Featured Products

Vestibulum urna ipsum

product

Price: $180

Detail | Add to cart

Aliquam sollicitudin

product

Price: $240

Detail | Add to cart

Pellentesque habitant

product

Price: $120

Detail | Add to cart

UJI BIOLOGI NEMATODA DAN PATOGEN DALAM TANAH









LAPORAN
UJI BIOLOGI NEMATODA DAN PATOGEN DALAM TANAH


               DISUSUN OLEH
                 Bayu Gusti Saputra           (111510501152)
       






JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Salah satu syarat media tanam yang baik adalah bebas dari gangguan hama dan penyakit. Penyebab penyakit yang terjadi pada tumbuhan dapat disebabkan oleh mikroorganime dari berbagai jenis yang tidak bisa kita lihat dengan menggunakan mata telanjang. Dampak dari serangan penyakit berbeda-beda setiap jenis tumbuhan yang diserangnya. Mikroorganisme yang menyebabkan terjadinya penyakit pada tumbuhan seperti Jamur, Bakteri, Virus dan Nematoda. Keberadaan penyebab penyakit tanaman tersebut sangat berbahaya bagi pertubuhan tanaman, karena dapat menyebabakan terjadinya gangguan sehingga tanaman akan sakit bahkan mati. Tanaman yang sakit tidak bisa tumbuh secara normal dan akibatnya produksi tanaman tidak sesuai dengan yang diharapkan. Penyebab penyakit pada tanaman yang disebutkan di atas diantaranya adalah Nematoda.
Nematoda dapat berperan sebagai hama dan juga sebagai penyakit, dikatakan sebagai hama karena nematoda dapat menyerang tanaman dari permukaan tanah dan digolongkan sebagai penyebab penyakit karena dapat masuk kedalam jaringan pembuluh pada akar tanaman. Nematoda merupakan mikroorganisme yang digolongkan ke dalam filum dunia hewan. Nematoda ketika dilihat di bawah mikroskop terlihat berupa cacing-cacing mikroskopis dengan ukuran tubuh yang sangat kecil dan berwarnah bening. Secara umum karena ukuran tubuh nemtoda sangat kecil, para petani sangat sulit membedakan dengn penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri.
Nematoda puru akar memiliki banyak tanaman inang, yaitu hampir semua tanaman sayuran dan masih banyak spesies tanaman lainnya. Nematoda dapat bertahan dalam keadaan yang tidak memungkinkan, itulah kelebihan dari mikroorganime patogen ini. Terdapat lima tahapan fase yang dihadapi oleh nematode, dari mulai telur sampai dengan dewasa. Nematode puru akar (Meloidogyne sp) merupakan salah satu patogen bawah tanah yang menjadi kendala dalam pengembangan sayuran tingkat tinggi di daerah tropis dan inang utamanaya adalah tomat, wortel, mentimun, labu, kentang dan kubis. Tanaman yang terserang biasanya menjadi kurus, kerdil, hasil rendah dan memiliki kualitas rendah.
Melihat fenomena bahwa banyaknya tanaman budidaya khususnya tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum) yang terserang nematoda untuk itu sangat pentingnya praktikum Teknik Media Tanam bagian Hama Penyakit Tanaman. Diharapkan dengan praktikum ini praktikan dapat mengetahui morfologi nematoda melalui pembuatan preparat awetan nematoda, mengetahui gejala serangan dan juga pangandalian nematoda, sehingga dalam pengaplikasian dilapangan praktikan sudah mengetahui gejala tanaman yang terserang nematoda.

1.2  Tujuan
Untuk mengetahui gejala yang ditimbulkan pada tanaman indikator akibat gangguan nematoda dan mikroorganisme patogen dalam tanah.

















BAB 2. TINJUAN PUSTAKA
Nematoda ditemukan di media tanam yang diberi pupuk kandang dan gejala awal adalah menguningnya daun dan gugurnya kuncup bunga yang masih muda. Bagian yang diserang nematode adalah akar adenium. Jika adenium yang sakit dicabut dari potnya akan terlihat semacam umbi di akar serabut. Di samping itu ujung akar serabut banyak yang mati dan pangkal akar mengeriput atau berlubang. Jika dilihat dengan mikroskop akan tampak banyak cacing kecil menggerogoti akar adenium. Kerusakan tanaman disebabkan sekresi air ludah yang diinjeksikan ke dalam tanaman saat nematoda menggigit atau memakan tanaman. Proses ini bisa menyebabkan kematian karena kekuatan akar dan tunas hilang, terbentuk luka, jaringan tanaman membengkak dan pecah (Heroetadji,1998).
Menurut Semangun (2001) usaha untuk meningkatkan produksi tanaman tomat mempunyai banyak hambatan. Salah satu hambatan yang terpenting adalah gangguan yang disebabkan oleh nematoda bengkak akar (Meloidogyne spp). Nematoda bengkak akar (Meloidogyne spp) dikenal sebagai parasit akar pada berbagai jenis tanaman, terutama di daerah tropik dan subtropik.
 Interaksinya dengan tanaman inang menimbulkan gejala yang khas pada bagian akar di bawah permukaan tanah. Tumbuhan yang terserang biasanya menunjukkan gejala pertumbuhan yang tidak normal, seperti kerdil dan cendrung layu pada harihari panas, sedangkan akarnya akan mengalami pembeng-kakan dengan berbagai macam bentuk. Serangan pada tanaman tomat terutama terjadi pada tanah yang bertekstur kasar atau berpasir. Disamping memperlemah tanaman, nematoda ini dapat juga menurunkan produksi. Pada populasi yang tinggi dapat menyebabkan kehilangan hasil sebanyak 25-50% (Irfandri,1999).
 Banyak cara yang dapat dilakukan dalam pengendalian nematoda bengkak akar ini seperti penggunaan tanaman perangkap, pergiliran tanaman, pemberoan lahan, pengendalian secara hayati, kimia, fisik, penggenangan lahan dan lain-lain sebagainya. Penggenangan lahan (flooding) sebelum tanam merupakan tindakan yang efektif untuk menekan populasi nematoda dalam tanah,sehingga aktifitas dari nematoda didalam tanah memurun. Penggenangan yang cukup lama dapat menyebabkan nematoda kekurangan oksigen sehingga akan menyebabkan kematian, walaupun beberapa spesies masih dapat bertahan dalam genangan yang cukup lama nematoda tidak akan mampu unruk berkembang (Swibawa, 2000).
Gejala khas hawar daun merupakan bercak klorotik yang meluas yang kemudian berubah berwarna kehitaman atau kadang-kadang keunguan yang dibatasi tulang-tulang daun. Secara mikroskopik bentuk tubuh betina nematoda Aphelenchoides sp ramping dengan panjang tubuh berkisar 0,46 – 0,70 mm dan lebar tubuh rata-rata 15 8m; daerah vulva terletak 2/3 dari panjang tubuh diukur dari bagian anterior; stilet ramping, metakorpus besar, menempati ¾ atau lebih dari lebar esophagus; daerah bibir tampak halus, menonjol, dan bagian depannya rata, dengan kontur hampir menyatu dengan kontur tubuh; ujung ekornya berbentuk kerucut tajam memanjang dengan ujung meruncing seperti duri. Bentuk tubuh jantan pada dasarnya sama dengan ukuran dan bentuk betinanya; ekor agak melengkung kearah 45º - 90º ketika dalam keadaan relaks dan bentuk ujungnya meruncing seperti duri tumpul; spikul berbentuk duri mawar (“rose-thorne”). Persentase jumlah jantan dalam satu populasi umumnya banyak berkisar 34,7 – 38,9% dari populasi seluruhnya (Irfandri,1999).
Nematoda berasal dari bahasa Yunani yang berarti benang, berbentuk memanjang seperti tabung, kadang-kadang sebagai kumparan yang dapat bergerak seperti ular. Nematoda termasuk dalam kerajaan hewan, dan spesiesnya bersifat parasit pada tumbuhan, berukuran sangat kecil yaitu antara 300-1000 mikron, panjangnya sampai 4 mm dan lebar 15-35 mikron. Ukuran yang sangat kecil ini menyebabkan hewan ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Nematoda adalah cacing halus yang hidup sebagai saprofit di dalam air dan tanah, atau sebagai parasit pada tanaman dan hewan. Ciri khas nematoda parasit adalah adanya stilet pada mulut sedangkan nematoda non parasit tidak mempunyai stilet (Mustika, 2010).
Secara umum siklus hidup nematoda parasit tumbuhan itu hampir sama. Telur menetas menjadi larva yang bentuk dan strukturnya sama dengan dewasa. Larva berkembang  dengan melakukan pergantian kulit pada setiap akhir fase. Semua jenis nematoda mempunyai empat fase larva, pada fase ini nematoda sangat aktif menginfeksi akar. Pada pergantian kulit yang terakhir maka dapat diketahui jenis nematoda jantan atau betina. Nematoda jantan ditandai dengan adanya specula. Sedangkan nematoda betina mempunyai vulva dan dapat menghasilkan telur yang fertile setelah mengadakan perkawinan dengan nematoda jantan atau dengan  cara parthenogenesis. Apabila kondisi menguntungkan untuk hidup maka siklus hidup bisa mencapai 3 – 4 minggu (Semangun,2001).
Pengendalian nematoda pada tanaman pertanian selama ini dilakukan melalui aplikasi langsung dari nematisida kimiawi pada tanah. Metode ini telah banyak dikritik karena fumigasi tanah menyebabkan kontaminasi pada air tanah Polusi air tanah dan toksisitas yang tinggi dari nematisida kimiawi dan kenyataan bahwa nematisida ini tidak ekonomis bagi banyak tanaman menyebabkan penghentian pemasaran beberapa nematisida di negaranegara berkembang (Hal tersebut yang mendorong berkembangnya perhatian orang pada metode pengendalian alternatif yang aman dan efisien (Mustika, 2010).
















BAB 3. METODOLOGI

3.2 Waktu dan Tempat
Praktikum Teknik Media Tanam dengan acara “Uji Biologi Nematoda” dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 April 2012 pada pukul 14.00 sampai dengan selesai bertempat di Laboratorium Hama Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Jember.

3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1. Tanaman tomat
2. Media tanam yang teridentifikasi adanya nematoda

3.2.2 Alat
1. Autoklaf
2. Jarum ose
3. Erlenmeyer
4. Bak pembibitan
5. Timba plastik
6. Mikroskop
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Penanaman Dan Pembuatan Media
1. Memasukkan beberapa maam media tanam yan g telah tersedia ke dalam timba plastik masing-masing sesuai dengan perlakuan dan jumlah mahasiswa (kelompok mahasiswa).
2. Menanami masing-masing timba plastik yang berisi media tanam dengan tanaman indikator (bibit tomat, jagung, benih tembakau, atau biji kacang gijau) mendengarkan petunjuk asisten juga.
3. Memelihara dengan baik tanaman indikator agar tidak mati dan setiap hari dilakukan pengamatan dan dihitung jumlah tanaman yang menunjukkan gejala dan deskripsikan gejala untuk menentukan penyebabnya (apakah nematoda, jamur , atau bakteri).
4. Menumbuhkan tanaman hingga 28 hari setelah tanam.
3.3.2 Pengamatan
1.    Mengamati gejala yang timbul di atas permukaan tanah misalnya tanaman layu,menguning,daun melintir dan lain-lain,melakukan setiap hari.
2.    Mengambil bagian akar tanaman untuk mengamati adanya nematode dalam tanah (media tanam).kemudian mengamati dengan mikroskop atau mata telanjang jumlah puru yang terbentuk setiap tanaman.Memotong bagian akar tanaman sepanjang 1 cm,menimbang sebanyak 1 gram akar kemudian mengamati di bawah mikroskop untuk menghitung jumlah nematode dalam akar.
3.    Memasukkan data-data yang diperoleh ke dalam tabel pengamatan kemudian cari kesimpulannya.













BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Setelah dilakukan praktikum dan pengamatan acara Uji Biologi Nematoda Dalam Tanah, maka dapat diperoleh hasil berupa tabel seperti berikut.
Minggu Ke
Pot
Perlakuan
Parameter Pengamatan
Batang
Daun
Tinggi Tanaman (cm)
Bentuk
Kondisi
Warna
Jumlah
1
1
Tegak
Keras
Hijau
30
14,4
2
Tegak
Keras
Hijau
32
13,9
3
Tegak
Keras
Hijau
31
12,2
4
Tegak
Keras
Hijau
23
10,3
2
1
Tegak
Keras
Hijau Bercak Hitam
40
14,8
2
Tegak
Keras
Hijau Bercak Hitam
35
14
3
Tegak
Keras
Hijau Bercak Hitam
30
13,6
4
Tegak
Keras
Hijau Bercak Hitam
30
13,8
3
1
Layu
Lunak
Hijau Bercak Hitam
43
14,8
2
Layu
Lunak
Hijau Bercak Hitam
40
14,1
3
Mati
Lunak (Mati)
Hitam
30
13,8
4
Mati
Lunak (Mati)
Hitam
23
14,1

Minggu ke
Pot Perlakuan
Gejala


1



1
Belum ada gejala serangan nematoda

2
Belum ada gejala serangan nematoda

3
Belum ada gejala serangan nematoda

4
Belum ada gejala serangan nematoda

2



1
Beberapa daun mulai muncul bercak hitam dan ujung daunnya sedikit menguning

2
Ujung daun terlihat melintir, timbul bercak hitam pada daun dan tanaman sedikit layu

3
 Batang keras namun pertumbuhan daun dan tinggi batang lambat, muncul bercak hitam

4
Beberapa daun mulai terlihat pucat bahkan kering, dan daun lain terdapat bercak hitam

3



1
Tanaman masih hidup, namun terlihat pucat, beberapa daun kering dan ujungnya melintir

2
Tanaman masih hidup, daun berwarna hijau pucat, batang lunak dan tidak tumbuh tegak 

3
Tanaman mati, batang dan daun kering, roboh dan akarnya terlihat puru

4
Tanaman mati, batang dan daun kering, roboh dan akarnya terlihat puru 


Tabel-Tabel Hasil Pengamatan Uji Biologi Nematoda dalam Tanah
4.2 Pembahasan
Media tanam mempunyai arti penting bagi tanaman. Dalam mendukung kehidupan tanaman, media tanam berupa tanah memiliki fungsi untuk memberikan unsur hara, sebagai media perakaran, menyediakan air dan sebagai tempat penampungan (reservoar) air. Selain mampu untuk menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup, media tanam tersebut harus bebas dari hama dan penyakit. Tanaman dapat mengalami gangguan dalam pertumbuhannya bahkan menjadi mati, hal tersebut bukan dikarenakan kekurangan, air, nutrisi dan unsur hara namun disebabkan karena adanya patogen, mikroorganisme yang dapat mengganggu pertumbuahan tanaman.
Mikroorganisme yang hidup didalam tanah tidak hanya dapat berperan positif bagi media dan pertumbuhan tanaman, tetapi beberapa mikroorganisme dapat mengganggu pertumbuhan tanaman tersebut. Salah satu mikroorganime dalam tanah yang bersifat patogen adalah nematoda. Nematoda termasuk dalam kerajaan hewan, dan spesiesnya bersifat parasit pada tumbuhan, berukuran sangat kecil yaitu antara 300-1000 mikron, panjangnya sampai 4 mm dan lebar 15-35 mikron. Ukuran yang sangat kecil ini menyebabkan hewan ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Nematoda adalah cacing halus yang hidup sebagai saprofit di dalam air dan tanah, atau sebagai parasit pada tanaman. Ciri khas nematoda parasit adalah adanya stilet pada mulut sedangkan nematoda non parasit tidak mempunyai stilet.
Pada praktikum ini dilakukan pengujian biologi nematoda dan patogen yang ada di dalam tanah dari berbaagai komposisi. Pada praktikum sebelumnya  yang menggunakan tanah yang sama, ketika dilakukan ekstraksi dan pengamatan, terdapat banyak jamur, bakteri dan patogen serta nematoda. Oleh sebab itu perlu dilakukan praktikum uji keadaan biologi tanah yang didalamnya terdapat patogen dan nematoda dengan sebuah tanaman indikator. Tanaman indikator tersebut harus mampu menjadi inang dari nematoda, sehingga pengamatan uji biologi nematoda dapat dilakukan dengan indikator tanaman tersebut.
Tanaman indikator yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanaman tomat. Tanaman ini dipilih karena nematoda lebih banyak ditemukan menyerang tanaman ini. Selain itu gejala serangan nematoda yang timbul dari tanaman ini dapat diamati dengan mudah. Indikator yang digunakan dalam praktikum ini meliputi kondisi batang, bentuk batang, kondisi daun, warna daun dan tinggi tanaman tomat. Pengamatan dilakukan selama 21 hari atau sampai minggu ke-3 setelah tanam. Didalam pot-pot kecil yang sebelumnya telah tersisi oleh berbagai media tanam, bibit tanaman tomat ditanam dengan perbandingan setiap satu pot ditanami 3 tanaman dan setiap kelompok melakukan 4 kali ulanngan atau 4 pot kecil. Maka setelah pengamatan selesai dapat diperoleh beberapa data tentang kondisi tanaman dalam media yang diduga terdapat nematoda. 
 Pertumbuhan tanaman pada minggu pertama cukup baik, tanaman dapat tumbuh normal dan belum terlihat adanya gejala serangan nematoda. Agar praktikum uji biologi nematoda dalam tanah ini dapat berjalan lancar, maka perlu dilakukan perawatan tanaman tomat dengan penyiraman. Nematoda dalam tanah yang lembab dan basah aktivitas hidupnya lebih tinggi daripada dalam keadaan kering. Pada awal masa tanam dapat dilihat dari tinggi tanaman yang tiap hari selalu meningkat, namun pada daun tanaman tomat tomat yang telah ditanam ketika diamati pada hari-hari berikutnya terlihat adanya gejala serangan nematoda yaitu yang ditandai oleh daun menguning pada bagian-bagian ujungnya.
Pada minggu pertama belum terlihat adanya serangan nematoda pada tanaman tomat dari pot perlakuan 1 sampai 4. Tanaman dapat tumbuh dengan baik, dengan penyiraman yang baik jumlah daun dan tinggi tanaman terus bertambah. Bahkan pada pot 1 tinggi tanaman tomat mencapai 14,4 cm dan jumlah daunnya 30 dengan kondisi batang keras dan tumbuh tegak. Hal tersebut dapat dijadikan indikator bahwa belum ada serangan nematoda pada tanaman tomat. Pada minggu ke-2 beberapa daun mulai muncul bercak hitam dan ujung daunnya sedikit menguning. Pertumbuhan tinggi tanaman hanya berselisih sedikit contoh tinggi tanaman pada pot ke-3 hanya berubah dari 13,9 cm pada minggu pertama dan 14 cm pada minggu ke-2. Beberapa daun terlihat muncul bercak-bercak yang diikuti oleh melintirnya beberapa daun tanaman tomat pada pot ke-2. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai indikator bahwa terdapat patogen yang mengganggu pertumbuhan tanaman. Kemungkinan jika melihat ciri-ciri yang terlihat pada tanaman ini, yang menyerang tanaman berasal dari tanah dan merupakan jenis nematoda penyebab puru akar Meloidogyne incognita. Sebelumnya pada media yang sama telah dilakukan ekstraksi dan diperoleh beberapa nematoda parasit tanaman.
Pada minggu ke-3 atau minggu terakhir pengamatan diketahui bahwa beberapa tanaman telah mati, yaitu tanaman pada pot 3 dan 4 sedangkan tanaman tomat pot 1 dan 2 masih dapat bertahan. Serangan nematoda terlihat saat tanaman dicabut dan diamati akar tiap tanaman. Perakaran tomat yang mati pada pot 3 dan 4 terlihat adanya puru akar yang lebih banyak dibandingkan pada pot 1 dan 2. Puru akar tersebut dapat dijadikan sebagai indikator serangan nematoda. Selain itu terdapat gejala-gejala lain seperti tanaman layu daun menguning dan melintir, pertumbuhan tanaman lambat, batang lunak yang diikuti dengan rebahnya tanaman di tanah.
Gejala yang muncul pada tanaman indikator, jika dilakukan uji biologi tanah yang diduga terdapat nematoda berdasarkan referensi adalah tanaman terlihat layu dengan pertumbuhan tanaman terhambat, daun menguning, daun melintir, akar luka jika jumlahnya banyak maka akar hanya tumbuh pendek dan terdapat puru di akar tersebut. Berdasarkan praktikum uji biologi nematoda dalam tanah dengan tanaman indikator tomat setelah dilakukan praktikum dan 21 hari pengamatan, gejala-gejala serangan nematoda tampak menyerang tanaman tomat. Gejala serangan nematoda pada umumnya terbagi atas dua kelompok yaitu, gejala serangan di atas permukaan tanah dan di bawah permukaan tanah. gejala-gejala tersebut terjadi antar lain:
A.  Gejala serangan di atas permukaan tanah
1.    Pertumbuhan tidak normal yang diakibatkan oleh luka pada tunas, titik tumbuh dan primordial bunga.
a.        Tunas mati.
Kadang-kadang serangan nematoda menyebabkan matinya tunas atau titik tumbuh tanaman, sehingga tanaman tidak dapat hidup. 
b.      Batang dan daun mengkerut
Serangan nematoda pada titik tumbuh tanaman, kadang-kadang tidak sampai menyebabkan tanaman mati dan masih memungkinkan batang, daun, atau struktur lain dapat berkembang.   Perkembangan organ-organ tersebut tidak sempurna sehingga menyebabkan terjadinya pengerutan atau pemuntiran.
c.       Puru biji
Biji tanaman rumputan atau biji-bijian yang terserang Anguina.   Setelah bunga terbentuk, nematoda yang telah tumbuh sempurna mulai masuk dan menyerang pada bagian ini sampai nematoda dewasa.  Di tempat inilah nematoda bekembang biak.  Akibatnya primordial bunga akan membentuk puru yang di dalamnya berisi sejumlah besar larva nematoda; nematoda ini mampu hidup pada waktu yang cukup lama.
2.    Pertumbuhan tidak normal sebagai akibat terjadinya luka pada bagian dalam batang dan daun.
a.        Nekrosis
Beberapa jenis nematoda hidup dan makan dalam jaringan batang dan daun, akibatnya terjadi nekrosis
b.      Becak dan luka daun.
Nematoda yang menyerang daun, kadang-kadang makan dan merusak parenkim.  Nematoda tersebut masuk melalui stomata.
c.       Puru pada daun
B.  Gejala di bawah permukaan tanah
1. Puru akar
Gejala ini tampak apabila suatu tanaman terserang nematoda puru akar.   Ada beberapa jenis nematoda yang menyebabkan puru akar, yaitu Naccobus, Ditylenhus radicicola.  Kedua nematoda tersebut membentuk puru pada akar tanaman oat, barley dan jenis rerumputan lain.
2. Busuk
Nematoda yang masuk pada tanaman menyebabkan luka.  Terjadinya luka ini mula-mula disebabkan oleh cucukan nematoda, namun kerusakan yang lebih berat yang terjadi selanjutnya mungkin diakibatkan oleh serangan organisme lain yang masuk sebagai hama sekunder.  Contoh. Gejal busuk oleh Ditylenchus destructor pada umbi kentang.
3.    Nekrosis pada permukaan
Nematoda yang makan akar tanaman dari luar, mungkin akan menyebabkan matinya sel-sel yang terdapat di permukaan jaringan.  Keadaan ini selanjutnya akan mengakibatkan terjadinya perubahan warna pada bagian tersebut.  Apabila populasi nematoda yang menyerang tinggi dapat menyebabkan matinya sel-sel epidermis, sehingga akar-akar yang masih muda akan berubah warnanya menjadi kekuningan sam pai kecoklat-coklatan.
4.    Luka
Gejala ini terjadi apabila cucukan nematoda menyebabkan terjadinya luka yang berukuran kecil sampai sedang.
5.    Percabangan akar yang berlebihan (excessive root branching)
Adanya serangan nematoda dapat memacu terbentuknya akar-akar kecil di sekitar ujung akar.   Contoh serangan Naccobus, Trichodorus.
6.    Luka atau kematian ujung akar.
Setelah nematoda makan pada akar, mengakibatkan ujungnya akan terhenti pertumbuhannya, demikian pula terhentinya pertumbuhan cabang-cabang akar
Gejala-gejala diatas dapat digunakan sebagai indikator adanya nematoda pada media tanam tersebut. Media sangat berperan dalam pertumbuhan suatu tanaman, termasuk tanaman tomat. Namun dengan adanya nematoda dalam suatu media tanam, maka pertumbuhan tanaman sudah pasti akan terganggu. Pengendalian nematoda dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti cara bercocok tanam, sanitasi, kimia dan pengendalian hayati. Pengendalian dengan bercocok tanam melalui pengaturan waktu tanam yaitu menanam tanaman pada waktu yang tidak sesuai dengan perkembangan nematoda, membajak tanah agar nematoda yang berada pada lapisan dalam tanah akan naik kepermukaan tanah sehingga terjadi pengeringan oleh panas matahari, kelembaban tanah, perbaikan dan komposisi tanah dengan pemupukan. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan penggunaan nematisida fumigan, metil bromyda, methon sodium dan karbofuran, penanifhas, dan prophus. Pengendalian secara hayati pelaksanaannya menggunakan mikroorganisme pada nematoda yang sekarang giat diteliti. Pengendalian hayati dilakukan dengan menggunakan parasit atau predator pada telur, larva atau nematoda dewasa agar dapat menekan populasi nematoda. Pengendalian hayati terhadap patogen tanaman umumnya terjadi mekanisme secara antagonis. Antagonis yaitu peristiwa dimana organisme yang satu menghambat perkembangan dan pertumbuhan organisme yang lain, hal ini dapat terjadi dengan beberapa cara seperti kompetisi, antibiosis, dan parasitisme. Dalam hal ini dapat terjadi persaingan dan perebutan ruang, makannan (nutrisi), oksigen dan pembentukan toksin.
Pada praktikum uji biologi nematoda dalam tanah hal yang perlu diperhatikan adalah pengamatan dan perawatan. Aspek tersebut sangat mempengaruhi dalam keakuratan data uji biologi. Selain dilakukan pengamatan, perawatan teratur juga perlu dilakukan meskipun hanya sebatas penyiraman. Karena pada minggu pertama saat tidak dilakukan penyiraman tanaman terlihat layu. Namun, Hal ini hanya dikarenakan tanaman tersebut kekurangan air. Tanaman tersebut diketahui mengalami kekeringan dan daun menguning pada bagian ujung daun dikarenakan ketika tanaman tersebut mulai disiram lagi, maka keesokan harinya tanaman tersebut menjadi sehat kembali. Oleh karena iu perawatan sangat dibutuhkan dalam praktikum uji biologi karena media tanam yang digunakan jumlahnya terbatas dan diindikasikan terdapat mikroorganime patogen dalam media tanam terebut.









BAB 5. PENUTUP
            Berdasarkan data praktikum acara uji biologi nematoda dan patogen dalam tanah dapat diperoleh kesimpulan bahwa media tanam yang baik adalah media tanam yang bebas dari hama dan patogen. Patogen dapat berupa jenis tumbuhan maupun hewan parasitik, salah satunya adalah nematoda. Nematoda merupakan parasit tanaman yang dapat menyebabkan puru pada akar tanaman dan beberapa gejala penyakit lain. Gejala yang ditimbulkan akibat serangan nematoda adalah tanaman layu, pertumbuhan tanaman terhambat, dan menguning, daun melintir, timbul puru akar dan serangan berat dapat menyebabkan tanaman mati.

















DAFTAR PUSTAKA
Heroetadji, R.H. 1998. Ilmu Media Tanam. Malang : Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.

Irfandri. 1999. Pengaruh Lama Penggenangan Terhadap Perkembangbiakan Nematoda Bengkak Akar (Meloidogyne spp) pada Tanaman Tomat. Jurnal Natur Indonesia. Vol.11(1): 75-78.

Mustika, Ika. 2010. Konsepsi dan Strategi Pengendalian Nematoda Parasit Tanaman di Indonesia. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian. Vol.3 (2) : 81-82.

Rahmita,Dewi, dkk. 2007. Kerapatan dan Biodiversitas Nematoda Tanah Gambut di Kecamatan Gambut, Kabupaten banjar, Kalimantan Selatan. Jurnal Bioscientiae. Vol.4(2): 85-86.

Semangun, Haryono. 2001. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Swibawa, I Gede. 2000. Pengaruh Infestasi Nematoda Pratylenchus Terhadap Pertumbuhan Tanaman Nenas (Ananas comosus (L.)). Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika 1 (1) : 25-26.











LAMPIRAN FOTO TANAMAN TOMAT KELOMPOK 4


Description: E:\foto\Foto2956.jpgDescription: E:\foto\Foto2958.jpg







Gambar 1. Tanaman tomat pot 1                            Gambar 3. Tanaman tomat pot 3


Description: E:\foto\Foto2955.jpgDescription: E:\foto\Foto2957.jpg









Gambar 2. Tanaman tomat pot 2                            Gambar 4. Tanaman tomat pot 4

1 Response to "UJI BIOLOGI NEMATODA DAN PATOGEN DALAM TANAH"

Anonim mengatakan...

suwn suwun bro.... tengok blok ane juga :p

Posting Komentar