UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS
PERTANIAN
JURUSAN
BUDIDAYA
PERTANIAN
LABORATORIUM PRODUKSI TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA :
BAYU GUSTI SAPUTRA
NIM :
111510501152
GOLONGAN/KELOMPOK : SENIN/3
ANGGOTA :
1. SITI NURHIDAYATI (111510501023)
2. BUDI REZQY N (111510501128)
3. FAISHAL IRFANDI (111510501147)
4. DWI HARTATIK (111510501150) 5. ANGGI RAHAYU W (111510501153)
6. YULI ARISTA (111510501154)
JUDUL ACARA : PEMBIAKAN VEGETATIF
DENGAN CARA MENCANGKOK (AIR LAYERAGE)
TANGGAL PRAKTIKUM : 12 MARET 2012
TANGGAL
PENYERAHAN : 16 APRIL 2012
ASISTEN : 1. DEDY
EKO S
2. FRENGKY HERMAWAN
3. MEIDA WULANDARI
4. NOVITA FRIDA SAFATA
5.
HAIKAL WAHONO
6.
IFTITAH FIKA F
7.
AHMAD NUR H G A
8. AKHMAD
TAUFIQUL H
9.
DIYAH AYU S
10.
FIKA AYU S
11. HERLINA PUTRI
12. RAAF LUQMAN SYAH
13. KIKI ULFANIAH
BAB
1.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan
keseharian, tanaman melakukan beberapa aktivitas yang berguna dalam rangka
mempertahankan hidup, seperti bernapas, berfotosintesis, respirasi, dan
berkembang biak. Awal perkembangbiakan umumnya ditandai dengan perkecambahan dan
tentunya di dalamnya terdapat struktur yang cukup rumit. Perkembangbiakan pada
setiap tanaman tidaklah sama. Ada beberapa spesies tanaman yang berkembangbiak
dengan cara generatif dan ada juga yang berkembangbiak dengan cara vegetatif.
Perkembangbiakan baik secara vegetatif sebagian besar berasal dari salah satu
bagian tanaman, misalnya berasal dari batang, akar, daun, dan lain-lain, atau
bisa juga disebut bibit. Sedangkan perkembangbiakan secara generatif umumnya
berasal dari biji.
Membahas mengenai pembiakan tanaman, pada praktikum ini
yang menjadi pembahasan yaitu pembiakan secara vegetatif. Ada beberapa cara
pembiakan secara vegetatif yaitu dengan cara mencangkok, setek, okulai dan
menyambung tanaman. Kali ini yang akan dibahas terlebih dahulu yakni pembiakan
vegetatif dengan cara mencangkok.
Mencangkok
merupakan teknik pembiakan tanaman yang sudah dikenal sejak lama. Namun,
melihat keadaan saat ini jarang sekali ditemukan orang-orang yang melakukan
pembiakan secara mencangkok meskipun ada hanya terbatas pada orang-orang
tertentu saja. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang cara
mencangkok. Dalam mencangkok yang perlu diperhatikan dalam perlakuannya harus
penuh kesabaran serta ketelitian supaya hasil cangkokan dapat berhasil dengan
baik.
Selain
itu, dalam mencangkok dibutuhkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, meliputi
pemilihan batang yang sesuai untuk dicangkok dan teliti dalam pembersihan
kambium, supaya nantinya dapat menghasilkan produk yang baik sesui dengan yang
diinginkan. Pembiakan vegetatif secara mencangkok dilakukan bertujuan untuk
mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya dan cepat
menghasilkan.
Namun demikian hasilnya sering mengecewakan
pencangkokannya karena selalu mengalami kegagalan. Kegagalan ini dapat dilihat,
pada bagian tanaman yang dikerat atau dilukai menjadi kering atau mati. Untuk
menghindari kejadian itu diadakan pembaharuan cara mencangkok dan mencurahkan
perhatian yang serius dengan kesabaran dan ketelitian yang lebih lagi sera
senantiasa menjaga kelembapan media yang digunakan dalam mencangkok karena
sangat berpengaruh pada pertumbuhan akar.
Perbanyakan
vegetatif juga merupakan pekerjaan yang enjanjikan keuntungan lumayan. Maka
tidak heran bila usaha ini sekarang sedah mulai diminati orang untuk dijadikan
lahan baru. Bahkan sekarang pembiakan ini bisa divariasi sehingga mengahasilkan
karya seni yang patut dikagumi. Karya seni seperti itu tidak hanya diterapkan
pada tanaman buah-buaha saja, tetapi juga pada tanaman hias. Jadi, dapat
dikatakan bahwa dalam aplikasinya antara tanaman yang satu dengan tanaman yang
lain akan mengalami perbedaan dalam berkembangbiakan yang disesuaikan dengan
varietas dan jenisnya.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mempelajari cara
mencangkok,dan untuk mengetahui pertumbuhan
akar cangkokan
2. Untuk mengetahui pengaruh media
cangkokan terhadap pembentukan system perakaran.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam kehidupan tanaman
perlu pembiakan dalam rangka mempertahankan jenisnya dan peningkatan
produksinya. Ada dua cara pembiakan tanaman ialah: (1) Secara
generatif/reproduktif (secara kawin) dengan menggunakan benih (biji yang
memenuhi persyaratan sebagai bahan tanaman; (2) Secara vegetatif (secara tak
kawin) dengan menggunakan organ vegetatif
(Seputra,2000).
Mencangkok merupakan
salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang
bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan
induknya dan cepat menghasilkan. Pencangkokan dilakukan dengan menyayat
dan mengupas kulit sekeliling batang, lebar sayatan tergantung pada jenis tanaman
yang dicangkok. Penyayatan dilakukan sedemikian rupa sehingga lapisan
kambiumnya dapat dihilangkan (dengan cara dikikis). Setelah luka yang dibuat
cukup kering, Rootone-F diberikan sebagai perlakuan agar bahan cangkokan cepat
berakar. Media tumbuh yang digunakan terdiri dari tanah dan kompos dan dibalut
dengan sabut kelapa atau plastik. Bila batang diatas sayatan telah menghasilkan
sistem perakaran yang bagus, batang dapat segera dipotong dan ditanam di lapang.
Berikut berapa hal yang mungkin perlu diperhatikan dan ditelaah dalam
melakukan pencangkokan tanaman adalah : (1) waktu mencangkok, sebaiknya
pada musim hujan karena tidak perlu melakukan penyiraman berulang-ulang, (2)
Memilih batang cangkok, pohon induk yang digunakan adalah yang umurnya
tidak terlalu tua atau terlalu muda, kuat, sehat dan subur serta banyak dan baik
buahnya, (3) Pemeliharaan cangkokan, pemeliharaan sudah dianggap cukup bila
media cangkokan sudah cukup dalam kondisi lembab sepanjang waktu (Abidin ,2001).
bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan
induknya dan cepat menghasilkan. Pencangkokan dilakukan dengan menyayat
dan mengupas kulit sekeliling batang, lebar sayatan tergantung pada jenis tanaman
yang dicangkok. Penyayatan dilakukan sedemikian rupa sehingga lapisan
kambiumnya dapat dihilangkan (dengan cara dikikis). Setelah luka yang dibuat
cukup kering, Rootone-F diberikan sebagai perlakuan agar bahan cangkokan cepat
berakar. Media tumbuh yang digunakan terdiri dari tanah dan kompos dan dibalut
dengan sabut kelapa atau plastik. Bila batang diatas sayatan telah menghasilkan
sistem perakaran yang bagus, batang dapat segera dipotong dan ditanam di lapang.
Berikut berapa hal yang mungkin perlu diperhatikan dan ditelaah dalam
melakukan pencangkokan tanaman adalah : (1) waktu mencangkok, sebaiknya
pada musim hujan karena tidak perlu melakukan penyiraman berulang-ulang, (2)
Memilih batang cangkok, pohon induk yang digunakan adalah yang umurnya
tidak terlalu tua atau terlalu muda, kuat, sehat dan subur serta banyak dan baik
buahnya, (3) Pemeliharaan cangkokan, pemeliharaan sudah dianggap cukup bila
media cangkokan sudah cukup dalam kondisi lembab sepanjang waktu (Abidin ,2001).
Jumlah pohon induk yang terbatas menyebabkan hasil perbanyakan tidak
banyak. Teknik cangkok menyebabkan tajuk pohon induk rusak dan memerlukan waktu
lama. Sementara untuk pengembangannya, diperlukan jumlah bibit banyak dalam
waktu serempak. Oleh karena itu perlu dicari alternatif pemecahan masalah
pengadaan bibit jeruk dalam jumlah yang besar dan waktu yang singkat
(Suharjianto,2011).
Ada kalanya, dipilih
cara mencangkok apabila pohon yang akan dicangkok tidak dapat diperbanyak
dengan pembiakan vegetatif lainnya yang lebih mudah, misalnya dengan stek.
Jenis-jenis tanaman yang biasa dicangkok adalah pohon buah-buahan misalnya:
mangga, beberapa jenis jeruk (jeruk besar, jeruk nipis, jeruk manis dan jeruk
siem), berbagai jenis jambu (jambu biji, jambu air dan jambu monyet), delima,
belimbing manis, lengkeng dan sebagainya. Selain tanaman buah-buahan, beberapa
tanaman hias juga bisa dicangkok misalnya: bunga
sakura, kemuning, soka, musa indah, bougenvil, cemara dan sebagainya
(Koesriningsih,2001).
Beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi oleh tanaman induk cangkokan adalah sebagai berikut : (1). Pohon induk
tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda; (2) Pohon induk telah berbunga (untuk
tanaman hias) dan telah berbuah sedikitnya tiga kali (untuk tanaman
buah-buahan);(3). Pohon nampak kuat dan subur; (4). Sehat, tidak terserang hama
dan penyakit; (5). Pohon harus bercabang banyak. Cabang yang baik untuk
dicangkok adalah cabang yang ukurannya tidak terlalu besar, kira-kira sebesar
kelingking atau pensil dengan syarat batang atau cabang tersebut berkulit mulus
dan berwarna coklat muda. Bentuk cabang yang baik adalah tegap dan mulus.
Cabang yang berwarna coklat muda akan lebih cepat terbentuk kalus dan akar.
Panjang cabang cangkokan antara 20 – 30 cm, kalau terlalu panjangakan mengalami
kesulitan pada waktu penanaman dilapangan (Widiarsih, 2008).
Sebelum melakukan pencangkokan,
dilakukan pemilihan cabang pohon yang akan dicangkok. Cabang pohon yang dipilih
adalah cabang autotrop yang telah berkayu dengan ukuran diameter batang ± 3 cm.
Selanjutnya pencangkokan dapat dimulai dengan menyayat kulit batang dan
mengerik kambiumnya sepanjang 5 – 10 cm. Kemudian sayatan tersebut dikeringkan
selama 2 hari sampai permukaan sayatan tidak bergetah lagi. Setelah kering,
sayatan diolesi hormon tumbuh yang berbentuk pasta dan selanjutnya dibungkus
dengan media sesuai dengan rancangan penelitian. Media ditutup dengan plastik
transparan, dan diikat dengan tali pada bagian atas, bawah dan tengah dari
cangkok (Putri,2007).
Pengamatan mulai dilakukan
setelah timbulnya akar sampai cangkok siap untuk disapih. Metode pencangkokkan pada
sellulosa melibatkan pembentukan situs aktif pada sellulosa yang dapat merupakan
radikal (makroradikal) bebas atau ion-ion. Radikal bebas atau ion-ion ini
menginisiasi reaksi polimerisasi monomer vinil yang akan dicangkok kesellulosa
sebagai polimer induk. Metoda untuk membentuk situs aktif yang dapat
menginduksi reaksi kopolimerisasi pencangkokkan pada sellulosa dapat
diklasifikasikan menjadi dua yakni metode kimia danfisika. Dengan metode kimia,
radikal terbentuk pada PE akibat abstraksi atom hidrogen oleh radikal inisiator
seperti BPO (dibenzoyl peroxide), AIBN (azobisisobutyronitrile),
atau bahan pengoksidasi seperti garam cerium. Struktur kimia dari monomer yang
tercangkok ke sellulosa akan mempengaruhi sifat-sifat dari sellulosa tercangkok
seperti karakter hidrofilik dan hidrofob, peningkatan elastisitas, daya
absorbsi terhadapzat warna dan air, kemampuan sebagai penukar ion dan ketahanan
terhadap panas (Ginting dkk,2010).
Dalam rangka penyediaan materi untuk kegiatan
penanaman baik dalam rangka penelitian maupun kegiatan penanaman di lapangan,
dapat dilakukan pembibitan secara vegetatif. Teknik yang dapat dilakukan adalah
:
Teknik mencangkok (air layering)
Tujuan pencangkokan adalah untuk mendapatkan anakan/bibit untuk pembangunan
bank klon, kebun benih klon, kebun persilangan, karena dengan teknik ini bibit
yang dihasilkan bersifat dewasa sehingga lebih cepat berbunga/berbuah.
Pencangkokan dilakukan pada pohon-pohon plus yang telah dipilih di kebun benih.
Penggunaan teknik mencangkok dilakukan dalam rangka penyediaan materi untuk
bank klon, kebun persilangan dan kebun benih klon.
Bahan dan peralatan yang digunakan antara lain media cangkok (moss cangkok,
top soil dan kompos), bahan pembungkus cangkok dari polibag hitam, tali rafia,
zat pengatur tumbuh akar, insektisida, pita label, spidol permanen, pisau
cangkok, parang, gergaji tangan dan alat tulis. Pembuatan cangkokan dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut :
1. Penyiapan media cangkok terdiri atas campuran antara moss cangkok, top
soil dan kompos. Sebelum digunakan media disiram dengan air sampai cukup
kelembabannya, serta ditaburi insektisida secukupnya supaya media tidak
dijadikan sarang semut dan membunuh hama uret.
2. pemilihan cabang yang sehat dengan diameter rata-rata 2 cm - 4 cm.Cabang
dikerat sepanjang 5 cm dengan menggunakan pisau cangkok, kulit cabang dikelupas
danbagian kambiumnya dibersihkan dengan cara dikerik dan dibiarkan beberapa
menit. Posisi keratankulit sekitar 30 cm dari pangkal cabang. Setelah itu
bagian sayatan diolesi dengan larutan ZPT untuk memacu pertumbuhan akar.
3. Menutup luka sayatan pada cabang dengan campuran media yang telah
disiapkan, kemudian ditutup dengan polibag hitam dan diikat dengan tali rafia
sehingga media cangkok stabil. Bagian pembungkus cangkok dilubangi agar
memudahkan masuknya air atau keluarnya akar ketika cangkok telah berakar dengan
baik.
4. Memberi label yang berisi tanggal pencangkokan, perlakuan dan pelaksana.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan pencangkokan antara lain :
(a)Pencangkokan sebaiknya dilakukan pada musim hujan sehingga akan membantu
dalam menjaga kelembaban media sampai berakar. (b) Pengambilan cangkok
dilakukan setelah cangkok berumur 2 - 3 bulan. Pemotongan cangkok menggunakan gergaji
kemudian diturunkan secara hati-hati. Cangkok yang terlalu panjang dipotong
sebagian dan daunnya dikurangi untuk mencegah terjadinya penguapan yang terlalu
besar. (c) Cangkok yang telah dipisahkan dari pohon induknya segera ditanam
(aklimatisasi) pada media campurantanah dengan kompos/pupuk kandang (3:1).
Kegiatan ini dilakukan di persemaian yang diberi naungan dengan intensitas
cahaya lebih dari 50%. Pemeliharaan cangkok di persemaian dilakukan sampai
bibit siap ditanam di lapangan. Biasanya setelah 3 bulan cangkok telah memiliki
perakaran yanag kompak dan siapdipindahkan ke lapangan.d. Pembuatan cangkok
pada satu pohon tidak bisa dilakukan dalam jumlah banyak, karena akan
mengganggu atau merusak pohon tersebut
(Hamdan dkk ,2007).
BAB 3. METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum Pembiakan Tanaman I dengan acara Pembiakan
Vegetatif dengan Cara Mencangkok (Air Layerage)
dilaksanakan pada hari senin, 12 Maret 2012 pukul 14.00 WIB sampai dengan selesai bertempat di Fakultas Pertanian,
Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1.Pisau tajam (cutter)
2.Timba
3.2.2 Bahan
1. Tanaman kamboja
jepang merah (Adenium sp.)
2. Tali rafia
3. Serabut kelapa
4. Plastik
5. Pupuk kompos
6. Pupuk kandang
3.3 Cara Kerja
1. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan.
2. Memilih batang atau cabang yang tidak terlalu tua dan tidak
terlalu muda.
3. Menyayat atau menghilangkan kulit dan
kambium pada batang atau cabang tersebut sepanjang ± 10 cm.
4. Memberi media pada bagian yang luka secukupnya dengan pupuk
kandang dan kompos, kemudian menutup dengan serabut kelapa dan plastik.
5. Menjaga kelembapan media dengan cara menyiram air.
BAB
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No
|
Perlakuan
|
Kel
|
Parameter Pengamatan
|
||
Jumlah Akar
|
Panjang Akar
|
||||
1
|
Plastik
|
Kompos
|
1
|
-
|
-
|
3
|
-
|
-
|
|||
5
|
35
|
2,8 cm
|
|||
Kandang
|
1
|
-
|
-
|
||
3
|
7
|
0,3 cm
|
|||
5
|
-
|
-
|
|||
2
|
Serabut
Kelapa
|
Kompos
|
2
|
-
|
-
|
4
|
7
|
1 cm
|
|||
6
|
-
|
-
|
|||
Kandang
|
2
|
-
|
-
|
||
4
|
-
|
-
|
|||
6
|
1
|
0,5 cm
|
4.2 Pembahasan
Mencangkok
merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang bertujuan
untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya dan
cepat menghasilkan. Teknik ini menitik beratkan pada pertumbuhan akar yang
muncul pada jaringan meristem pada batang. Mencangkok sangat memerlukan
perhatian, kesabaran, dan ketelitian tinggi agar nantinya hasil pertumbuhan
akar pada batang yang dicangkok bisa maksimal dan baik jika ditanam pada media
lainnya. Pada praktikum acara
ini akan dipelajari begaimana cara mencangkok dalam kaitannya dengan pengaruh
media cangkokan terhadap pembentukan sistem perakaran.
Proses pembentukan akar pada cangkokan dimulai dari
pembengkakan hasil fotosintesis yang tertimbun karena jaringan floem yang
mengangkut hasil fotosintesis tersebut terputus akibat sayatan dan pembersihan
kambium-kambium pada batang, sehingga lama-kelamaan glukosa yang tertimbun
tersebut akan tumbuh akar karena dipacu oleh rottone dan media untuk
pertumbuhan akar seperti kompos dan pupuk kandang serta kelembaban yang setiap
hari disiram.
Tumbuhnya akar pada bagian yang tidak kita inginkan
disebabkan karena diseluruh bagian tanaman terdapat simpanan dari hasil
fotosintesis misalnya, didalam daun, akar, maupun batang. Sehingga dengan
adanya media dapat memacu karbohidrat akan memecah molekul-molekulnya sehingga
dapat tumbuh akar pada bagian tanaman yang diberi media tersebut. Pada praktikum ini digunakan media pupuk kandang dan
kompos dengan perlakuan penutupan plastik dan serabut kelapa. Berdasarkan data
hasil pengamtan selama kurang lebih 1 bulan maka dapat diperoleh grafik sebagai
berikut :
Dari data diatas
diperoleh hasil pengamatan, bahwa
perlakuan cangkok dengan penggunaan plastik media kompos hanya berhasil pada
kelompok 5 saja, dengan jumlah akar 35 dan rata-rata panjang akarnya adalah 2,8
cm. Pada perlakuan cangkok penggunaan plastik dengan media pupuk kandang hanya
berhasil pada kelompok 3 dengan jumlah akar sebanyak 7 dan rata-rata panjang
akarnya 0,3 cm. Sedangkan perlakuan
cangkok penggunaan serabut kelapa media kompos hanya kelompok 4 yang berhasil
dengan jumlah akar 7 dan rata-rata panjang akar 1 cm. Untuk penggunaan serabut
kelapa media pupuk kandang hanya kelompok 6 yang berhasil dengan jumlah akarnya
1 dan rata-rata panjang akarnya 0,5 cm.
Berdasarkan hasil dari data diatas tingkat keberhasilan cangkok sangat rendah, hanya
beberapa cangkok saja yang dapat tumbuh akarnya, bahkan cangkok yang berhasil
jumlah akarnya masih sedikit dan pendek. Hal itu bisa disebabkan oleh berbagai
faktor baik dalam maupun luar. Tetapi masih dapat diketahui tingkat
keberhasilan tertinggi pada tanaman cangkok adalah pada perlakuan cangkok yang
ditutupi plastik dengan menggunakan media kompos.
Hal ini terjadi karena pada media kompos
mengandung berbagai macam
unsur hara organik
yang sangat dibutuhkan berbagai macam tanaman, termasuk juga tanaman mangga. Kompos telah terdekomposisi secara sempurna sehigga
unsur hara didalamnya lebih lengkap dan mudah diserap tanaman daripada media
pupuk kandang.
Hal lain yang menjadi pertimbangan
mengapa kompos mampu memberikan hasil yang maksimal adalah, kompos memiliki
sifat yang ringan, dan mudah ditembus akar, serta mampu menyimpan air dalam
jangka waktu yang relativ lama. Sehingga
pada akhir pengamatan, dengan
menggunakan kompos, hasil jumlah akar yang tumbuh dan panjang
akar menunjukkan hasil yang tertinggi dari semua perlakukan yang diberikan.
Faktor lain yang turut mendukung tingginya jumlah dan panjang akar pada
perlakuan plastik
dan kompos, adalah perlakuan dengan pembungkusan media oleh plastik itu sendiri. Kita
ketahui bersama bahwa plastik
mampu membuat agar tanah tetap memadat
pada batang cangkokan sehigga dapat mengunci air
untuk membantu menjaga ketersediaan air
pada media. Hal-hal inilah yang menyebabkan mengapa
pada perlakuan kedua, yakni pemberian media kompos yang dibungkus plastik, mampu menghasilkan
hasil yang paling tinggi.
Tidak berbeda dengan perlakuan penggunaan plastik dan
media kompos, data lain menunjukkan
hasil yang tidak jauh berbeda dengan perlakuan plastik dan pupuk kandang. Pada akhir
pengamatan, tercatat 7
akar tumbuh dengan panjang
rata-rata 0,3
cm. Data ini didapatkan pada perlakuan plastik media kandang. Pupuk kandang
memiliki struktur yang remah dan relatif lunak, sehingga akar tanaman mampu
menembus setiap partikel yang ada dalam pupuk kandang dengan mudah dan dapat berkembang
memanjang dengan maksimal. Selain itu, media pupuk kandang, memiliki kandungan
hara dan mineral yang cukup tinggi seperti pada kompos. Sebab,pada dasarnya pupuk kandang berasal dari
bahan-bahan organik alami yang sangat baik bagi keperluan asupan hara tanaman.
Sehingga boleh dikatakan, media pupuk kandang dan kompos
hampir memiliki keunggulan yang sama, tetapi pada praktikum ini tingkat
keberhasilan tertinggi adalah dengan penggunaan media kompos.
Untuk
memperoleh hasil cangkokan yang baik, sesuai dengan yang kita harapkan maka
perlu diperhatikan faktor-faktor pendukung dan penghambat pada saat mencangkok.
Adapun faktor-faktor pendukung pada proses pencangkokan yaitu apabila kita
memperhatikan dan benar-benar menerapkan beberapa hal yang perlu dilakukan pada
saat mencangkok, diantaranya yaitu:
1. Waktu mencangkok,
Sebaiknya
pada musim hujan karena tidak perlu melakukan penyiraman berulang-ulang,
2. Memilih
batang cangkok,
Batang
induk yang digunakan adalah yang umurnya
tidak terlalu tua atau terlalu muda, kuat, sehat dan subur serta banyak dan
baik buahnya.
3.
Pemeliharaan cangkokan, pemeliharaan sudah dianggap cukup bila media cangkokan
sudah cukup dalam kondisi lembab sepanjang waktu. Apabila beberapa faktor
tersebut kita abaikan maka akan dapat mengganggu atau menghambat proses
pencangkokan, terutama pada saat pembentukan perakaran pada cangkokan.
Persyaratan utama yang harus dipenuhi pada pembiakan tanaman secara cangkok adalah pemilihan
batang cangkokan. Pemilihan batang cagkokan sangat berpengaruh terhadap tingkat
keberhasilan cangkok. Hal tersebut karena batang yang disayat akan dijadikan
komponen utama pertumbuhan tanaman baru. Batang cangkokaan harus dipilih yang
sempurna yaitu tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, batang tampak kuat dan
subur, batang tidak terserang hama dan penyakit, batang memiliki cabang dan
menghadap lurus keatas atau miring maksimal 450.
Pemilihan batang muda yang telah tumbuh
sempurna tetapi tidak terlalu tua sangat penting , karena berhubungan dengan
metabolisme dan fisiologi tumbuhan. Batang yang terlalu muda proses transport
fotosintesisnya rendah, batang tidak kuat dengan berbagai gangguan contoh
angin, tidak mempunyai banyak daun sehingga fotosintesisnya rendah. Sedangkan
menghindari batang terlalu tua agar tidak diperoleh batang yang telah lapuk,
produksinya telah menurun, terlalu banyak cabang, ranting dan daun serta
terlalu banyak mengandung kambium.
Jadi kriteria
batang cangkokan yang baik adalah sebagai berikut :
1.
Batang cangkokan induk
tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda;
2.
Batang cangkokan induk
telah berbunga (untuk tanaman hias)
3.
Batang cangkokan nampak
kuat dan subur.
4.
Batang sehat,
tidak terserang hama dan penyakit.
5.
Batang cangkokan harus
bercabang.
6.
Batang
yang baik untuk dicangkok adalah batang
yang ukurannya tidak terlalu besar,
7.
Batang
atau cabang tersebut berkulit mulus dan berwarna coklat muda. Bentuk cabang
yang baik adalah tegap dan lurus keatas.
8.
Batang
yang berwarna coklat muda akan lebih cepat terbentuk kalus dan akar.
BAB 5. PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum tersebut dapat
diperoleh beberapa kesimpulan, diantaranya :
1.
Mencangkok merupakan
teknik pembiakan tanaman secara vegetatif yang
dilakukan untuk
mendapatkan tanaman baru yang memiliki sifat sama dengan induknya, dalam jumlah
yang banyak dan dengan waktu yang relatif lebih singkat.
2.
Hal terpenting
dalam mencangkok adalah pemilihan batang cangkokan yang memenuhi berbagai
kriteria.
3.
Media kompos adalah
media yang paling cocok diterapkan pada teknik pembiakan tanaman cangkok dikarenan kompos mempunyai sifat ringan, mudah
ditembus akar, dapat menyimpan air dalam jangka waktu yang lama, banyak mengandung unsur hara dan mineral, serta mudah di dapat.
3.2
Saran
Praktikan harus lebih mengutamakan sterilitas dari alat,
bahan tanam (eksplant) dan lingkungan kerja agar tingkat keberhasilan kultur
jaringan lebih tinggi.
DAFTAR
PUSTAKA
Abidin, Z. 2001. Dasar-dasar Tentang Perkembangbiakan Vegetatif. Bandung :
Angkasa Pustaka.
Adinugraha,dkk. 2007. Teknik Perbanyakan Vegetatif Jenis
Tanaman Acacia mangium sp. Jurnal Balai Besar
Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Vol.5 (2) : 1-6.
Ginting, Irwan. 2010. Kopolimerisasi Cangkok
(Graft Copolymerization) N-Isopropilakrilamida Pada Film Selulosa yang
Diinduksi oleh Sinar Ultraviolet dan Karakterisasinya. Jurnal Makara Sains. Vol.14 (1):1-6.
Koesriningsih R. dan
Haryati, S. S. 2001. Pembiakan
Vegetatif. Bogor: Departemen Agronomi Fakultas Pertanian IPB
Putri,K.P,dkk. 2007. Pengaruh Media dan
Hormon Tumbuh Akar Terhadap Keberhasilan Cangkok Ulin. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. Vol.4 (2) 069 – 118.
Sahari,P
dan Sunu,P. 2009. Teknik Perbanyakan Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum) Secara Cangkok. Jurnal Agribisnis Hortikultura dan Arsitektur Pertamanan UNS. Vol.7 (1) 01– 33.
Seputra,
D. D. 2000. Aneka Cara
Memperbanyak Tanaman. Jakarta: Gramedia
LAMPIRAN FOTO ACARA “PEMBIAKAN VEGETATIF DENGAN CARA
MENCANGKOK (AIR LAYERAGE)” minggu ke-3
Gambar
1. Pohon mangga yang dicangkok.
Gambar
2. Cangkok + media pupuk kompos
Gambar 3. Cangkok + media pupuk kandang
2 Response to "PEMBIAKAN VEGETATIF DENGAN CARA MENCANGKOK (AIR LAYERAGE)"
assalamualaikum,,,
mas izin baca buat tambahan referensi...
terimakasih
assalamualaikum,,,
mas izin baca buat tambahan referensi...
terimakasih
Posting Komentar