LAPORAN
UJI
BIOLOGI NEMATODA DAN PATOGEN DALAM TANAH
DISUSUN OLEH
Bayu Gusti Saputra (111510501152)
Golongan
/ Kelompok : Kamis / 4
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2012
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah
satu syarat media tanam yang baik adalah bebas dari gangguan hama dan penyakit.
Penyebab penyakit yang terjadi pada tumbuhan dapat disebabkan oleh
mikroorganime dari berbagai jenis yang tidak bisa kita lihat dengan menggunakan
mata telanjang. Dampak dari serangan penyakit berbeda-beda setiap jenis
tumbuhan yang diserangnya. Mikroorganisme yang menyebabkan terjadinya penyakit
pada tumbuhan seperti Jamur, Bakteri, Virus dan Nematoda. Keberadaan penyebab
penyakit tanaman tersebut sangat berbahaya bagi pertubuhan tanaman, karena
dapat menyebabakan terjadinya gangguan sehingga tanaman akan sakit bahkan mati.
Tanaman yang sakit tidak bisa tumbuh secara normal dan akibatnya produksi
tanaman tidak sesuai dengan yang diharapkan. Penyebab penyakit pada tanaman
yang disebutkan di atas diantaranya adalah Nematoda.
Nematoda
dapat berperan sebagai hama dan juga sebagai penyakit, dikatakan sebagai hama
karena nematoda dapat menyerang tanaman dari permukaan tanah dan digolongkan
sebagai penyebab penyakit karena dapat masuk kedalam jaringan pembuluh pada
akar tanaman. Nematoda merupakan mikroorganisme yang digolongkan ke dalam filum
dunia hewan. Nematoda ketika dilihat di bawah mikroskop terlihat berupa
cacing-cacing mikroskopis dengan ukuran tubuh yang sangat kecil dan berwarnah
bening. Secara umum karena ukuran tubuh nemtoda sangat kecil, para petani
sangat sulit membedakan dengn penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri.
Nematoda puru akar memiliki banyak
tanaman inang, yaitu hampir semua tanaman sayuran dan masih banyak spesies
tanaman lainnya. Nematoda dapat bertahan dalam keadaan yang tidak memungkinkan,
itulah kelebihan dari mikroorganime patogen ini. Terdapat lima tahapan fase
yang dihadapi oleh nematode, dari mulai telur sampai dengan dewasa. Nematode
puru akar (Meloidogyne sp) merupakan
salah satu patogen bawah tanah yang menjadi kendala dalam pengembangan sayuran
tingkat tinggi di daerah tropis dan inang utamanaya adalah tomat, wortel,
mentimun, labu, kentang dan kubis. Tanaman yang terserang biasanya menjadi
kurus, kerdil, hasil rendah dan memiliki kualitas rendah.
Melihat
fenomena bahwa banyaknya tanaman budidaya khususnya tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum) yang terserang nematoda
untuk itu sangat pentingnya praktikum Teknik Media Tanam bagian Hama Penyakit
Tanaman. Diharapkan dengan praktikum ini praktikan dapat mengetahui morfologi
nematoda melalui pembuatan preparat awetan nematoda, mengetahui gejala serangan
dan juga pangandalian nematoda, sehingga dalam pengaplikasian dilapangan
praktikan sudah mengetahui gejala tanaman yang terserang nematoda.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui gejala
yang ditimbulkan pada tanaman indikator akibat gangguan nematoda dan
mikroorganisme patogen dalam tanah.
BAB 2. TINJUAN PUSTAKA
Nematoda ditemukan di media tanam yang diberi pupuk
kandang dan gejala awal adalah menguningnya daun dan gugurnya kuncup bunga yang
masih muda. Bagian yang diserang nematode adalah akar adenium. Jika adenium
yang sakit dicabut dari potnya akan terlihat semacam umbi di akar serabut. Di
samping itu ujung akar serabut banyak yang mati dan pangkal akar mengeriput
atau berlubang. Jika dilihat dengan mikroskop akan tampak banyak cacing kecil
menggerogoti akar adenium. Kerusakan tanaman disebabkan sekresi air ludah yang
diinjeksikan ke dalam tanaman saat nematoda menggigit atau memakan tanaman.
Proses ini bisa menyebabkan kematian karena kekuatan akar dan tunas hilang,
terbentuk luka, jaringan tanaman membengkak dan pecah (Heroetadji,1998).
Menurut Semangun (2001) usaha untuk meningkatkan
produksi tanaman tomat mempunyai banyak hambatan. Salah satu hambatan yang
terpenting adalah gangguan yang disebabkan oleh nematoda bengkak akar (Meloidogyne
spp). Nematoda bengkak akar (Meloidogyne spp) dikenal sebagai
parasit akar pada berbagai jenis tanaman, terutama di daerah tropik dan
subtropik.
Interaksinya
dengan tanaman inang menimbulkan gejala yang khas pada bagian akar di bawah
permukaan tanah. Tumbuhan yang terserang biasanya menunjukkan gejala
pertumbuhan yang tidak normal, seperti kerdil dan cendrung layu pada harihari
panas, sedangkan akarnya akan mengalami pembeng-kakan dengan berbagai macam
bentuk. Serangan pada tanaman tomat terutama terjadi pada tanah yang bertekstur
kasar atau berpasir. Disamping memperlemah tanaman, nematoda ini dapat juga
menurunkan produksi. Pada populasi yang tinggi dapat menyebabkan kehilangan
hasil sebanyak 25-50% (Irfandri,1999).
Banyak cara
yang dapat dilakukan dalam pengendalian nematoda bengkak akar ini seperti
penggunaan tanaman perangkap, pergiliran tanaman, pemberoan lahan, pengendalian
secara hayati, kimia, fisik, penggenangan lahan dan lain-lain sebagainya. Penggenangan
lahan (flooding) sebelum tanam merupakan tindakan yang efektif untuk menekan
populasi nematoda dalam tanah,sehingga aktifitas dari nematoda didalam tanah
memurun. Penggenangan yang cukup lama dapat menyebabkan nematoda kekurangan
oksigen sehingga akan menyebabkan kematian, walaupun beberapa spesies masih
dapat bertahan dalam genangan yang cukup lama nematoda tidak akan mampu unruk
berkembang (Swibawa, 2000).
Gejala khas hawar daun merupakan bercak klorotik
yang meluas yang kemudian berubah berwarna kehitaman atau kadang-kadang
keunguan yang dibatasi tulang-tulang daun. Secara mikroskopik bentuk tubuh
betina nematoda Aphelenchoides sp ramping dengan panjang tubuh berkisar 0,46 –
0,70 mm dan lebar tubuh rata-rata 15 8m; daerah vulva terletak 2/3 dari panjang
tubuh diukur dari bagian anterior; stilet ramping, metakorpus besar, menempati
¾ atau lebih dari lebar esophagus; daerah bibir tampak halus, menonjol, dan
bagian depannya rata, dengan kontur hampir menyatu dengan kontur tubuh; ujung
ekornya berbentuk kerucut tajam memanjang dengan ujung meruncing seperti duri.
Bentuk tubuh jantan pada dasarnya sama dengan ukuran dan bentuk betinanya; ekor
agak melengkung kearah 45º - 90º ketika dalam keadaan relaks dan bentuk
ujungnya meruncing seperti duri tumpul; spikul berbentuk duri mawar
(“rose-thorne”). Persentase jumlah jantan dalam satu populasi umumnya banyak
berkisar 34,7 – 38,9% dari populasi seluruhnya (Irfandri,1999).
Nematoda berasal dari bahasa Yunani yang berarti
benang, berbentuk memanjang seperti tabung, kadang-kadang sebagai kumparan yang
dapat bergerak seperti ular. Nematoda termasuk dalam kerajaan hewan, dan
spesiesnya bersifat parasit pada tumbuhan, berukuran sangat kecil yaitu antara
300-1000 mikron, panjangnya sampai 4 mm dan lebar 15-35 mikron. Ukuran yang
sangat kecil ini menyebabkan hewan ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Nematoda adalah cacing halus yang hidup
sebagai saprofit di dalam air dan tanah, atau sebagai parasit pada tanaman dan
hewan. Ciri khas nematoda parasit adalah adanya stilet pada mulut
sedangkan nematoda non parasit tidak mempunyai stilet (Mustika, 2010).
Secara umum siklus hidup nematoda
parasit tumbuhan itu hampir sama. Telur menetas menjadi larva yang bentuk dan
strukturnya sama dengan dewasa. Larva berkembang dengan melakukan
pergantian kulit pada setiap akhir fase. Semua jenis nematoda mempunyai empat
fase larva, pada fase ini nematoda sangat aktif menginfeksi akar. Pada
pergantian kulit yang terakhir maka dapat diketahui jenis nematoda jantan atau
betina. Nematoda jantan ditandai dengan adanya specula. Sedangkan nematoda
betina mempunyai vulva dan dapat menghasilkan telur yang fertile setelah
mengadakan perkawinan dengan nematoda jantan atau dengan cara
parthenogenesis. Apabila kondisi menguntungkan untuk hidup maka siklus hidup
bisa mencapai 3 – 4 minggu (Semangun,2001).
Pengendalian
nematoda pada tanaman pertanian selama ini dilakukan melalui aplikasi langsung
dari nematisida kimiawi pada tanah. Metode ini telah banyak dikritik karena
fumigasi tanah menyebabkan kontaminasi pada air tanah Polusi air tanah dan
toksisitas yang tinggi dari nematisida kimiawi dan kenyataan bahwa nematisida
ini tidak ekonomis bagi banyak tanaman menyebabkan penghentian pemasaran
beberapa nematisida di negaranegara berkembang (Hal tersebut yang mendorong
berkembangnya perhatian orang pada metode pengendalian alternatif yang aman dan
efisien (Mustika, 2010).
BAB
3. METODOLOGI
3.2
Waktu dan Tempat
Praktikum
Teknik Media Tanam dengan acara “Uji Biologi Nematoda” dilaksanakan pada hari
Sabtu, 28 April 2012 pada pukul 14.00 sampai dengan selesai bertempat di
Laboratorium Hama Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas
Pertanian, Universitas Jember.
3.2
Bahan dan Alat
3.2.1
Bahan
1. Tanaman tomat
2. Media tanam yang teridentifikasi
adanya nematoda
3.2.2
Alat
1. Autoklaf
2. Jarum ose
3. Erlenmeyer
4. Bak pembibitan
5. Timba plastik
6. Mikroskop
3.3 Cara
Kerja
3.3.1 Penanaman Dan Pembuatan Media
1. Memasukkan beberapa maam media tanam yan g telah
tersedia ke dalam timba plastik masing-masing sesuai dengan perlakuan dan
jumlah mahasiswa (kelompok mahasiswa).
2. Menanami masing-masing timba plastik yang berisi
media tanam dengan tanaman indikator (bibit tomat, jagung, benih tembakau, atau
biji kacang gijau) mendengarkan petunjuk asisten juga.
3. Memelihara dengan baik tanaman indikator agar
tidak mati dan setiap hari dilakukan pengamatan dan dihitung jumlah tanaman
yang menunjukkan gejala dan deskripsikan gejala untuk menentukan penyebabnya
(apakah nematoda, jamur , atau bakteri).
4. Menumbuhkan tanaman hingga 28 hari setelah tanam.
3.3.2 Pengamatan
1.
Mengamati gejala yang timbul di atas permukaan
tanah misalnya tanaman layu,menguning,daun melintir dan lain-lain,melakukan
setiap hari.
2.
Mengambil bagian akar tanaman untuk mengamati
adanya nematode dalam tanah (media tanam).kemudian mengamati dengan mikroskop
atau mata telanjang jumlah puru yang terbentuk setiap tanaman.Memotong bagian
akar tanaman sepanjang 1 cm,menimbang sebanyak 1 gram akar kemudian mengamati
di bawah mikroskop untuk menghitung jumlah nematode dalam akar.
3.
Memasukkan data-data yang diperoleh ke dalam
tabel pengamatan kemudian cari kesimpulannya.
4.1 Hasil
Setelah dilakukan praktikum
dan pengamatan acara Uji Biologi Nematoda Dalam Tanah, maka dapat diperoleh
hasil berupa tabel seperti berikut.
Minggu Ke
|
Pot
Perlakuan
|
Parameter Pengamatan
|
||||
Batang
|
Daun
|
Tinggi Tanaman (cm)
|
||||
Bentuk
|
Kondisi
|
Warna
|
Jumlah
|
|||
1
|
1
|
Tegak
|
Keras
|
Hijau
|
30
|
14,4
|
2
|
Tegak
|
Keras
|
Hijau
|
32
|
13,9
|
|
3
|
Tegak
|
Keras
|
Hijau
|
31
|
12,2
|
|
4
|
Tegak
|
Keras
|
Hijau
|
23
|
10,3
|
|
2
|
1
|
Tegak
|
Keras
|
Hijau Bercak Hitam
|
40
|
14,8
|
2
|
Tegak
|
Keras
|
Hijau Bercak Hitam
|
35
|
14
|
|
3
|
Tegak
|
Keras
|
Hijau Bercak Hitam
|
30
|
13,6
|
|
4
|
Tegak
|
Keras
|
Hijau Bercak Hitam
|
30
|
13,8
|
|
3
|
1
|
Layu
|
Lunak
|
Hijau Bercak Hitam
|
43
|
14,8
|
2
|
Layu
|
Lunak
|
Hijau Bercak Hitam
|
40
|
14,1
|
|
3
|
Mati
|
Lunak (Mati)
|
Hitam
|
30
|
13,8
|
|
4
|
Mati
|
Lunak (Mati)
|
Hitam
|
23
|
14,1
|
Minggu ke
|
Pot Perlakuan
|
Gejala
|
|
1
|
1
|
Belum ada gejala serangan nematoda
|
|
2
|
Belum ada gejala serangan nematoda
|
||
3
|
Belum ada gejala serangan nematoda
|
||
4
|
Belum ada gejala serangan nematoda
|
||
2
|
1
|
Beberapa daun mulai muncul bercak hitam dan ujung daunnya sedikit
menguning
|
|
2
|
Ujung daun terlihat melintir, timbul bercak hitam pada daun dan tanaman
sedikit layu
|
||
3
|
Batang keras namun pertumbuhan daun dan tinggi batang lambat,
muncul bercak hitam
|
||
4
|
Beberapa daun mulai
terlihat pucat bahkan kering, dan daun lain terdapat bercak hitam
|
||
3
|
1
|
Tanaman masih hidup, namun terlihat pucat, beberapa daun kering dan
ujungnya melintir
|
|
2
|
Tanaman masih hidup, daun berwarna hijau pucat, batang lunak dan tidak
tumbuh tegak
|
||
3
|
Tanaman mati, batang dan daun kering, roboh dan
akarnya terlihat puru
|
||
4
|
Tanaman mati, batang dan daun kering, roboh dan akarnya terlihat puru
|
Tabel-Tabel Hasil Pengamatan
Uji Biologi Nematoda dalam Tanah
4.2 Pembahasan
Media
tanam mempunyai arti penting bagi tanaman. Dalam mendukung kehidupan tanaman, media
tanam berupa tanah memiliki fungsi untuk memberikan unsur hara, sebagai
media perakaran, menyediakan air dan sebagai tempat penampungan (reservoar) air. Selain mampu
untuk menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup, media tanam tersebut harus
bebas dari hama dan penyakit. Tanaman dapat mengalami gangguan dalam
pertumbuhannya bahkan menjadi mati, hal tersebut bukan dikarenakan kekurangan,
air, nutrisi dan unsur hara namun disebabkan karena adanya patogen,
mikroorganisme yang dapat mengganggu pertumbuahan tanaman.
Mikroorganisme
yang hidup didalam tanah tidak hanya dapat berperan positif bagi media dan
pertumbuhan tanaman, tetapi beberapa mikroorganisme dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman tersebut. Salah satu mikroorganime dalam tanah yang
bersifat patogen adalah nematoda. Nematoda termasuk dalam
kerajaan hewan, dan spesiesnya bersifat parasit pada tumbuhan, berukuran sangat
kecil yaitu antara 300-1000 mikron, panjangnya sampai 4 mm dan lebar 15-35
mikron. Ukuran yang sangat kecil ini menyebabkan hewan ini hanya dapat dilihat
dengan mikroskop. Nematoda adalah
cacing halus yang hidup sebagai saprofit di dalam air dan tanah, atau sebagai
parasit pada tanaman. Ciri khas nematoda parasit adalah adanya stilet
pada mulut sedangkan nematoda non parasit tidak mempunyai stilet.
Pada
praktikum ini dilakukan pengujian biologi nematoda dan patogen yang ada di
dalam tanah dari berbaagai komposisi. Pada praktikum sebelumnya yang menggunakan tanah yang sama, ketika
dilakukan ekstraksi dan pengamatan, terdapat banyak jamur, bakteri dan patogen
serta nematoda. Oleh sebab itu perlu dilakukan praktikum uji keadaan biologi
tanah yang didalamnya terdapat patogen dan nematoda dengan sebuah tanaman
indikator. Tanaman indikator tersebut harus mampu menjadi inang dari nematoda,
sehingga pengamatan uji biologi nematoda dapat dilakukan dengan indikator
tanaman tersebut.
Tanaman
indikator yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanaman tomat. Tanaman ini
dipilih karena nematoda lebih banyak ditemukan menyerang tanaman ini. Selain
itu gejala serangan nematoda yang timbul dari tanaman ini dapat diamati dengan
mudah. Indikator yang digunakan dalam praktikum ini meliputi kondisi batang,
bentuk batang, kondisi daun, warna daun dan tinggi tanaman tomat. Pengamatan
dilakukan selama 21 hari atau sampai minggu ke-3 setelah tanam. Didalam pot-pot
kecil yang sebelumnya telah tersisi oleh berbagai media tanam, bibit tanaman
tomat ditanam dengan perbandingan setiap satu pot ditanami 3 tanaman dan setiap
kelompok melakukan 4 kali ulanngan atau 4 pot kecil. Maka setelah pengamatan
selesai dapat diperoleh beberapa data tentang kondisi tanaman dalam media yang
diduga terdapat nematoda.
Pertumbuhan tanaman pada minggu pertama cukup
baik, tanaman dapat tumbuh normal dan belum terlihat adanya gejala serangan
nematoda. Agar praktikum uji biologi nematoda dalam tanah ini dapat berjalan
lancar, maka perlu dilakukan perawatan tanaman tomat dengan penyiraman.
Nematoda dalam tanah yang lembab dan basah aktivitas hidupnya lebih tinggi
daripada dalam keadaan kering. Pada awal masa tanam dapat dilihat dari tinggi
tanaman yang tiap hari selalu meningkat, namun pada daun tanaman tomat tomat
yang telah ditanam ketika diamati pada hari-hari berikutnya terlihat adanya
gejala serangan nematoda yaitu yang ditandai oleh daun menguning pada bagian-bagian
ujungnya.
Pada minggu pertama belum
terlihat adanya serangan nematoda pada tanaman tomat dari pot perlakuan 1
sampai 4. Tanaman dapat tumbuh dengan baik, dengan penyiraman yang baik jumlah
daun dan tinggi tanaman terus bertambah. Bahkan pada pot 1 tinggi tanaman tomat
mencapai 14,4 cm dan jumlah daunnya 30 dengan kondisi batang keras dan tumbuh
tegak. Hal tersebut dapat dijadikan indikator bahwa belum ada serangan nematoda
pada tanaman tomat. Pada minggu ke-2 beberapa daun mulai
muncul bercak hitam dan ujung daunnya sedikit menguning. Pertumbuhan tinggi
tanaman hanya berselisih sedikit contoh tinggi tanaman pada pot ke-3 hanya
berubah dari 13,9 cm pada minggu pertama dan 14 cm pada minggu ke-2. Beberapa
daun terlihat muncul bercak-bercak yang diikuti oleh melintirnya beberapa daun
tanaman tomat pada pot ke-2. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai indikator
bahwa terdapat patogen yang mengganggu pertumbuhan tanaman. Kemungkinan jika
melihat ciri-ciri yang terlihat pada tanaman ini, yang menyerang tanaman
berasal dari tanah dan merupakan jenis nematoda penyebab puru akar Meloidogyne incognita. Sebelumnya
pada media yang sama telah dilakukan ekstraksi dan diperoleh beberapa nematoda
parasit tanaman.
Pada minggu ke-3
atau minggu terakhir pengamatan diketahui bahwa beberapa tanaman telah mati,
yaitu tanaman pada pot 3 dan 4 sedangkan tanaman tomat pot 1 dan 2 masih dapat
bertahan. Serangan nematoda terlihat saat tanaman dicabut dan diamati akar tiap
tanaman. Perakaran tomat yang mati pada pot 3 dan 4 terlihat adanya puru akar
yang lebih banyak dibandingkan pada pot 1 dan 2. Puru akar tersebut dapat
dijadikan sebagai indikator serangan nematoda. Selain itu terdapat
gejala-gejala lain seperti tanaman layu daun menguning dan melintir,
pertumbuhan tanaman lambat, batang lunak yang diikuti dengan rebahnya tanaman
di tanah.
Gejala yang muncul pada tanaman indikator, jika dilakukan uji
biologi tanah yang diduga terdapat nematoda berdasarkan referensi adalah
tanaman terlihat layu dengan pertumbuhan tanaman terhambat, daun menguning,
daun melintir, akar luka jika jumlahnya banyak maka akar hanya tumbuh pendek
dan terdapat puru di akar tersebut. Berdasarkan praktikum uji biologi nematoda
dalam tanah dengan tanaman indikator tomat setelah dilakukan praktikum dan 21
hari pengamatan, gejala-gejala serangan nematoda tampak menyerang tanaman
tomat. Gejala serangan nematoda pada umumnya terbagi atas dua kelompok yaitu, gejala serangan di atas permukaan tanah dan di bawah permukaan
tanah. gejala-gejala tersebut terjadi antar lain:
A. Gejala serangan di atas permukaan tanah
1.
Pertumbuhan
tidak normal yang diakibatkan oleh luka pada tunas, titik tumbuh dan primordial
bunga.
a.
Tunas mati.
Kadang-kadang serangan nematoda menyebabkan
matinya tunas atau titik tumbuh tanaman, sehingga tanaman tidak dapat
hidup.
b.
Batang
dan daun mengkerut
Serangan nematoda pada titik tumbuh tanaman,
kadang-kadang tidak sampai menyebabkan tanaman mati dan masih memungkinkan
batang, daun, atau struktur lain dapat berkembang. Perkembangan
organ-organ tersebut tidak sempurna sehingga menyebabkan terjadinya pengerutan
atau pemuntiran.
c.
Puru
biji
Biji tanaman rumputan atau biji-bijian yang
terserang Anguina. Setelah bunga terbentuk, nematoda yang telah
tumbuh sempurna mulai masuk dan menyerang pada bagian ini sampai nematoda
dewasa. Di tempat inilah nematoda bekembang biak. Akibatnya
primordial bunga akan membentuk puru yang di dalamnya berisi sejumlah besar
larva nematoda; nematoda ini mampu hidup pada waktu yang cukup lama.
2.
Pertumbuhan
tidak normal sebagai akibat terjadinya luka pada bagian dalam batang dan daun.
a.
Nekrosis
Beberapa jenis nematoda hidup dan makan dalam jaringan batang dan daun, akibatnya terjadi nekrosis
Beberapa jenis nematoda hidup dan makan dalam jaringan batang dan daun, akibatnya terjadi nekrosis
b.
Becak
dan luka daun.
Nematoda
yang menyerang daun, kadang-kadang makan dan merusak parenkim. Nematoda
tersebut masuk melalui stomata.
c.
Puru pada
daun
B. Gejala di bawah permukaan tanah
1. Puru akar
Gejala
ini tampak apabila suatu tanaman terserang nematoda puru akar. Ada
beberapa jenis nematoda yang menyebabkan puru akar, yaitu Naccobus, Ditylenhus
radicicola. Kedua nematoda tersebut membentuk puru pada akar tanaman oat,
barley dan jenis rerumputan lain.
2. Busuk
Nematoda
yang masuk pada tanaman menyebabkan luka. Terjadinya luka ini mula-mula
disebabkan oleh cucukan nematoda, namun kerusakan yang lebih berat yang terjadi
selanjutnya mungkin diakibatkan oleh serangan organisme lain yang masuk sebagai
hama sekunder. Contoh. Gejal busuk oleh Ditylenchus destructor pada umbi
kentang.
3.
Nekrosis
pada permukaan
Nematoda
yang makan akar tanaman dari luar, mungkin akan menyebabkan matinya sel-sel
yang terdapat di permukaan jaringan. Keadaan ini selanjutnya akan
mengakibatkan terjadinya perubahan warna pada bagian tersebut. Apabila
populasi nematoda yang menyerang tinggi dapat menyebabkan matinya sel-sel
epidermis, sehingga akar-akar yang masih muda akan berubah warnanya menjadi
kekuningan sam pai kecoklat-coklatan.
4.
Luka
Gejala
ini terjadi apabila cucukan nematoda menyebabkan terjadinya luka yang berukuran
kecil sampai sedang.
5.
Percabangan
akar yang berlebihan (excessive root branching)
Adanya
serangan nematoda dapat memacu terbentuknya akar-akar kecil di sekitar ujung
akar. Contoh serangan Naccobus, Trichodorus.
6.
Luka
atau kematian ujung akar.
Setelah
nematoda makan pada akar, mengakibatkan ujungnya akan terhenti pertumbuhannya,
demikian pula terhentinya pertumbuhan cabang-cabang akar
Gejala-gejala diatas dapat digunakan
sebagai indikator adanya nematoda pada media tanam tersebut. Media sangat
berperan dalam pertumbuhan suatu tanaman, termasuk tanaman tomat. Namun dengan
adanya nematoda dalam suatu media tanam, maka pertumbuhan tanaman sudah pasti
akan terganggu. Pengendalian nematoda dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti cara bercocok tanam, sanitasi, kimia dan
pengendalian hayati. Pengendalian dengan bercocok tanam melalui pengaturan
waktu tanam yaitu menanam tanaman pada waktu yang tidak sesuai dengan perkembangan
nematoda, membajak tanah agar nematoda yang berada pada lapisan dalam tanah
akan naik kepermukaan tanah sehingga terjadi pengeringan oleh panas matahari,
kelembaban tanah, perbaikan dan komposisi tanah dengan pemupukan. Pengendalian
secara kimia dapat dilakukan dengan penggunaan nematisida fumigan, metil
bromyda, methon sodium dan karbofuran, penanifhas, dan prophus. Pengendalian
secara hayati pelaksanaannya menggunakan mikroorganisme pada nematoda yang
sekarang giat diteliti. Pengendalian hayati dilakukan dengan menggunakan
parasit atau predator pada telur, larva atau nematoda dewasa agar dapat menekan
populasi nematoda. Pengendalian hayati terhadap patogen tanaman umumnya terjadi
mekanisme secara antagonis. Antagonis yaitu peristiwa dimana organisme yang
satu menghambat perkembangan dan pertumbuhan organisme yang lain, hal ini dapat
terjadi dengan beberapa cara seperti kompetisi, antibiosis, dan parasitisme.
Dalam hal ini dapat terjadi persaingan dan perebutan ruang, makannan (nutrisi),
oksigen dan pembentukan toksin.
Pada
praktikum uji biologi nematoda dalam tanah hal yang perlu diperhatikan adalah
pengamatan dan perawatan. Aspek tersebut sangat mempengaruhi dalam keakuratan
data uji biologi. Selain dilakukan pengamatan, perawatan teratur juga perlu
dilakukan meskipun hanya sebatas penyiraman. Karena pada minggu pertama saat
tidak dilakukan penyiraman tanaman terlihat layu. Namun, Hal ini hanya
dikarenakan tanaman tersebut kekurangan air. Tanaman tersebut diketahui mengalami
kekeringan dan daun menguning pada bagian ujung daun dikarenakan ketika tanaman
tersebut mulai disiram lagi, maka keesokan harinya tanaman tersebut menjadi sehat
kembali. Oleh karena iu perawatan sangat dibutuhkan dalam praktikum uji biologi
karena media tanam yang digunakan jumlahnya terbatas dan diindikasikan terdapat
mikroorganime patogen dalam media tanam terebut.
BAB 5. PENUTUP
Berdasarkan data praktikum
acara uji biologi nematoda dan patogen dalam tanah dapat diperoleh kesimpulan
bahwa media tanam yang baik adalah media
tanam yang bebas dari hama dan patogen. Patogen
dapat berupa jenis tumbuhan maupun hewan parasitik, salah satunya adalah
nematoda. Nematoda merupakan parasit tanaman yang dapat menyebabkan puru pada akar tanaman dan
beberapa gejala penyakit lain. Gejala yang ditimbulkan akibat serangan nematoda
adalah tanaman layu, pertumbuhan tanaman terhambat, dan menguning, daun
melintir, timbul puru akar dan serangan berat dapat menyebabkan tanaman mati.
DAFTAR PUSTAKA
Heroetadji,
R.H. 1998. Ilmu Media Tanam. Malang :
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Irfandri. 1999. Pengaruh Lama Penggenangan Terhadap Perkembangbiakan
Nematoda Bengkak Akar (Meloidogyne spp) pada Tanaman Tomat. Jurnal Natur
Indonesia. Vol.11(1): 75-78.
Mustika,
Ika. 2010. Konsepsi dan Strategi
Pengendalian Nematoda Parasit Tanaman di Indonesia. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian. Vol.3 (2) : 81-82.
Rahmita,Dewi, dkk. 2007. Kerapatan dan Biodiversitas Nematoda Tanah
Gambut di Kecamatan Gambut, Kabupaten banjar, Kalimantan Selatan. Jurnal Bioscientiae. Vol.4(2):
85-86.
Semangun,
Haryono. 2001. Pengantar Ilmu Penyakit
Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Swibawa, I Gede. 2000. Pengaruh Infestasi Nematoda Pratylenchus
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Nenas (Ananas comosus (L.)). Jurnal
Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika 1 (1) : 25-26.
No Response to "LAPORAN UJI BIOLOGI NEMATODA DAN PATOGEN DALAM TANAH"
Posting Komentar