UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
LABORATORIUM
PRODUKSI TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA : BAYU GUSTI SAPUTRA
NIM : 111510501152
GOLONGAN/KELOMPOK : SENIN/3
JUDUL ACARA : PEMBIAKAN VEGETATIF DENGAN CARA PENYAMBUNGAN
(GRAFTING)
TANGGAL PRAKTIKUM : 5 MARET 2012
TANGGAL PENYERAHAN : 2 APRIL
2012
ASISTEN :
1. DEDY EKO S
2. FRENGKY HERMAWAN
3. MEIDA WULANDARI
4. NOVITA FRIDA SAFATA
5.
HAIKAL WAHONO
6.
IFTITAH FIKA F
7.
AHMAD NUR H G A
8.
AHMAD TAUFIQUL H
9. DIYAH
AYU S
10. FIKA
AYU S
11. HERLINA PUTRI
12. RAAF LUQMAN SYAH
13. KIKI ULFANIAH
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam pembiakan atau
penggandaan tanaman dapat kita kenal salah satu metodenya yaitu penyambungan.
Penyambungan dapat mempunyai arti lain dari pada pembiakan vegetatif lainnya,
di karenakan ketika tanaman yang tidak dapat dibiakan secara cangkok, stek,
merunduk atau lainnya dapat di lakukan metode penyambungan, karena hanya dengan
metode penyambungan inilah tanaman tesebut dapat di biakkan. Seperti pada
berbagai tanaman buah-buahan yang tidak dapat diperbanyak dengan cara stek,
runduk, anakan dan cangkok, tetapi mudah di lakukan penyambungan (enten) dan
penyusunan, adalah suatu cara menyambung potongan suatu
tanaman pada batang yang telah berakar dari suatu tanaman lain. misalnya pada manggis, blimbing, dan lain
sebagainya.
Dilakukannya penyambungan itu pun harus mempertimbangkan beberapa faktor,
faktor-faktor tersebut baik yang dating dari tanaman itu sendiri seperti
hubungan kekerabatan antara tanaman yang digunakan sebagai batang atas dengan
tanaman ynag digunakan sebagai batang bawah. Dan faktor lain yang harus
dipertimbangkan juga adalah faktor lingkungan dan faktor pelaksanaan yang mencangkup pemotongan dan pemeliharaan sambungan.
Jadi pada proses
penyambungan merupakan salah satu jenis alternatif yang dapat dilakukan ketikan
tanaman tidak dapat di kembangbiakan secara vegetatif selain penyambungan itu
sendiri. Karena apabila proses penyambungan tidak di lakukan maka regenerasi
bagi tanaman tersebut tidak dapat dilakukan, sehingga dapat mengakibatkan
kepunahan secara cepat dari pada tanaman tersebut.
Proses penyambungan ini
juga merupakan warisan budaya dari leluhur kita, di karenakan keberadaan proses
ini tidak memerlukan cara yang rumit serta alat dan bahannya pun dapat mudah di
temukan serta murah. Oleh karena itu proses pembiakan jenis ini dapat di pilih
sebagai solusi ketika perekonomian pas-pasan dan tidak di mungkinkannya tanaman
untuk di biakan dengan cara lain selain menyambung itu sendiri.
Pembiakan tanpa kawin adalah cara
pembiakan yang akan menghasilkan tanaman yang sama persis secara genetik dengan
induknya. Pembiakan dengan cara tersebut, biasa dilakukan orang untuk
memperbanyak suatu varietas secara mudah dan cepat. Setek dan cangkok,
adalah perbanyakan untuk secepatnya mendapatkan tanaman dengan tajuk yang
lebat, tetapi cara ini tidak cepat menghasilkan caudex atau bonggol yang besar dan indah. Untuk menghasilkan
tanaman adenium dengan caudex atau
bonggol yang besar dan indah, serta menghasilkan tajuk yang identik dengan
induknya, maka ditempuh dua cara perbanyakan, yaitu perbanyakan dari biji untuk
menghasilkan tanaman dengan bonggol yang indah, dan selanjutnya dilakukan cara
grafting untuk mendapatkan tajuk tanaman yang identik sifat atau
karakteristiknya dengan induk yang dikehendaki .
1.2 Tujuan
1.
Untuk mengetahui dan mempelajari cara-cara penyambungan.
2.
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan pengurangan daun terhadap keberhasilan
penyambungan tanaman.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Pembiakan vegetatif adalah suatu
metode perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian tanaman itu sendiri
(bagian-bagian vegetatif yakni akar, batang dan daun) tanpa melibatkan proses
pembuahan sehingga sifat tanaman induk dapat dipertahankan dan diturunkan ke
tanaman anakan (Hartman dan Kester 1983). Salah satu teknik pembiakan vegetatif
adalah grafting, yaitu suatu seni menyambung bagian dari satu tanaman
(sepotong pucuk) ke bagian tanaman lain (rootstock) sedemikian rupa
sehingga tercapai persenyawaan dan kombinasi ini terus tumbuh membentuk tanaman
baru (Mahlstede dan Haber 1957; Hartman dan Kester 1978). Pembiakan vegetatif
dengan grafting memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan
pembiakan generatif. Salah satu keuntungan dari grafting ialah banyak
digunakan untuk produksi bibit yang akan ditanam di kebun benih dan bermanfaat untuk
penyelamatan kandungan genetik tanaman (Sukendro, 2007).
Menyambung atau
enten, yang telah di kenal dan dipraktikan sejak beberapa abad, adalah suatu
cara menyambung potongan suatu tanaman pada batang yang telah berakar dari
suatu tanaman lain. Beberapa cara pembiakan aseksual lain, pada potongan yang
disambungkan tidak terjadi regenerasi organ-organ baru tetapi merupakan suatu
kesatuan dengan batang yang berakar tadi. Batang berakar tempat potongan di
sambungkan di sebut tanaman bawah. Akar kadang-kadang juga digunakan sebagai
tanaman bawah. Potongan-potongan yang disambungkan disebut tanaman atas, atau
tunas okulasi. Seluruh bagian atas dari tanaman bawah dibuang dan digantikan
dengan tunas okulasi atau tanaman bawah. Banyak jenis tanaman buah-buahan yang
sukar di perbanyak dengan setek, runduk, anakan dan cangkok, tetapi mudah di perbanyak
dengan penyambungan dan penyusunan, misalnya pada manggis, belimbing dan
sebagainya (Rahardja, 2003 ).
Pertautan sambungan juga ditentukan
kompatibilitas antara batang bawah dan entris sebagai batang atas. Dari hasil
pengamatan tidak terlihat adanya gejala inkompatibilitas antara batang bawah
dengan batang atas. Menurut Rochimin dan Harjadi (1973) bahwa inkompatibilitas
adalah keadaan kegagalan batang atas dan batang bawah membentuk pohon gabungan.
Menurut Harmann dkk., (1997) gejala-gejala inkompatibilitas diantaranya
adalah kegagalan membentuk sambungan dalam persentase yang tinggi, daun
menguning, pertumbuhan vegetatif menurun, mati pucuk dan tanaman merana,
tanaman mati belum pada waktunya, perbedaan nyata dalam kecepatan tumbuh atau
ketegapan tumbuh antara stock (batang bawah) dan scion (batang
atas), dan perbedaan pertumbuhan pada sebagian batang atas atau sebagian batang
bawah sambungan (Hamid, 2011).
Penyediaan bahan tanaman unggul dan bermutu pada
tanaman jambu mete dapat dilakukan melalui perbanyakan secara vegetatif dengan
teknik sambung pucuk (grafting). Teknik tersebut merupakan alternatif
terbaik saat ini dalam menyediakan bahan tanaman jambu mete (Pitono 1997).
Sambung pucuk adalah teknik perbanyakan tanaman dengan menggabungkan batang
bawah dari pohon induk terseleksi dan adaptif di daerah setempat dengan batang
atas darivarietas unggul hasil penelitian yang berproduksi tinggi. Keberhasilan
penelitian sambung pucuk telah banyak dilaporkan (Saefudin, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian, penyambungan batang
bawah dari pohon indukterseleksi pada suatu daerah dengan batang atas dari
varietas unggul produksi tinggi memberikan tingkat keberhasilan 65,90% (Lukman et
al. 2003). Bila dilakukan di rumah kaca, keberhasilan penyambunganmencapai
81% (Pranowo dan Saefudin 2009), dan meningkat menjadi 86,40% jika penyambungan
dilakukan pada pukul 8.00–11.00 (Zaubin dan Suryadi 2002). Untuk mendukung
pengembangan teknologi sambung pucuk, perlu dibangun kebun entres dari varietas
unggul sebagai sumber batang atas. Teknologi sambung pucuk dapat menghasilkan
bahan tanaman unggul dalam jumlah banyak dan dalam waktu singkat di daerah
pengembangan jambu mete (Saefudin, 2009).
Dalam menyambung, perlu diperhatikan bahwa daerah
kambium tanaman bawah letaknya harus sangat dekat dengan kambium tanaman atas.
Atau juga dapat di artikan sebagai kambium antar kedua sambungan antara tanaman
atas dan tanaman bawah menempel satu sama lain, akan tetapi dalam praktiknya
hal ini jarang sekali terjadi. Baik tanaman bawah maupun tanaman atas membentuk
kakus. Jaringan kakus dari kedua tanaman tersebut akan bertemu, bersatu dan
membentuk kambium baru dengan jalan mempersatukan antar kedua kambium, yaitu
kambium dari tanaman bawah dan kambium dari tanaman atas. Dari sumberkambium tersebut
maka akan menghasilkan bahan makanan, air, dan mineral secara kontinyu antara
tanaman bawah dan tanaman atas yaitu tanpa gangguan (Adinugraha, 2007).
Pada
tanaman buah-buahan, pembiakan vegetatif adalah cara yang tepat untuk
memperoleh bibit bermutu, khususnya sambung pucuk (grafting). Adapun kelebihan
bibit dari hasil perbanyakan vegetatif dibanding cara generatif (biji) adalah :
(1) umur berbuah lebih cepat. (2) Aroma dan cita rasa buah tidak menyimpang
dari sifat induknya. (3) diperoleh individu baru dengan sifat unggul lebih
banyak, misalnya batang bawah (rootstock) yang unggul perakarannya
disambung dengan batang atas (entris, scion) yang unggul produksi
buahnya dan bahkan dapat divariasikan (Mahfudz dkk., 2001) dan Rukmana (1999).
296 Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi
bibit dengan metode grafting yaitu (1) faktor tanaman (genetik, kondisi
tumbuh, panjang entris). (2) faktor lingkungan (ketajaman/kesterilan alat,
kondisi cuaca, waktu pelaksanaan grafting (pagi, siang, sore hari), dan
(3) faktor keterampilan orang yang melakukan grafting (Tirtawinata,
2003; Tambing, 2004). Panjang entris berkaitan dengan kecukupan cadangan
makanan/energi untuk pemulihan sel-sel yang rusak akibat pelukaan, makin
panjang entris diharafkan makin banyak pula cadangan energinya. Sedang kondisi
cuaca atau waktu pelaksanaan grafting berkaitan dengan tingginya laju
297 (Tambing, 2008).
Menyambung yang paling berhasil diperoleh jika dilakukan antara dua
tanaman yang berkerabat dekat, biasata antar satu spesies. Bagaimanapun juga,
bahkan yang hubungan kekeluargaannya dekat, sering kali tidak berhasil menyatu
dan sambungan tidak berlangsung. Sekalipun demikian, menyambunga antar spesies
yang berbeda dalam satu famili tidak jarang dilakukan, seperti pada tanaman
tomat yang disambung pada takokak. Sebagai contoh, tomat pada kentang, salada
dan kol; menyambung antar famili yang berbeda juga pernah berhasil (Rahardja,
2003).
BAB 3. METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum Pembiakan Tanaman I dengan acara Pembiakan Vegetatif
dengan Cara Penyambungan (Grafting) dilaksanakan
pada hari senin, 05 Maret 2012 pukul 14.00
WIB sampai dengan selesai
bertempat di Fakultas Pertanian, Universitas Jember.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1
Bahan
1.
Kamboja jepang warna merah (Adenium Sp)
2.
Plastik pengikat (pembungkus es
lilin)
3.2.2 Alat
1. Pisau atau cutter
2. Timba
3. Kertas label
3.3 Cara Kerja
1.
Menyiapkan bahan
tanam yang
akan digunakan
sebagai batang bawah dan batang atas serta alat yang diperlukan.
2.
Memilih
batang atas sebesar batang bawah dan membuat perlakuan sebagai berikut:
a.
Batang
atas daunnya dibuang
b.
Batang
atas daunnya tidak dibuang dengan menyisakan
2 daun lebih
3.
Memotong
batang bawah 3-5 cm di atas leher bonggol, kemudian membuat sayatan celah
berbentuk huruf V ke arah bawah sepanjang 1- 1,5 cm.
4.
Memotong
dan membuat sayatan batang atas berbentuk baji (lancip) sepanjang 1- 1,5 cm.
5.
Menyisipkan
batang atas (entres) ke dalam celah batang bawah.
6.
Membalut
sambungan dengan tali rafia atau plastik mulai dari bawah ke atas.
7.
Mengerudungi bidang sambungan
dengan kantong plastik taransparan dan meletakkan di tempat teduh sekitar 3
minggu.
8.
Sambungan
yang tumbuh akan muncul daun/ tunas baru.
BAB 4. HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum tersebut diperoleh hasil berupa
data pengamatan tentang keberhasilan teknik sambung.
Perlakuan
|
Model
|
Keberhasilan
|
Perubahan
|
|
Batang bawah
|
Batang atas
|
|||
Daun Hilang
|
V
|
-
|
Busuk
|
Busuk
|
√
|
Baik
|
Baik
|
||
/
|
√
|
Baik
|
Baik
|
|
√
|
Batang coklat
|
Baik
|
||
Pengupiran
|
V
|
-
|
Busuk
|
Busuk
|
-
|
Busuk
|
Busuk
|
||
/
|
√
|
Baik
|
Baik
|
|
√
|
Baik
|
Baik
|
||
Daun Sisa 2
|
V
|
√
|
Baik
|
Batang coklat
|
√
|
Baik
|
Baik
|
||
V
|
√
|
Baik
|
Baik
|
|
√
|
Baik
|
Baik
|
Tabel
hasil pengamatan sambung dengan teknik V dan Miring
Keterangan :
Hidup = (√)
Mati = (-)
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini
dibahas mengenai perkembangbiakan
tanaman secara vegetatif dengan teknik grafting atau sambung pucuk. Grafting merupakan salah satu metode
perbanyakan vegetatif buatan. Grafting atau penyambungan dapat
diartikan sebagai teknik menyambung dua jaringan tanaman hidup sehingga keduanya bergabung menjadi suatu individu baru. Prosedur penyambungan yang pertama
adalah memilih batang tanaman yang akan digunakan sebagai batang bawah dan batang
atas tanaman. Hal ini
dikarenakan dapat mempengaruhi pertumbuhan dari hasil penyambungan, dimana
batang atas yang seharusnya dipakai adalah batanag atas yang berasal dari pohon
induk yang kuat dan bebas dari keabnormalan tumbuh dan hama penyakit, berbatang
lurus serta berdiameter lebih dari 1 cm, berasal dari tanaman buah-buahan tanaman hias yang berkwalitas tinggi.Dan untuk tanaman bagiaan bawahnya diharapkan dari tanaman yang kekuatan perakarannya cukup dan
tahan terhadap tanah yang tidak menguntungkan termasuk penyakit dalam tanah,
mempunyai adaptasi yang baik, mempunyai kecepatan tumbuh yang sesuai dengan
batang atas yang digunakan, dan tidak mengurangi kwalitas maupun kwantitas
tanaman yang terbentuk sebagai hasil sambungan. Oleh karena itu keberhasilan dari teknik penyambungan
sangat dipengaruhi oleh kompatibilitas antara dua jenis tanaman yang disambung.
Pada umunya semakin dekat keakraban antar dua tanaman yang disambung maka
presentasi keberhasilan dari penyambungan adalah tinggi.
Keberhasilan grafting ditentukan pula oleh kecepatan terjadinya pertautan antara batang
atas dan batang bawah. Pertautan ini ditentukan oleh proses pembelahan sel dan bergabungnya kambium
pada bagian yang akan bertautan.
Berkembangnya sel pada kambium sehingga kedua batang bisa menyatu dan menjadi
individu sangat dipengaruhi oleh kuatnya ikatan dan keadaan suhu. Oleh karena
itu mengikat sambungan sebaiknya dari bawah kemudian memutar keatas dan membuat
ikatan batang tersebut benar-benar kuat. Selain itu untuk menjaga agar suhu
lingkungan sambungan tetap terjaga dengan baik maka sambungan perlu ditutupi
atau diberi sungkup plastik. Sungkup tersebut juga melindungi sambungan dari
penguapan akibat sinar matahari, tetesan air hujan yang dapat merusak sambungan
dan gangguan akibat hama penyakit tumbuhan. Dan salah
satu penyebab ada beberapa teknik
sambungan yang gagal adalah suhu yang tidak menentu. Hal ini juga dapat
mengakibatkan kegagalan, karena suhu sangat mempengaruhi penyambungan untuk
mencegah pembusukan. Oleh karena itu, penggunaan sungkup pada teknik grafting
sangat diperlukan.
Menyambung merupakan teknik
mengembangbiakan tanaman secara vegetatif yang sudah umum diketahui. Pernyataan
diatas didukung oleh beberapa ahli perkembangbiakan tanaman bahwa ada 119
teknik menyambung. Dari sekian banyak teknik tersebut dapat digolongkan menjadi
beberapa kelompok, yaitu Approach Grafting ( penyusuan) penyambungan dimana batang
atas dan batang bawah masing-masing berhubungan dengan sistem perakaran masing-masing. Pada umumnya penyambungan Approach Grafting digunakan bila sukar untuk mengunakan tanaman
dengan cara-cara lain, kemudian teknik
sambung cara Inarching yakni penyambungan yang bisa
dilakukan pada pohon-pohon tua yang dekat dasarnya dikelilingi oleh tanamanp muda. Dalam penyambungan ini dimaksudkan agar pohon yang tua tersebut
dibantu pertumbuhannya dalam pengambilan zat-zat makanan oleh tanaman muda
(sebagai batang bawah). Cara yang ketiga adalah dengan Bridge Grafting yakni penyambungan yang bermaksud menyatukan
kembali atau menghubungakan kembali jaringan yang terpisah akibat kerusakan
batang. Cara yang umum dilakukan adalah cara tatahan atau dengan cara saluran
kerena sederhana dan sama rata.Sedangkan cara yang terahir adalah metode Detached Scion Grafting, Pada penyambungan
ini hanya batang bawah yang berhubungan dengan akar dan batang atas diambil
dari bagian tanaman lain yang lepas dari akarnya. Macam dari Detached Scion Grafting adalah
sambung pucuk, sambung samping, dan sambung akar .
Pada praktikum kali ini teknik
grafting yang digunakan adalah teknik grafting baji atau grafting V dan teknik
grafting miring antara tanaman Adenium
merah dan Adenium putih. Sambung baji
(wedge grafting) merupakan teknik menyambung dengan membuat calon pangkal
batang atas lancip seperti huruf V dan ujung batang bawah dibelah terbuka, pada
praktikum ini calon batang atas adalah Adenium
putih dan calon batang bawah adaah Adenium
merah. Batang atas dipotong kemudian
pangkalnya diiris menyerong pada kedua sisinya, pengirisan harus sampai kebagian
kayu batang. Bentuk irisan ini apabila diperhatikan akan berbentuk lancip.
Calon batang atas yang telah diiris tadi dimasukkan ke celah batang bawah yang
telah dibelah tadi. Teknik grafting selanjutnya yang digunakan dalam praktikum
ini grafting miring.
Berbeda dengan teknik V, pada teknik
miring pemotongan Adenium putih
sebagai calon batang atas dan Adenium merah calon batang bawah dibuat miring
atau diagonal. Tahap awal membuat sambungan ini adalah dengan memilih calon
batang atas yaitu tanaman muda, yang sudah tumbuh sempurna kemudian memotongnya
kira-kira 15 - 22,5 cm. Kemudian memotongnya miring kurang lebih 3,75 - 5 cm
dari pangkal potongan tadi. Begitu juga perlakuan pada calon batang bawah yang
dipotong miring pada ujung batang. Kedua batang yang telah diiris dengan bentuk
yang sama kemudian diikat dengan plastik. Cara pengikatan hasil sambungan
dimulai dari bawah keatas. Agar sambungan ini tetap terjaga suhu dan keamanan
sambungan maka sambungan ditutupi dengan sungkup plastik.
Berdasarkan data hasil praktikum
tersebut persentase keberhasilan teknik penyambungan adalah 75 %. Terdapat tiga
perlakuan berbeda yaitu daun hilang, pengupiran dan daun sisa dua, dan semuanya
menggunakan teknik V dan miring sehingga total hasil sambungan adalah 12 tanaman.
Perlakuan-perlakuan tersebut yang menjadi parameter pengamatan dalam praktikum grafting ini, sebenarnya
apabila menurut literatur yang ada penyambungan akan leibih berhasil apabila
sebagian daun dibuang atau di potong, akan tetapi dalam praktikum ini hasil
yang didapat tidak demikian . Pada
perlakuan daun hilang teknik V keberhasilan sambungan mencapai 50% dan pada
teknik miringnya keberhasilan penyambungan 90%, karena terdapat batang tanaman
yang mulai berubah berwarna coklat. Untuk perlakuan pengupiran hanya teknik
miring yang berhasil 100%, karena semua hasil sambungan teknik miring batang
tanaman berhasil melekat dan tidak terlihat gejala layu pad kedua batang.
Sedangkan pada perlakuan daun sisa dua, semua teknik baik miring ataupun V
menunjukkan tingkat keberhasilan 90%, karena ada salah satu batang tanaman bagian
atas yang berwarna coklat.
Berdasarkan hasil praktikum tersebut
teknik grafting dengan persentase keberhasilan tetinggi adalah grafting dengan
menggunakan teknik miring. Hal tersebut dikarenakan keserasian bentuk potongan teknik miring yang lebih tepat serta persentuhan kambium lebih luas karena permukaan potongan dibentuk miring atau
diagonal hal tersebut membuat kegiatan pertumbuhan kambium dan
fisiologis tanaman berlangsung dengan baik.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Dalam
penyambungan dikenal beberapa cara antara lain adalah Approach Grafting yaitu penyusuan, Inarching yakni penyambungan yang bisa dilakukan pada pohon-pohon tua yang dekat
dasarnya dikelilingi oleh tanaman muda, Bridge Grafting yakni penyambungan jaringan rusak, Detached Scion Grafting, pada penyambungan ini salah satu
contohnya adalah sambung pucuk. Pada praktikum ini teknik sambung pucuk yang
digunakan adalah grafting teknik Miring dan grafting teknik V. Dan teknik
Miring adalah teknik yang paling tinggi persentase keberhasilannya.
2.
Pengurangan ataupun pengupiran daun berpengaruh karena dapat mengurai
proses transpirasi sehingga energi yang dimiliki oleh tanaman bagian atas dapat
difokuskan untuk menyambung pada bagian sambungan tanaman, selain itu juga
dapat menjaga kelembapan kambium tanaman bagian atas.
3. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain faktor tanaman seperti,
hubungan kekerabatan batang atas dan batang bawah, keadaan fisiologi tanaman, keserasian
bentuk potongan, persentuhan kambium, kegiatan pertumbuhan kambium, kekuatan
akar, sedangkan faktor yang dipengaruhi berdasarkan lingkuangan.
5.2 Saran
Dalam
melakukan praktikum ini diharapkan praktikan memperhatikan pemotongan batang
atas maupun batang bawah denagan hati-hati, karena apabila terjadi kesalahan
dalam pemotongan maka presentase kebarhasilan penyambunganpun kecil.
DAFTAR
PUSTAKA
Adinugraha.
2007. Teknik Pembibitan Dan Perbanyakan
Vegetatif Tanaman Hias. Bogor: World
Agroforestry Centre.
Hamid, N.
Yusran. 2011. Keberhasilan Okulasi Varietas Jeruk Manis Pada Berbagai
Perbandingan Pupuk Kandang. Jurnal Media Litbang Sulteng Vol IV (2) : 97 – 104.
Rahardja, P.C. 2003. Aneka Cara
Memperbanyak Tanaman. Surabaya:Agromedia Pustaka.
Saefudin.
2009. Kesiapan Teknologi Sambung Pucuk Dalam Penyediaan Bahan Tanaman Jambu
Mete. Jurnal Balai Penelitian Tanaman
Rempah dan Aneka Tanaman Industri. Vol. 1(7) : 150 – 155.
Sukendro,
Andi. 2010. Study of Vegetative
Propagation on Intsia bijuga (Colebr.) O.K. with Grafting. Jurnal Silvikultur Tropika. Vol.
24(7): 6 – 10.
Tambing, Y. 2008. Keberhasilan Pertautan Sambung
Pucuk Pada Mangga Dengan Waktu Penyambungan Dan Panjang Entris Berbeda. Jurnal Agroland. Vol. 15 (4) : 296 – 301.
Lampiran Foto Sambung (Grafting) Teknik Miring Dan Teknik V Pada Tanaman Adenium Merah Dengan Adenium Putih
![]() |
![]() |
Gambar 1. Hasil Grafting Teknik Miring.
![]() |
![]() |
||
Gambar 1. Hasil Sambung Teknik V.
1 Response to "LAPORAN PEMBIAKAN VEGETATIF DENGAN CARA PENYAMBUNGAN (GRAFTING)"
Dafpusnya tidak lengkap:(((
Posting Komentar