MAKALAH
PEMBUATAN MEDIA TANAM PADAT
Bayu Gusti Saputra (10-1152)
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sawi
atau Caisin (Brassica sinensis L.) termasuk famili Brassicaceae,
daunnya panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Sawi mengandung pro
vitamin A dan asam askorbat yang tinggi. Tumbuh baik di tempat yang
berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari
dataran rendah sampai dataran tinggi, tapi lebih baik di dataran tinggi.
Biasanya dibudidayakan di daerah ketinggian 100 - 500 m dpl, dengan kondisi
tanah gembur, banyak mengandung humus, subur dan drainase baik. Tanaman sawi
terdiri dari dua jenis yaitu sawi putih dan sawi hijau.
Pada
dasarnya tanaman sawi merupakan tanaman semusim artinya mula-mula tumbuh secara
vegetatif seperti pertumbuhan batang, selanjutnya tumbuh secara generatif. Sawi memiliki akar tunggang dan cabang akar yang
bentuknya bulat panjang menyebar ke semua arah pada kedalam 30-50 cm, akar ini
berfungsi menghisap air dan zat makanan dari dalam tanah. Menguatkan berdirinya
batang tanaman.
Batang sawi pendek dan beruas-ruas, hampir tidak kelihatan. Padahal terdapat batang meskipun pendek. Diperkirakan beberapa mili liter dari permukaan tanah. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun. Sawi berdaun dan berkerut serta membentuk krop. Penyerbukan bunga sawi berlangsung dengan bantuan serangga, lebah, maupun manusia. Hasil penyebabnya berbentuk buah yang berisi biji. Buah sawi termasuk buah polong. Bentuknya memanjang dan berongga. Tiap buah berisi 2-8 butir biji dengan ciri-ciri bentuk bulat kecil berwarna coklat. Selama menuggu masa panen, sawi perlu dipelihara dan dirawat sebaik mungkin.
Batang sawi pendek dan beruas-ruas, hampir tidak kelihatan. Padahal terdapat batang meskipun pendek. Diperkirakan beberapa mili liter dari permukaan tanah. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun. Sawi berdaun dan berkerut serta membentuk krop. Penyerbukan bunga sawi berlangsung dengan bantuan serangga, lebah, maupun manusia. Hasil penyebabnya berbentuk buah yang berisi biji. Buah sawi termasuk buah polong. Bentuknya memanjang dan berongga. Tiap buah berisi 2-8 butir biji dengan ciri-ciri bentuk bulat kecil berwarna coklat. Selama menuggu masa panen, sawi perlu dipelihara dan dirawat sebaik mungkin.
Tanaman
sawi memang tergolong cepat panen, namun penanganannya perlu perhatian cukup
intensif karena tanaman sawi mudah layu jika terkena panas atau penyinaran
matahari berlebih. Oleh karena itu dalam simulasi praktikum kali ini dilakukan
pembuatan media tanam padat dengan merekayasa komposisinya untuk medapatkan
komposisi yang ideal serta dilakukan penanaman mulai dari pembibitan sampai panen
untuk membuktikan formulasi media yang ideal berpengaruh terhadap pertumbuha
tanaman sawi dan terhadap hasil panenya.
Sawi
merupakan salah satu tanaman sayur yang banyak dikonsumsi oleh sebagian besar
masyrakat Indonesia. Sawi dipercaya mengandung banyak vitamin dan kaya akan
serat. Tingginya tingkat konsumsi sawi oleh sebabian besar masyarakat
menyebabkan petani lebih banyak yang memilih membudidayakan tanaman sayur
ini.Salah satu jenis varietas sawi yang banyak ditanam adalah varietas sawi pahit atau Brassica sinensis. Petani banyak yang
memilih menanam sawi karena memang relative cukup mudah
membudidayakannya.Selain itu konsumen sawi di Indonesia tidak pernah menurun
jumlahnya.
Media
tanam untuk tanaman sawi haruslah diolah terlebih dahulu. Suhu dan kelembapan
untuk media tanam sawi sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Media yang digunakan pada
praktikum ini berbahan dasar tanah, sekam, bahan organik dan pemberian pupuk
nitrogen dengan berbagai komposisi media.
Media tersebut harus memenuhi persyaratan media
yang bisa digunakan untuk media tanam. Syarat – syratnya antara lain : tanah,
pasir, harus diayak terlbih dahulu kemudian dalam mencampurnya juga tidak bisa
dilakukan sembarang, harus mengikuti petunujk yang benar. Setelah media siap
sebelum digunakan untuk media tanam, persyaratan yang paling penting adalah
media harus berda dalam kondisi kapasitas lapang, yakni keadaan lengas tanah
setelah aliran gravitasi berhenti.
1.2
Tujuan
Tujuan
dilaksankannya praktikum adalah untuk mendapatkan formulasi komposisi media
tanaman yang ideal untuk tanaman tertentu
khususnya sawi.
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
Caisim
(Brassica juncea L.) merupakan tanaman sayuran dengan iklim sub-tropis,
namun mampu beradaptasi dengan baik pada iklim tropis. Caisim pada umumnya
banyak ditanam dataran rendah, namun dapat pula didataran tinggi. Caisim
tergolong tanaman yang toleran terhadap suhu tinggi (panas). Saat ini,
kebutuhan akan caisim semakin lama semakin meningkat seiring dengan peningkatan
populasi manusia dan manfaat mengkonsumsi bagi kesehatan. Rukmana (1994)
menyatakan caisim mempunyai nilai ekonomi tinggi setelah kubis crop, kubis
bunga dan brokoli (Zaliza,2011).
Sebagai
sayuran, caisim atau dikenal dengan sawi hijau mengandung berbagai khasiat bagi
kesehatan. Kandungan yang terdapat pada caisim adalah protein, lemak,
karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C. Menurut Margiyanto
(2008) manfaat caisim atau sawi bakso sangat baik untuk menghilangkan rasa
gatal di tenggorokan pada penderita batuk, penyembuh sakit kepala, bahan
pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar
pencernaan. Daun B. juncea berkhasiat untuk peluruh air seni, akarnya
berkhasiat sebagai obat batuk, obat nyeri pada tenggorokan dan peluruh air
susu, bijinya berkhasiat sebagai obat sakit kepala (Syafri,2009).
Sawi bukan
tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai
kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia
ini. Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat
yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari
dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil
yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi (Karida,2007).
Daerah penanaman sawi
yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di
atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai
ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Tanaman
sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada
musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur.
Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih
cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga
tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bils
di tanam pada akhir musim penghujan. Tanah
yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus,
subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum
untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7 (Nurbaity,2011)
Permintaan
masyarakat terhadap caisim semakin lama semakin meningkat. Dengan permintaan
caisim yang semakin meningkat, maka untuk memenuhi kebutuhan konsumen, baik
dalam segi kualitas maupun kuantitas, perlu dilakukan peningkatan produksi.
Salah satu upaya peningkatan hasil yang dapat dilakukan adalah melalui
pemupukan. Dewasa ini pemupukan yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan
melalui sistem organik sangat dianjurkan. Bahan pemupukan yang dapat digunakan
salah satunya adalah berupa limbah teh dan kascing (Fahrudin,2009).
Media tumbuh
yang baik untuk budidaya tanaman adalah media yang mampu menunjang pertumbuhan
dan perkembangan akar serta mencukupi kebutuhn tanaman akan air dan unsur hara.
Manipulasi media tumbuh yang tepat adalah dengan membuat komposisi media yang
dapat mempertahankan kelembapan tanam dalam waktu relatif lebih lama dan mampu
menyediakan unsur hara bagi tanaman. Pertumbuhan
tanaman tergantung kepada jumlah air yang tersedia didalam tanah. Kelembapan
udara dan tanah, suhu udara dan tanah merupakan komponen iklim mikro yang
sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dan masing-masing berkaitan mewujudkan
keadaan lingkungan optimal bagi tanaman. Pemberian
air tidak memberikan pengaruh yang nyata pada penurunan suhu tanah, sedangkan
perlakuan mulsa menunjukkna pengaruh yang nyata dan tidak terdapat interaksi
antara perlakuan volume pemberian air
(Norhadi,2003).
Media organik yaitu media tanaman
untuk tempat pertumbuhan banyak terkandung bahan organik sebagai unsur hara
tanaman. Bahan
organik yang merupakan sumber unsur hara tanaman penting dan sangat berpengaruh
terhadap sifat tanah. Menahan dari pencucian serta memperbaiki tata air dan
udara dalam tanah.Bahan organik merupakan perombakan menjadi senyawa yang
sederhana (Bambang,2006).
Bahan organik yang terkandung dalam
media diperoleh dari pupuk kandang, kompos, arang sekam, serasah dan pupuk
hijau. Penggunaan media organik jika dibandingkan dengan konvensional
kelebihannya yaitu tidak menggunakan pupuk kimia selama penanaman penyediaan
unsur hara dalam tanah, mengingat pupuk tidak merusak struktur tanah akibat
residu tanah berasal dari bahan kimia yang terkandung di dalam pupuk
(Wijayani,2003).
Sekam
adalah bagian dari bulir padi-padian (serealia)
berupa lembaran yang kering, bersisik, dan tidak dapat dimakan, yang melindungi
bagian dalam (endospermium dan embrio). Sekam
dapat dijumpai pada hampir semua anggota rumput-rumputan (Poaceae),
meskipun pada beberapa jenis budidaya ditemukan pula variasi bulir tanpa sekam
(misalnya jagung
dan gandum).
.Sekam merupakan sumber bahan organik yang mudah didapat yang berpotensi untuk
dimanfaatkan sebagai bahan pembawa pupuk hayati FMA (Mori & Marjenah,
1993). Sekam padi merupakan bahan organik yang berasal dari limbah pertanian
yang mengandung beberapa unsur penting seperti protein kasar, lemak, serat
kasar, karbon, hidrogen, oksigen dan silica
(Wardi,1998).
BAB 3.
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Teknik
Media Tanam dengan acara Rekayasa Media Tanam dilaksanakan mulai
tanggal 2 Maret
2012 sampai rentang waktu 1 bulan, yakni berakhir
pada tanggal 6 April 2012 dilaksanakan di lahan Agroteknopark Universitas Jember.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1. Tanah
kering angin
2. Sekam padi
3. Bibit tanaman sawi
4. Bahan Organik
5. Pupuk Nitrogen (Urea)
6. Air
7. Kertas label
3.2.2 Alat
1. Timba
plastik
2. Cawan timbang
3. Ayakan
2 mm
4. Karung
plastik
5. Centong
6. Nampan
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Media
Tanam Kombinasi I
1. Menimbang contoh tanah kering angin sebanyak 2 kg
2. Memasukkan kedalam pot
3. Membasahi dengan air sedikit demi sedikit sebanyak : (Y% -
X%) x 2kg
4. Selanjutnya
menimbang dan mencatat beratnya (=Z gr)
5. Menutup pot tersebut untuk menghindari air hujan atau
gangguan yang lain, dan membiarkan selama 7 hari
6. Mengukur pH tanahnya (=P)
7. Apabila terjadi perubahan berat, menambah dengan air
hingga bobotnya kembali ke berat semula (kapasitas lapang)
8. Dalam penambahan air mengusahakan agar tidak terjadi
penutupan pori-pori bagian atas tanah
9. Mengerjakan langkah diatas dan mengulang sebanyak tiga
kali
10. Merawat tanaman
a. Menjaga kebersihan dengan cara melakukan penyiangan
rumput dan gulma sekitar area tanaman setiap hari
b. Melakukan perlindungan tanaman terhadap gangguan serangan
hama penyakit
c. Menjaga tanaman jangan sampai mengalami layu permanen
dengan cara selalu menambahkan kekurangan air ke berat semula
11. Memanen tanaman (setelah tanaman berumur 35 hari)
a. Membongkar tanaman secara hati-hati
b. Membersihkan tanah yang melekat pada akar dengan cara
mencelupkan dalam air
c. Selanjutnya menimbang tanaman yang sudah bersih tersebut
(= R gr)
d. Mengukur pH tanah masing-masing pot (=S)
3.3.2
Media Tanam Kombinasi II
1. Menimbang contoh tanah kering angin sebanyak 2 kg
2. Membasahi hasil campuran dengan air sedikit demi sedikit
hingga kapasitas lapang, sebanyak : (Y% - X%) x 2kg
3. Memasukkan kedalam pot plastik
4. Selanjutnya menimbang dan mencatat beratnya (= Z gr)
5. Menutup pot tersebut, untuk menghindari air hujan atau
gangguan yang lain, dan membiarkan selama 7 hari
6. Mengukur pH tanahnya (=P)
7. Menambah dengan air apabila terjadi perubahan berat, hingga
bobotnya kembali ke berat semula (kapasitas lapang)
8. Dalam penambahan air mengusahakan agar tidak terjadi
penutupan pori-pori bagian atas tanah
9. Mengerjakan langkah diatas dan mengulang sebanyak tiga
kali
10. Selanjutnya melakukan penanaman
11. Memupuk tanaman
a. Melakukan pemupukan pertama setelah tanaman dipindahkan
dari polybag (5 gram urea)
b. Melakukan pemupukan kedua 15 hari setelah tanaman dipindahkan
dari polybag (5 gram urea)
12. Merawat tanaman
a. Menjaga kebersihan dengan cara melakukan penyiangan
rumput dan gulma sekitar area tanaman setiap hari
b. Melakukan perlindungan tanaman terhadap gangguan serangan
haa penyakit
c. Menjaga tanaman jangan sampai mengalami layu permanen
dengan cara selalu menambahkan kekurangan air ke berat semula
13. Memanen tanaman (setelah tanamn berumur 35 hari)
a. Membongkar tanaman secara hati-hati
b. Membersihkan tanah yang melekat pada akar dengan caa
mencelupkan dalam air
c. Selanjutnya menimbang tanaman yang sudah bersih tersebut
(=R gr)
d. Mengukur pH tanah masing-masing pot(=S)
3.3.3
Media Tanam Kombinasi III
1.
Menimbang contoh
tanah kering angin sebanyak 2 kg
2.
Mencampur dengan sekam padi hingga merata, sebanyak 100
gr
3.
Membasahi dengan
air sedikit demi sedikit hingga kapasitas lapang sebanyak : (Y% -X %) x 2kg
4.
Selanjutnya
menimbang dan mencatat beratnya (=Zgr)
5.
Menutup pot
tersebut untuk menghindari air hujan atau gangguan yang lain, dan membiarkan
selama 7 hari
6.
Mengukur pH
tanahnya (=P)
7.
Apabila terjadi
perubahan berat menambah dengan air hingga bobotnya kebali ke berat semula (kapasitas
lapang)
8.
Dalam penambahan
air mengusahakan agar tidak terjadi penutupan pori-pori bagian atas tanah
9.
Mengerjakan langkah
diatas dan mengulang sebanyak tiga kali
10.
Merawat tanaman
a.
Menjaga kebersihan
dengan cara melakukan penyiangan rumput dan gulma sekitar area tanaman setiap
hari
b.
Melakukan
perlindungan tanaman terhadap gangguan serangan haa penyakit
c.
Menjaga tanaman
jangan sampai mengalami layu permanen dengan cara selalu menambahkan kekurangan
air ke berat semula
11.
Memanen tanaman
(setelah tanamn berumur 35 hari)
12.
Membongkar tanaman
secara hati-hati
13.
Membersihkan tanah
yang melekat pada akar dengan caa mencelupkan dalam air
14. Selanjutnya menimbang tanaman yang sudah bersih tersebut
(=R gr)
15. Mengukur pH tanah masing-masing pot(=S)
3.3.4 Media Tanam Kombinasi IV
1. Menimbang
contoh tanah kering angin sebanyak 2 kg
2. Mencampur
dengan sekam padi hingga merata, sebanyak 100 gr
3. Selanjutnya
menambahkan urea hingga merata, sebanyak 50 gr
4. Membasahi
dengan air sedikit demi sedikit hingga kapasitas lapang, sebanyak : (Y
% - X % ) x 2 kg
5. Selanjutnya
menimbang dan mencatat beratnya (= Z gram)
6. Menutupi
pot tersebut, untuk menghindari air hujan atau gangguan yang lain dan
membiarkan selama 7 hari
7. Mengukur
pH tanahnya (=P )
8. Apabila
terjadi perubahan berat, menambah dengan air hingga bobotnya kembali ke berat
semula (kapasitas lapang)
9. Dalam
penambahan air, mengusahakan agar tidak terjadi penutupan pori-pori bagian atas
tanah
10. Mengulang
pekerjaan tersebut di atas sebanyak tiga kali
11. Merawat tanaman
a. Menjaga kebersihan
dengan cara melakukan penyiangan rumput dan gulma sekitar area tanaman setiap
hari
b. Melakukan
perlindungan tanaman terhadap gangguan serangan hama penyakit
c. Menjaga tanaman
jangan sampai mengalami layu permanen dengan cara selalu menambahkan kekurangan
air keberat semula
12. Pemanenan
tanaman (setelah tanaman umur 35 hari)
a. Membongkar tanaman
secara hati-hati
b. Membersihkan tanah
yang melekat pada akar, dengan cara mencelupkan dalam air
c. Selanjutnya
menimbang tanaman yang sudah bersih tersebut (=R gr)
d. Mengukur pH tanah
untuk masing-masing pot (= S)
3.3.5 Media Tanam Kombinasi V
1.
Menimbang contoh tanah
kering angin sebanyak 2 kg
2.
Mencampur dengan bahan
organik hingga merata, sebanyak 100 gr
3.
Membasahi dengan air
sedikit demi sedikit hingga kapasitas lapang, sebanyak : (Y % - X % ) x 2 kg
4.
Selanjutnya menimbang
dan mencatat beratnya (=Z gram)
5.
Menutupi pot tersebut,
untuk menghindari air hujan atau gangguan yang lain dan membiarkan selama 7
hari
6.
Mengukur pH tanahnya
(=P )
7.
Apabila terjadi
perubahan berat, menambah dengan air hingga bobotnya kembali ke berat semula
(kapasitas lapang)
8.
Dalam penambahan air,
mengusahakan agar tidak terjadi penutupan pori-pori bagian atas tanah
9.
Mengulang pekerjaan
tersebut di atas sebanyak tiga kali
10.
Perawatan tanaman
a.
Menjaga kebersihan dengan cara melakukan penyiangan rumput dan gulma sekitar
area tanaman setiap hari
b.
Melakukan perlindungan tanaman terhadap gangguan serangan hama penyakit
c.
Menjaga tanaman jangan sampai mengalami layu permanen dengan cara selalu
menambahkan kekurangan air ke-berat semula
11.
Pemanenan tanaman (setelah tanaman umur 35 hari)
a. Membongkar tanaman secara hati-hati
b.
Membersihkan tanah yang melekat pada akar, dengan cara mencelupkan dalam air
c. Selanjutnya menimbang tanaman yang sudah bersih
tersebut (=R gr)
d. Mengukur pH tanah untuk masing-masing pot (= S)
3.3.6 Media Tanam Kombinasi
VI
12. Menimbang contoh
tanah kering angin sebanyak 2 kg
13. Mencampur dengan
sekam padi hingga merata, sebanyak 100 kg
14. Selanjutnya
menambahkan urea hingga merata, sebanyak 50 gram
15. Membasahi dengan
air sedikit demi sedikit hingga kapasitas lapang, sebanyak : (Y % -X % ) x 2 kg
16. Selanjutnya menimbang dan mencatat beratnya
(=Z gram)
17. Menutupi pot
tersebut, untuk menghindari air hujan atau gangguan yang lain dan membiarkan
selama 7 hari
18. Mengukur pH
tanahnya (=P )
19. Apabila terjadi
perubahan berat, menambah dengan air hingga bobotnya kembali ke berat semula
(kapasitas lapang)
20. Dalam penambahan
air, mengusahakan agar tidak terjadi penutupan pori-pori bagian atas tanah
21. Mengulang pekerjaan
tersebut di atas sebanyak tiga kali
22. Perawatan tanaman
a.Menjaga kebersihan
dengan cara melakukan penyiangan rumput dan gulma sekitar area tanaman setiap
hari
b.Melakukan
perlindungan tanaman terhadap gangguan serangan hama penyakit
c.Menjaga tanaman
jangan sampai mengalami layu permanen dengan cara selalu menambahkan kekurangan
air keberat semula
23. Pemanenan tanaman
(setelah tanaman umur 35 hari)
a. Membongkar tanaman
secara hati-hati
b. Membersihkan tanah
yang melekat pada akar, dengan cara mencelupkan dalam air
c. Selanjutnya
menimbang tanaman yang sudah bersih tersebut (=R gr)
d. Mengukur pH tanah
untuk masing-masing pot (= S)
BAB
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Data Hasil Pengamatan Teknik Media
Tanam (setelah di rata-rata)
No.
|
Perlakuan
|
Kapasitas
Lapang
|
Pemberian
Air
(ml)
|
Tinggi
Tanaman
(cm)
35
hst
|
Jumlah
Daun
(helai)
35
hst
|
Berat
Basah Tanaman
(gr)
|
1
|
KNO
|
2,1
|
100
|
8,6
|
6
|
19
|
2
|
KNP
|
2,1
|
150
|
10,14
|
6
|
33
|
3
|
SNO
|
2,5
|
180
|
10,04
|
6
|
5
|
4
|
SNP
|
2,5
|
166,6
|
12,44
|
8
|
37
|
5
|
BNO
|
2,3
|
133,3
|
13,3
|
8
|
18
|
6
|
BNP
|
2,3
|
141,6
|
13,62
|
14
|
50
|
3.3
Pembahasan
Media tanam mempunyai arti penting bagi tanaman. Dalam mendukung
kehidupan tanaman, media tanam berupa tanah memiliki fungsi untuk memberikan
unsur hara dan sebagai media perakaran, menyediakan air dan sebagai tempat
penampungan (reservoar) air, menyediakan udara untuk respirasi akar dan sebagai
tempat bertumpunya tanaman. Tanah yang dikehendaki tanaman adalah tanah yang
subur. Tanah yang subur adalah tanah yang mampu untuk menyediakan unsur hara
yang cocok, dalam jumlah yang cukup serta dalam keseimbangan yang tepat dan
lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan suatu spesies tanaman.Pemahaman fungsi
tanah sebagai media tumbuh dimulai sejak peradaban manusia mulai beralih dari
manusia pengumpul pangan yang tidak menetap menjadi manusia pemukim yang mulai
melakukan pemindah tanaman pangan/nonpangan ke areal dekat mereka tinggal. Pada
tahap berikutnya, mulai berkembang pemahaman fungsi tanah sebagai penyedia
nutrisi bagi tanaman tersebut, sehingga produksi yang dicapai tanaman
tergantung pada kemampuan tanah dalam penyediaan nutrisi ini (kesuburan tanah).
Sekam Padi Sekam padi adalah suatu
limbah organik yang dihasilkan dari kulit padi yang sebelumnya melalui proses-proses
tertentu, diantara proses tersebut adalah melalui proses penggilingan dan
melalui proses penumbukan. Karakteristik yang di miliki sekam padi adalah
sangat ringan (Berat Jenis = 0,2 kg/l), kasar sehingga sirkulasi udara tinggi
(banyak pori). Dan fungsi sekam padi antara lain adalah, dapat menahan air berkapasitas
tinggi, dan berwarna coklat kehitaman sehingga dapat mengabsorbsi sinar
matahari dengan efektif, serta mempunyai kandungan unsur kimia yang dapat
mengurangi pengaruh penyakit, khususnya bakteri .
Sekam
bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang sama. Sebagai media
tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan struktur tanah sehingga sistem
aerasi dan drainase di media tanam menjadi lebih baik. Sementara kelebihan
sekam mentah sebagai media tanam yaitu mudah mengikat air, tidak mudah lapuk
seperti sekam bakar, merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman, dan
tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan
sempurna. Namun, sekam padi mentah cenderung miskin akan unsur hara. Sehingga
nutrisi untuk tanaman tidak tersedia dan mengakibatkan tanaman tidak tumbuh
dengan sempurna.
Media lain yang berperan penting dalam pertumbuhan sawi adalah bahan
organik dan dalam praktikum ini digunakan kompos.
Kompos merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya berasal dari proses
fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput,
dan sampah kota. Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai media tanam adalah
sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat
tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selain itu, kompos juga menjadi
fasilitator dalam penyerapan unsure
nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Kandungan bahan organik
yang tinggi dalam kompos sangat penting untuk memperbaiki kondisi tanah. Berdasarkan
hal tersebut dikenal 2 peranan kompos yakni soil conditioner dan soil
ameliorator. Soil condotioner
yaitu peranan kompos dalam memperbaiki struktur tanah, terutama pada tanah kering, sedangkan
soil ameliorator berfungsi dalam memperbaiki kemampuan tukar kation pada tanah.
Pemilihan media kompos
sebaiknya juga perlu diperhatikan kualitas
serta kematangan kompos. Karena kompos yang masih belum matang dapat
mambahayakan tanaman karena masih terdapat mikroba pengurai yang dimungkinkan
dapat merusak perakaran tanaman. Kompos yang baik untuk digunakan sebagai media
tanam yaitu yang telah mengalami pelapukan secara sempurna, ditandai dengan
perubahan warna dari bahan pembentuknya (hitam kecokelatan), tidak berbau,
memiliki kadar air yang rendah, dan memiliki suhu ruang.
Peranan
bahan organik bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan perubahan sifat-sifat
tanah, yaitu sifat fisik, biologis, dan sifat kimia tanah. Bahan organik
merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat
tanah yang stabil. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada
taranya. Melalui penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berat menjadi
berstruktur remah yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal
atau infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat
sehingga aliran permukaan dan erosi diperkecil. Demikian pula dengan aerasi
tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori tanah (porositas) bertambah
akibat terbentuknya agregat.
Bahan
organik yang ditambahkan ke dalam tanah, biasanya berupa pupuk. Pupuk merupakan
bahan alami yang ditambahkan pada tanah supaya kesuburan tanah dapat meningkat.
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari alam yaitu dari sisa-sisa
organisme hidup baik sisa tanaman maupun sisa hewan yang mengandung unsur-unsur
hara baik makro maupun mikro yang yang dibutuhkan oleh tumbuhan supaya dapat
tumbuh dengan subur. Pupuk organik terbuat dari bahan yang dapat diperbaharui,
didaur ulang, diombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur-usur yang dapat
digunakan oleh tanaman, tanpa mencemari tanah dan air.
Komposisi media yang digunakan bervariasi, terdapat 6
komposisi yang digunakan dengan berbagai perlakuan.
1.KNO
merupakan campuran antara tanah saja kemudian ditambah air pada kapasitas
lapang.
2.KNP
merupakan campuran antara tanah dengan pupuk ditambah air pada kapasitas
lapang.
3.BNO
merupakan campuran antara tanah dengan bahan organik kemudian ditambah air pada
kapasitas lapang.
4.BNP
merupakan campuran antara tanah dengan bahan organik dan pupuk kemudian
ditambah air pada kapasitas lapang.
5.SNO
merupakan campuran antara tanah dengan sekam kemudian ditambah air pada
kapasitas lapang.
6.SNP
merupakan campuran antara tanah dengan sekam dan pupuk kemudian ditambah air
pada kapasitas lapang.
Dalam
komposisi media yang dilakukan dalam praktikum terdiri dari tanah, sekam, dan
kompos kemudian masing-masing kombinasi diulang sekali. Tanah disini dalam
kondisi kering angin dan telah diayak dengan lubang ayakan 2 mm. Sekam juga
telah berada pada keadaan kering serta kompos dalam keadaan matang sempurna.
Kombinasi pertama bahan media berupa tanah saja sebanyak 2 Kg. Perlakuan ini
diberi label Kno yang digunakan sebagai
acuan atau kontrol terhadap pertumbuhan tanaman. Pada kombinasi ke dua bahan
media tanah sebanyak 2 Kg dengan ditambah pupuk pada hari yang telah
ditentukan. Perlakuan ini diberi label KNp tujuannya adalah untuk mengetahui
pengaruh rangsangan pupuk dalam
meningkatkan daya pertumbuhan tanaman.
Kombinasi ke
tiga menyiapkan bahan media tanah sebanyak 2 Kg dengan dicampur sekam mentah
sebanyak 100 gram. Perlakuan ini diberi label SNo yang digunakan untuk
mengetahui perubahan pertumbuhan tanaman akibat pencampuran tanah dengan bahan
sekam mentah ini. Kombinasi ke empat menyiapkan bahan media tanah sebanyak 2 Kg
dengan dicampur sekam mentah sebanyak 100 gram dan juga ditambah dengan pupuk
pada hari yang ditentukan. Perlakuan ini diberi label SNp tujuannya adalah
untuk mengetahui adanya perubahan pertumbuhan akibat rangsangan pupuk pada
media tanah dan sekam.
Kombinasi ke
lima menyiapkan tanah sebanyak 2 Kg dengan dicampur bahan organik (kompos)
sebanyak 100 gram. Perlakuan ini diberi label BNo yang digunakan untuk
mengetahui perubahan pertumbuhan tanaman akibat pencampuran tanah dengan bahan
organik (kompos) ini. Kombinasi ke enam menyiapkan tanah sebanyak 2 Kg dengan
dicampur bahan organik sebanyak 100 gram dan juga ditambah dengan pupuk pada
hari yang telah ditentukan. Perlakuan ini diberi label BNp yang tujuannya
adalah mengetahui adanya perubahan pertumbuhan akibat rangsangan pupuk pada
media tanah dan bahan organik ini.
Dari semua
kombinasi masing-masing disiram air sesuai kapasitas lapang lalu dimasukkan ke
dalam polybag ukuran 25 x 40 yang kemudian ditimbang sebagai kondisi awal
media. Tanaman sawi digunakan sebagai indikator dari respon tanaman terhadap
media. Pada media perlakuan dengan tambahan pupuk, penambahan pupuk dilakukan
pada hari ke-7 dan ke-14 hari setelah tanam (HST). Pupuk yang diberikan berupa
pupuk urea sebanyak 5 gram pada tiap perlakuan.
Perawatan
tanaman sawi tersebut dilakukan setiap hari dengan cara pertama tama menimbang
berat keseluruhan tanaman beserta medianya, kemudian membandingkan berat
tersebut dengan berat awalnya yang digunakan sebagai acuan kapasitas lapang.
Jika beratnya kurang dari berat awal maka ditambahkan dengan air secukupnya
hingga mencapai berat awalnya. Namun jika beratnya tidak berkurang atau bahkan
lebih berat dari berat awal maka tidak perlu dilakukan penyiraman.
Sedangkan
penyiangan tanaman dilakukan setiap saat, setiap ada tanaman selain sawi yang
dibudidayakan, Karena tanaman pengganggu seperti rumput atau tanaman liar perlu
dihilangkan karena menimbulkan penghalangan tumbuhnya tanaman yang sedang kita
rawat, kompetisi penyerapan hara, ruang, cahaya, dan CO2, penularan
penyakit karena adanya rumput atau tanaman liar yang mempunyai penyakit sama
dengan tanaman yang sedang kita tanam, pemakanan atau perusakan tanaman kita
oleh serangga, karena ada rumput atau tanaman liar yang menjadi sarang atau
tempat mencari makan serangga.
Meskipun
demikian tanaman dalam polybag bisa mengalami
kematian sebab tidak mampu bertahan
dengan kondisi lapang. Karena tanaman yang ditanam juga masih kecil dan belum
punya batang kuat untuk menerima terpaan
air hujan serta panasnya terik matahari. Apabila terjadi hal demikian maka
perlu dilakukan penyulaman dengan tanaman sawi lain yang masih sehat dan dengan
spesies yang sama. Menyulam sawi dilakukan jika memang telah benar-benar
tanaman sudah layu permanen. Pada keadaan layu belum tentu tanaman akan
mati karena masih bisa tegak lagi
setelah kebutuhan airnya tercukupi.
Dari
data hasil pengamatan yang diperoleh, didapatkan hasil rata-rata pengamatan
antara perlakuan menunjukkan hasil yang berbeda. Pada perlakuan 1 yakni
perlakuan KNO,
didapatkan kapasitas lapang
sebesar 2,1 kg. Sedangkan air yang
diperlukan sebanyak 100
ml rata-ratanya.
Untuk
perlakuan 2 dengan yakni KNP
didapatkan kapasitas lapang yaitu 2,1 kg. Sedangkan dosis
air yang dibutuhkan sebanyak 150
ml. Pada perlakuan 3 yaitu SNO
didapatkan kapasitas lapang 2,5
kg dengan dosis air 180
ml. Sedangkan pada perlakuan 4 yakni SNP didapatkan
kapasitas lapang 2,5
kg dengan dosis 166,6
ml. Pada perlakuan 5 yakni BNO didapatkan kapasitas lapang
yaitu 2,3 kg dengan dosis air sebanyak 133,3 ml. Sedangkan pada perlakuan 6 BNP
didapatkan kapasitas lapang 2,3 kg dengan dosis air 141,6 ml.
Pemberian
air pada tiap perlakuan ini bertujuan untuk tetap mempertahankan kondisi kapasitas lapang
sehingga tanaman tetap tumbuh dengan baik dengan suplai air yang cukup.
Komposisi terbaik dari media yang digunakan adalah komposisi antara tanah,
bahan organik, yang ditambah pupuk dalam kapasitas lapang. Hal tersebut
disebabkan karena bahan organik berperan penting untuk
menciptakan kesuburan tanah. Peranan bahan organik bagi tanah adalah dalam
kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik, biologis, dan
sifat kimia tanah. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada
taranya. Melalui penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berat menjadi
berstruktur remah yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal
atau infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat
sehingga aliran permukaan dan erosi diperkecil. Demikian pula dengan aerasi
tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori tanah (porositas) bertambah
akibat terbentuknya agregat.
Beberapa
kendala yang muncul yakni ketika hujan terjadi genangan di lahan sawi yang
menyulitkan ketika melakukan pengamatan. Selain
itu genangan yang ada akan menyebabkan air masuk dalam media serta menghalangi
aerasi media hingga terjadi kejenuhan air yang cukup tinggi. Solusi dari hal
tersebut adalah dengan membuat saluran irigasi untuk mengalirkan air ke tempat
lain supaya tidak menggenang. Polybag juga harus lebih tinggi daripada permukaan tanah yakni dengan cara
mengganjal dengan batu bata. Proses pemberian pupuk yang menyalahi aturan, yang
mengenai pada bagian daun maupun tanaman muda dapat mematikan sel tanaman
hingga matinya tanaman. Tanaman sawi yang mati secepatnya disulam dengan
tanaman sawi yang segar. Kegiatan menyulam juga
perlu dilakukan pembalikan bagian media yang terkandung pupuk berlebih
tersebut jangan sampai mengenai pada tanaman sulam. Pada tanaman sawi sulam dan
tanaman sawi layu sebaiknya diberi penutup agar sementara dapat ternaung dari
terik matahari dan derasnya hujan agar dapat beradaptasi dengan media barunya.
BAB
5. PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari
praktikum acara Rekayasa
Media Tanam yang telah dilakukan
didapatkan kesimpulan sebagai
berikut :
1. Formulasi komposisi media tanaman
yang ideal untuk tanaman sawi pahit (Brassicca juncea L.) adalah media dengan
perlakuan BNP yaitu komposisi antara
tanah, bahan organik dan pupuk dengan kapasitas lapang.
2. Perlakuan
BNP yaitu komposisi antara tanah, bahan organik dan pupuk dengan kapasitas
lapang
memberi dampak yang signifikan pada dosis air yang diberikan
dan berat basah tanaman sawi pahit
setelah dipanen.
3. Percampuran bahan organik dengan tanah dan pupuk sangat
baik bagi pertumbuhan tanaman sawi pahit
untuk menyuplai
nutrisi, menahan air dan
KTK yang baik pula.
5.2
Saran
Hendaknya praktikan senantiasa
menjaga kelembaban tanaman, agar kapasitas lapang media tanam terpenuhi
sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang dkk
. 2006. Pengaruh Takaran Bahan Organik Tingkat Kelengasan Tanah Terhadap
Serapan Fosfor Oleh Kacang Tunggak di Tanah Pasir. Jurnal Ilmu Tanah dan
Lingkungan. Vol. 6(1) :52-58.
Fahrudin, Fuat.2009.
Budidaya Caisim (Brassica Juncea L.)
Menggunakan Ekstrak Teh Dan Pupuk Kascing. Jurnal Pertanian.Vol.5 (2):8-14.
Karida dkk. 2007.
Bercocok Tanam Sawi atau Caisin. Riau : Departemen Pertanian LIPTAN Press.
Mahat, Zaliza. 2011. Menanam Sawi Secara Mudah.
Jakarta :Erlangga.
Nurbaity, Anne dan Oviyanti, Mulyani. 2011. Efektivitas Arang Sekam Sebagai Bahan Pembawa Pupuk
Hayati Mikoriza Arbuskula Pada Produksi Sorgum. Jurnal Agrinimal. Vol.
6(1):1-6.
Noorhadi,
Suhadi. 2003. Kajian Pemberian Air Terhadap Iklim Mikro Pada Tanaman Sawi
di Tanah Entisol. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. Vol. 4(1):41-49
Syafri,Edi dan Yusri ,Ahmad.
2009. Budidaya Sawi Secara Semi Organik. Bogor : Agroinovasi Press.
Wardi H., Sudarmodjo, D. Pitoyo. 1998. Teknologi
Hidroponik Media Arang Sekam Untuk Budidaya Hortikultura. Jurnal Litri. Vol.8
(13): 56-61.
Wijayani,
Ari dan Widodo Wahyu. 2005. Usaha Meningkatkan Kualitas Beberapa Varietas Tomat Dengan Sistem
Budidaya Organik Increasing Of Tomatoes Quality In Organic Culture.
Jurnal Ilmu Pertanian. Vol.12(1):77-83.
1 Response to "MAKALAH PEMBUATAN MEDIA TANAM PADAT"
Saya ingin berkongsi dengan anda semua di sini tentang bagaimana saya mendapat pinjaman saya dari Encik Benjamin yang membantu saya dengan pinjaman sebanyak 400,000.00 Euro untuk memperbaiki perniagaan saya. Ia mudah dan cepat apabila saya memohon pinjaman apabila keadaan semakin kasar dengan perniagaan saya. Benjamin memberi pinjaman saya tanpa berlengah-lengah. di sini adalah e-mel Benjamin / e-mel kenalan: +1 989-394-3740, lfdsloans@outlook.com.
Posting Komentar