/seluruhnya terletak di atas tanah tanpa mengeluarkan akar. Batangnya berwana cokelat keunguan dengan panjang 10-50 cm. Daunnya tunggal, tebal berdaging, datar dan letaknya berhadapan atau tersebar. Tangkainya pendek berbentuk bulat telur sungsang, bagian ujungnya bulat melekuk ke dalam. Pangkal batangnya membaji dengan tepi rata, panjangnya 1-4 cm dan lebar 5-14 mm. Warna permukaan atas daun hijau tua, permukaan bawahnya merah tua. Bunganya berkelompok 2-6 buah yang keluar dari ujung percabangan. Mahkota daunnya berjumlah lima buah, berwarna kuning dan kecil-kecil.bunga ini akan mekar pada pagi hari antara pukul 8.00-11.00 siang dan layu menjelang sore. Buahnya berbentuk kotak, bijinya banyak dengan warna hitam cokelat mengkilap. Tanaman ini dapat diperbanyak dengan biji.
Selain hama , berdasarkan hasil observasi di lapang, jenis penyakit yang sering muncul di lahan tomat adalah: Gejala serangan karat daun oleh Xanthomonas sp pada daun tanaman tomat Bapak Mahfud. Berdasarkan hasil keterangan Bapak Mahfud tanaman tomatnya banyak terserang oleh virus. Beliau berkata demikian karena jarang dijumpai hama atau OPT lain yang menempel dan menyerang tanaman tomatnya. Namun daun-daun tanaman tomatnya terlihat menguning ditepinya, keesokan harinya timbul bercak karat coklat secara tiba-tiba dan menyebar keseluruh permukaan daun. Setelah diamati dan dilakukan identifikasi gejala kerusakan tanaman akibat serangan penyakit karat seperti terdapatnya bintik-bintik kecil kuning yang kemudian berubah menjadi bercak-bercak berwarna coklat pada bagian bawah daun dan bercak karat terlihat sebelum bisul- bisul (pustule) pecah. Maka setelah dilakukan uji selanjutnya ditetapkan hal tersebut adalah penyakit karat daun yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas sp
Berdasarkan pengisolasian tanaman tomat yang diduga terkena opt yang dibiakkan di media PDA dan NA dapat diketahui bahwa pada pengisolasian tanaman pada media NA setelah dilakukan inkubasi selama 24 jam dapat diketahui jumlah koloni sebanyak 358 dan tipe gram positif.  Sedangkan pada media PDA setelah diinkubasikan selama 48 jam spora jamur tidak ditemukan, sehingga dapat disimpulkan bahwa tanaman tomat yang sakit tersebut terkena patogen jenis bakteri, akan tetapi perlu dilakukan pengamatan lebih lanjut untuk mengetahui spesiesnya sehingga pengendalian lebih akurat.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, permasalahan yang dihadapi saat melakukan interview dengan Pak Mahfud adalah persiapan kami yang kurang. Saat Bapak Mahfud telah banyak bercerita, beliau sesekali meminta tanggapan dari kita, dan kita yang masih kurang ilmu dan persiapan hanya bisa menjawab jujur masih belum bisa menjawabnya. Hanya berbekal quisioner ternyata terbukti tidak cukup, bahkan jika kita tidak membungkus setiap pertanyaaan dengan hal tertentu , arah pembicaraan menjadi monoton dan membosankan. Bapak Mahfud bisa menguasai bahasa Indonesia, jawa dan madura sehingga kami tidak mengalami masalah dalam hal komunikasi.
Solusi yang dapat ditawarkan adalah benar-benar mempelajari tentang objek yang kita tanyakan pada para klien, contoh segala hal mengenai tomat. Hal tersebut penting sekali karena para klien telah percaya dengan kemampuan seorang mahasiswa. Jadi tidak hanya tugas praktikum, nama Universitas juga menjadi tanggung jawab saat posisi interview dengan para petani. Kemudian melatih cara berbicara dan membawa suasana perbincangan tetap menyenangkan agar klien benar-benar nyaman dan bisa menyampaikan informasi secara terbuka..



BAB IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1.    Tanaman tomat adalah tanaman yang rentan dengan serangan OPT, terbukti tanaman tomat di Jember bagian Barat banyak terserang OPT.
2.    Berdasarkan hasil observasi di lapang, jenis hama yang sering muncul di lahan tomat adalah ulat grayak, thrips dan belalang. Untuk jenis penyakit yang sering muncul di lahan tomat adalah hawar daun akibat jamur. Sedangkan jenis gulma yang sering muncul di lahan tomat adalah krokot, Cynodon dactylon, dan Cyperus rotundus.

4.2 Rekomendasi
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, rekomendasi yang dapat ditawarkan untuk mengatasi masalah serangan OPT tersebut adalah dengan memberikan solusi terhadap cara pengendalian yang lebih efektif dan efisien. Diantaranya melakukan penyuluhan tentang mengendalikan OPT dengan prinsip PHT yang efektif dan efisien.



DAFTAR PUSTAKA
Ari Wijayani dan Wahyu Widodo. 2005. Usaha Meningkatkan Kualitas Beberapa Varietas Tomat  Dengan Sistem Budidaya Hidroponik. Jurnal Ilmu Pertanian. Vol. 12 (1) : 77 – 83

Duriat and Ostima. 1979. Tomatoes in the tropics. Colorado : Westview press boilder

Hermanto. 2012. Budidaya Tomat. http://petunjukbudidaya.blogspot.com/2012/10/ cara-praktis-budidaya-tomat.html [diakses pada 13 maret 2013].

Novik Kurniati. 2012. Pengendalian OPT Tomat. http://epetani.deptan.go.id/blog/pengendalian-hama-penyakit-tanaman-tomat-807 [diakses pada 13 maret 2013]

Nur Fisca Putrisiwi. 2012. Makalah Dasar Perlindungan Tanaman Pengendalian Penyakit Pada Tomat ( Lycopersicon esculatum mill). Malang : Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.

Purwati, E. dan Ali Asga, 1990. Seleksi varietas tomat untuk perbaikan kualitas. Buletin Penelitian HortikulturaVol XX/1

Widya almaida. 2010.  Makalah Dasar Perlindungan Tanaman Pengenalan dan Penanganan Hama Penyakit Pada Tanaman Tomat. Malang: Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.



.